24.5 C
Yogyakarta
Sabtu, 18 Januari 2025
BerandaKabarSosial Advokasi IPM Muallimin: Jangan Pernah Lupakan Sejarah

Sosial Advokasi IPM Muallimin: Jangan Pernah Lupakan Sejarah

Lembaga Pers Mu’allimin — Selasa, 1 Oktober 2024, di masjid Hajah Yuliana Kampus Terpadu Sedayu Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Bidang Sosial Advokasi PR IPM Muallimin mengadakan acara nonton bareng film pengkhianatan G30S PKI.

Film yang disutradarai dan ditulis oleh Arifin C. Noer dan diproduksi pada 1984 ini cukup legendaris dan kerap diputar setiap tahun di berbagai tempat di seluruh Indonesia tidak terkecuali Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Meskipun film ini dianggap film propaganda dan berpotensi menimbulkan persepsi sejarah yang bias, namun urgensi diadakannya acara ini lebih kepada meningkatkan kesadaran sejarah terutama untuk kader tingkat 2. Apalagi tanggal diadakannya nonton bareng ini bertepatan dengan hari kesaktian Pancasila pada 1 Oktober 2024.

Acara berlangsung kondusif dengan antusiasme yang cukup tinggi, dimulai pada pukul 20.00 bada isya, sepanjang film diputar kader tingkat 2 menunjukkan reaksi yang beragam mulai dari yang serius memperhatikan hingga ada yang terkantuk-kantuk. Wajar, belum semua bisa mencerna alur dari film tersebut. Karena durasi film yang panjang pemutaran dihentikan ketika jam sudah menunjukkan pukul 22.00.

Hal serupa tidak hanya di kampus terpadu, akan tetapi kampus induk pun demikian. Di hari yang sama, hari selasa (1/10/2024) diadakan kegiatan Sarasehan untuk mengenang peristiwa kelam Republik Indonesia, sejarah G30SPKI. Sarasehan ini layaknya seminar, dengan pemateri legend yang sangat dalam ilmunya dalam sejarah PKI, Ustadz Eko Prasetyo.

Dengan membahana ustadz Eko menjelaskan kepada seluruh peserta yang terdiri dari kelas 1 tsanawiyah akan sejarah kelam ini. Beliau menjelaskan dengan singkat akan peristiwa kelam ini, mulai dari ideologi PKI, pergerakan yang bersifat revolusi yang dilakukan PKI, bahkan kekejaman PKI dalam mengeksekusi pihak yang menentang ideologinya. Bentuk eksekusi dijelaskan dengan detail oleh Ustadz Eko mulai dari lubang buaya, lubang babi, penyiksaan di Madiun, dan penyiksaan lainnya yang sangat keji dan tidak bermoral.

Walaupun singkat, tapi beliau menjelaskan dengan begitu rinci, dan menggunakan bahasa yang sangat mudah untuk dipahami. Membahana beliau dalam menjelaskan, membuat para peserta semakin semangat dan fokus memperhatikan.

Di sela-sela beliau mengisi, Ustadz Eko menyampaikan bahwa sampai meninggal beliau tidak akan pernah berhenti memberi tahu keganasan PKI. Ustadz Eko tidak ingin peristiwa kelam itu terulang kembali. Memang PKI sudah dilarang di Indonesia, tapi ideologi PKI pasti akan ada.

Ideologi PKI itulah yang perlu kita lawan. Jangan sampai ideologi PKI ini mengganti posisi demokrasi anti anarkis di Indonesia. Tugas kita sebagai pelajar hanyalah mempersiapkan diri dengan tekun belajar. Mempelajari sejarah untuk dijadikan pelajaran agar peristiwa kelam serupa tidak terulang.

Penulis: Tangguh Yodha Arzugadi dan Mazaya Abdillah Iskandar
Editor: Mazaya Abdillah Iskandar
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

106FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -