27.3 C
Yogyakarta
Senin, 17 Maret 2025
BerandaArtikelAda Plastik di Tubuh Kita, Solusi Sabun dari Minyak Jelantah.

Ada Plastik di Tubuh Kita, Solusi Sabun dari Minyak Jelantah.

Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Saat ini, gaya hidup ramah lingkungan atau Eco Lifestyle menjadi salah satu topik hangat yang terus digalakkan di seluruh dunia. Salah satu alasan utamanya adalah dampak buruk sampah yang semakin mengkhawatirkan.

Di Indonesia sendiri, kasus penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) sudah mencapai titik kritis. TPA Piyungan yang terletak di Kec. Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta contohnya, meski sudah overload sejak 2012, namun TPA Piyungan tetap dipaksa beroperasi. TPA Leuwigajah di Cimahi, Jawa Barat juga menjadi contoh nyata bahwa isu sampah perlu kita galakkan kembali.

Tubuh Manusia Mengandung Plastik

Tahukah anda? Bahwa tubuh manusia modern saat ini mengandung plastik. Riset menemukan, rata-rata 20 potongan mikroplastik di dalam 10 gram kotoran manusia. Hal ini dapat terjadi karena asupan yang masuk dalam tubuh kita. Manusia modern seringkali mengonsumsi makanan-makanan cepat saji yang kemas menggunakan plastik, dalam kondisi tertentu mikroplastik secara tidak sadar dapat tercampur dalam makanan yang kita konsumsi. Riset juga dilakukan pada ikan yang kita konsumsi, ikan-ikan di laut dan di sungai ternyata juga telah tercemar oleh limbah mikroplastik karena ulah manusia sendiri.

Fenomena ini juga diperlihatkan dalam film dokumenter Pulau Plastik, menunjukkan bahwa sampah plastik dan limbah lainnya meresap ke dalam rantai makanan, dan dapat membahayakan ekosistem bumi.

Mengapa Gaya Hidup Ramah Lingkungan Itu Penting?

Kita sebagai manusia memiliki peran besar dalam upaya penyelamatan bumi. Dalam konteks ini, kita tidak hanya dituntut untuk menjadi konsumen yang bijak, tetapi juga untuk berkontribusi dalam proses daur ulang dan pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Semua ini telah sesuai dengan apa yang sering kita dengar dan gaungkan para aktivis lingkungan, tetapi nampaknya kesadaran kita masih belum tumbuh.

Demi menjamin keberlangsungan hidup generasi mendatang, kita perlu berinvestasi dengan mengubah kebiasaan konsumtif menjadi lebih bertanggung jawab. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan berpartisipasi dalam pengolahan sampah dan mengurangi limbah yang dihasilkan.

Jenis Sampah dan Piramida Pengolahan Sampah

Menurut data, Indonesia merupakan penyumbang terbesar sampah plastik dan makanan di Asia Tenggara, tercatat per-tahunnya menyumbang kurang lebih 15 juta Ton sampah sisa makanan. Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua. Oleh karena itu, perlu sistem pengolahan sampah yang efektif.

Salah satu cara pengelolaan sampah yang bisa diterapkan adalah mengikuti prinsip piramida pengolahan sampah, yaitu:

  1. Use What You Have – Maksimalkan barang yang sudah dimiliki.
  2. Borrow – Hindari membeli barang baru jika tidak terlalu dibutuhkan.
  3. Swap – Berbagi atau menukarkan barang dapat mengurangi pembelian barang baru.
  4. Thrift – Belanja barang bekas sebagai alternatif.
  5. Make – Membuat barang sendiri dari bahan yang ada.
  6. Buy – Membeli hanya ketika benar-benar diperlukan.

Dalam workshop “Teman KIR” yang diadakan di kampus induk madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Mbak Fatimatuz Zahrati selaku pemateri menyampaikan metodenya dalam mengatasi isu sampah yang sedang terjadi, yaitu dengan Tiga “AH”

Mengelola sampah tidak hanya sebatas memisahkannya, tetapi juga mengolahnya dengan bijak. Konsep 3 “AH” – Cegah, Pilah, dan Olah – dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Cegah: Hindari penggunaan barang sekali pakai dan kurangi konsumsi plastik.
  2. Pilah: Pisahkan sampah sesuai jenisnya, seperti organik, anorganik, dan B3 (berbahaya dan beracun).
  3. Olah: Olah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat, misalnya dengan mendaur ulang atau mengubahnya menjadi produk baru.

Bahaya Minyak Jelantah dan Cara Mengolahnya Menjadi Sabun

Salah satu jenis limbah yang sering diabaikan adalah minyak jelantah. Minyak yang sudah digunakan untuk memasak ini mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyumbat saluran air, mengurangi kesuburan tanah, bahkan mengancam biota laut. Oleh karena itu, penting untuk mengolahnya dengan cara yang tepat. Salah satu solusi ramah lingkungan yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah minyak jelantah menjadi sabun. Berikut adalah cara pembuatan sabun dari minyak jelantah:

Bahan-Bahan:

  • 100 gr minyak jelantah
  • 14,9 gr soda api
  • 38 gr aquadest
  • Masker dan sarung tangan untuk keamanan
  • Cetakan sabun
  • Hand blender
  • Tempat non-aluminium untuk mencampur bahan

    Langkah Pembuatan:
  1. Netralkan Minyak Jelantah: Gunakan arang aktif untuk menetralkan minyak jelantah selama 1×24 jam.
  2. Campurkan Soda Api dengan Air: Masukkan soda api ke dalam air (jangan sebaliknya) dan tunggu hingga suhu air normal.
  3. Pencampuran: Masukkan minyak jelantah ke dalam campuran air dan soda api. Aduk selama 10-15 menit menggunakan hand blender hingga campuran mengental.
  4. Cetak Sabun: Setelah mengental, tuang campuran ke dalam cetakan sabun dan biarkan hingga mengeras.

Untuk menghitung takaran bahan dengan lebih presisi, anda bisa menghitungnya di www.soapcalc.net.

Manfaat Sabun Minyak Jelantah:

  1. Mengurangi Limbah Minyak Jelantah: Mengolah minyak jelantah menjadi sabun membantu mengurangi pencemaran lingkungan.
  2. Efektif Menghilangkan Noda: Sabun dari minyak jelantah dapat digunakan untuk mencuci tangan, kaki, piring, motor, atau benda lain (disarankan tidak unruk tubuh).
  3. Ramah Lingkungan: Dengan membuat sabun sendiri, kita mengurangi ketergantungan pada produk kimia komersial yang banyak mengandung bahan berbahaya.

Mencegah Sebelum Mengobati

Sebagai masyarakat yang peduli dengan kelestarian bumi, kita perlu membiasakan diri untuk lebih bijak dalam mengelola sampah dan memanfaatkan kembali barang yang ada. Seperti yang dikatan Mbak Fatimatuz Zahrati dalam workshopnya “Manifesting kebaikan dimulai dari kebiasaan yang baik,” ujarnya. Kalau bukan kita sebagai agen perubahan, lantas siapa lagi?

Oleh: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -