31.7 C
Yogyakarta
Kamis, 26 Juni 2025
BerandaArtikelMubaligh Hijrah KABARAT: Ngamumule Dakwah, Ngabentuk Karakter Islam di Tengah Karagaman

Mubaligh Hijrah KABARAT: Ngamumule Dakwah, Ngabentuk Karakter Islam di Tengah Karagaman

Organisasi Daerah (OrDa) Keluarga Besar Jawa Bagian Barat Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta (KABARAT) mempunyai program kegiatan Mubaligh Hijrah di setiap tahunnya.

Menyongsong bulan penuh berkah dengan kegiatan Mubaligh Hijrah.  Menyambut sekaligus menghadapi bulan Ramadhan khususnya para santri Muallimin melaksakan program perkaderan berupa Mubaligh Hijrah. Lantas, apa itu Mubaligh Hijrah? Mubaligh Hijrah diambil dari kata Mubaligh yang artinya adalah orang yang menyampaikan dan  Hijrah yang artinya berpindah. Jadi, Mubaligh Hijrah bisa diartikan sebagai “pendakwah yang berpindah sementara untuk menyampaikan ajaran Islam”.

Pemberangkatan

Pada Kamis malam, 27 Februari, para peserta Mubaligh Hijrah berkumpul di Stasiun Lempuyangan dan berangkat menuju Stasiun Kiaracondong (Bandung), pada pukul 12 malam. Di dalam kereta, kami berdesakan karena ramainya penumpang pada malam itu. Beruntung, kondisi ini tidak berlangsung lama, karena menjelang pagi kereta mulai sepi seiring turunnya sebagian penumpang di stasiun-stasiun sebelumnya. Sesampainya di Stasiun Kiaracondong pada Jumat pagi pukul 07.30, kami menunggu jemputan ke lokasi penerjunan Mubaligh Hijrah sambil bersantai di sebuah warung.

Pukul 09.00, jemputan akhirnya tiba, dan kami segera berangkat menuju lokasi penerjunan di Kecamatan Kertasari menggunakan angkot sebagai kendaraan alternatif. Di dalam angkot, kami kembali berdesakan karena banyaknya barang bawaan serta 13 orang penumpang, termasuk sopir dan kernet. Kami bertahan dalam kondisi tersebut selama dua jam hingga akhirnya tiba di lokasi penerjunan pada pukul 11.00 siang. Sesampainya di sana, kami segera menaruh barang bawaan di tempat yang akan menjadi tempat tinggal selama 20 hari ke depan.

Edisi MH KABARAT tahun 1446 H ini diadakan di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi daerah Kertasari ini terletak di daerah dataran tinggi yang membuat badan kami menggigil sehari-hari, dikarenakan cuacanya yang kerap menyentuh kisaran angka belasan derajat Celcius. Ketika audiensi pertama kali secara daring dengan PDM awalnya kami akan ditempatkan di daerah kota (Ciparay), namun melihat keadaan Kertasari pasca gempa yang mengguncang September tahun lalu, merubah pikiran mereka untuk menempatkan kami di sana.

Waktunya berlangsung dari tanggal 28 Februari-20 Maret 2025. Bekerja sama dengan AMM Kertasari, PCM Kertasari, PCA Kertasari, dan PDM Kabupaten Bandung yang turut membantu selama berlangsungnya acara kegiatan ini.

Tema yang diangkat ialah “Aktualisasi Nilai Dakwah di Era Digital, Ciptakan Karakter Islam Secara Nyata di Tengah Keragaman Masyarakat”. Saudara Muhammad Abrar Yujza Tasnim, pada saat pembukaan mengatakan “Jabaran daripada tema ini adalah aktualisasi ini bertujuan untuk mewujudkan karakter Islam yang nyata, mencerminkan sikap mahmudah. Harapannya, nilai-nilai tersebut tidak hanya dipahami, tetapi juga diamalkan dan diterima dengan baik oleh masyarakat”.

Dalam kegiatan Mubaligh Hijrah kali ini, kami mengadakan berbagai acara, diantaranya:

Tabligh Akbar, Mengadakan pengajian menjelang berbuka kepada masyarakat yang dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Tabligh Akbar yang diisi oleh Dr. Cecep Taufiqurrahman, M.A, beliau adalah seorang alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan sekarang menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Bandung.

Takjil On The Road, dalam rangka membagi keberkahan di bulan Ramadan yang dipenuhi banyak kemuliaan, kami peserta MHO KABARAT menyelenggarakan acara berbagi yang bertajuk ‘Takjil On The Road’. Acara ini bertujuan untuk memberikan makanan ringan kepada pejalan kaki serta pengendara yang melintas di pinggir jalan.

Ramadan Festival, kegiatan Lomba-lomba yang kami adakan bekerja sama dengan AMM guna meningkatkan kreativitas serta mengasah soft & hard skill siswa/siswi yang terdiri dari jenjang SD hingga SMP.

Gotong Royong, berupa kegiatan bersih-bersih jalan, baik di jalan besar maupun di gang-gang sempit. Bersama teman-teman AMM kami memungut sampah dan mencabuti rumput liar.

Dongeng Cerita Islami (DOREMI), Doremi (Dongeng cerita islami) merupakan rangkaian acara dengan bentuk kegiatan mendengarkan cerita islami dari pemateri. dengan harapan para peserta dapat menambah wawasan tentang keislaman lewat cerita yang asik dengan cara yang menarik. Pemateri yang kami undang ialah kak Igo yang membawakan dongeng lewat bonekanya serta petikan dan genjrengan gitar yang diiringi lantunan lagu islami anak kecil.

Bakti Sosial, kegiatan terakhir yang kami adakan sebelum pulang adalah membagikan paket sembako berupa kebutuhan pokok sehari-hari kepada 50 kepala keluarga yang membutuhkan di desa Cibeureum. Kegiatan ini bekerja sama dengan LAZISMU Wilayah Jawa Barat.

Kegiatan Amaliyah Ramadan

Kegiatan belajar mengajar TPA mencakup kelas TK-SMP yang berlangsung di dua tempat, yaitu Ath-Thohiriyyah dan Al-Hikmah. Di sini, kami mengajar anak-anak mengaji serta memberikan materi pembelajaran ISMUBA. Jam belajar dimulai dari setengah 2 siang sampai setengah 5 sore.

 Setiap orang dari kami memiliki tanggung jawab atas setiap mapelnya, menyesuaikan dengan tingkatannya, hal ini membuat kami merasa sebagai guru pengajar. Anak-anak TPA selalu menunjukkan euforia semangat belajar karena bersama kami, mereka tidak hanya belajar tetapi juga bermain. setelah pelajaran selesai, mereka juga menerima bingkisan jajanan yang dibagikan oleh teman-teman dari AMM Kertasari.

Kegiatan Harian

Pasti penasaran, kan, Sobat Kweeknews, apa saja sih kegiatan keseharian kami?

 Bangun sahur, sudah jelas menjadi rutinitas, sebagai bentuk penghormatan kepada sang tuan rumah yang sudah menyiapkan hidangan di pagi buta. Ba’da Subuh kami melaksanakan tadarusan secara mandiri di masjid, sekaligus menemani anak-anak mengaji dengan fokus pada tahsin, tajwid, dan tahfiz mereka. Ba’da Dzuhur kami mengajar anak-anak dalam kegiatan Amaliyah Ramadhan hingga sore hari. Menjelang waktu berbuka, kami Ngabuburit bersama ke pasar Desa Cibeureum, membeli takjil atau tambahan lauk untuk berbuka yang tak jauh dari tempat kami tinggal. Ba’da Isya beberapa dari kami berpencar untuk melaksanakan amanah dari beberapa DKM masjid dan musala di sekitar, yang mencakup enam tempat. Tugas yang kami emban antara lain menyampaikan kultum serta menjadi imam salat Tarawih.

Cerita Lain Yang Tak Terduga

Sengaja kami pisahkan kepada Sobat Kweeknews untuk bagian ini.

Rangkaian kegiatan MH-nya telah selesai, tapi berdakwah ditempat masing-masing takkan pernah usai. Banyak pembelajaran dan kenangan yang tak terlupakan bagi teman-teman KABARAT dari edisi MH kali ini. Halnya dalam ibadah, bagian fikih, jikalau masbuk maka salah satu jemaah harus menjadi imam dan yang lainnya agak sedikit mundur ke belakang pasca imam di depan salam, azan Subuh tidak mengumandangkan As-shalatu khairun minan-naum, dan iqamah takbirnya tunggal atau tidak ganda. Pagi buta beberapa dari kami selimutan layaknya kepompong, badan menggigil tak kuat menahan dingin. Jalan-jalan di kebun sayur dan Teh sembari menikmati matahari pagi yang muncul dari Timur, jikalau alam berpihak kepada kami, ada bonus indah berupa lautan awan yang menyelimuti perbukitan. MaBar game bersama anak TPA dan sesekali PS-an menjadikan hubungan kami yang kian erat, di situlah pendekatan intelektual dan emosional di praktekan. Kuota habis, bisa kami dapatkan di balai desa sinyal gratis. Menembus dinginnya malam demi sinyal malahan membawa sial, saya selaku penulis bersama rekan-rekan pernah terkunci oleh tuan rumah karena kemalaman, terpaksa atau tidak Itikaf di masjid adalah jalan ninja yang kami lakukan. Sesekali sahur di rumah tetangga, mendapatkan cerita dari korban gempa, ditambah relasi dari keluarga anak-anak TPA.

Kesan dan Pesan

Sebelum kepulangan kami, kami sempat berbincang dengan Pak Usep, tokoh masyarakat sekaligus DKM Masjid Ath-Thohiriyyah. Beliau memberikan nasihat berharga kepada kami untuk terus belajar tanpa henti. Dalam perbincangan itu, Pak Usep juga mengungkapkan kesedihannya karena kami akan segera meninggalkan tempat ini. Selama berada di sana, kami sering menggantikan tugas beliau sebagai DKM masjid, sehingga kehadiran kami menjadi begitu berarti baginya. Sebagai bentuk doa dan harapan, beliau mendoakan agar kami semua senantiasa sukses di masa depan.

Kepulangan

Setelah menerima nasihat dari Pak Usep pada sore hari, kami tak lupa mengabadikan momen bersama. Kami berfoto dengan anak-anak TPA, teman-teman AMM, serta jemaah dari masjid dan musala sekitar yang telah menemani kami selama 20 hari terakhir.

Kami pun bersiap menaiki angkot dari Kertasari menuju kota, membawa jinjingan berisi hasil panen sayur dari warga sekitar. Perjalanan selama dua jam membawa kami ke daerah Margahayu dan Antapani. Di sana, kami singgah di rumah salah seorang teman yang lokasinya berdekatan dengan Stasiun Kiaracondong. Tempat ini menjadi titik transit bagi beberapa kawan dari Mu’allimin dan Mu’allimat yang akan melanjutkan perjalanan pulang menggunakan kereta api.

Oleh: Idan Akhmad Syahidan
Editor: Khalish Zeinadin
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -