Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Tak cerah juga tak mendung, dengan hembusan angin segar yang menemani pagi Jumat kala itu. Para remaja mulai berdatangan ke sebuah bangunan yang telah berdiri lebih dari satu abad. Balutan pakaian biru tosca muda, serta jas hijau yang menjadi identitas utama mereka sebagai panitia.
Yup, kolaborasi dua organisasi santri antara Mu’allimin Scientific Community (MSC) dengan Karya Ilmiah Remaja Association of Scientific Generation at Mu’allimaat (KIR ASGAMA) kembali hadir dalam acara Teman KIR. Menariknya, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang menjadi tuan rumah pada acara Teman KIR kali ini.
Pra-acara
Jumat (24/01), ketika waktu menunjukkan pukul 7.30 WIB, para tamu undangan mulai berdatangan ke tempat acara Teman KIR, yakni di Aula Bawah Madrasah Mu’allimin. Para panitia pun menyambut mereka dengan begitu ramah.
Kurang lebih 30 peserta yang menjadi tamu undangan turut hadir dan memeriahkan acara Teman KIR ini. Rata-rata mereka datang dari perwakilan organisasi maupun komunitas Karya Ilmiah Remaja (KIR) di seluruh SMA Jogja.
Seperti Teladan Science Club SMAN 1 Yogyakarta, KIR SMAN 1 Sedayu, KIR LIBA MAN 1 Yogyakarta, KIR SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, KIR SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, KIR SMAN 2 Yogyakarta, dan seluruh perwakilan organisasi santri Mu’allimin dan Mu’allimaat.
Acara
Tepat pukul 7.45 WIB, acara pun dimulai. Dua orang yang bertugas sebagai MC, memandu jalannya acara ini dengan begitu antusias. Tak lupa, merdunya lantunan ayat suci Al-Qur’an, membuat suasana menjadi lebih syahdu. Serta, lagu Indonesia Raya yang berkumandang dengan tegas dari para peserta menjadikan suasana lebih meriah.
Kemudian, acara pun berlanjut pada sambutan Ketua Acara Teman KIR, yakni Wildan Rasyada. Dengan membawakan tema, “Segelintir Aksi Bentuk Peduli Bumi agar Abadi”, ia menjelaskan.
“Sebagai remaja, seharusnya kita bisa peduli dengan keadaan bumi saat ini, salah satu caranya dengan memanfaatkan minyak jelantah, dengan menjadikannya sabun. Daripada kita membuangnya ke laut yang menyebabkan kerusakan pada ekosistem laut, lebih baik kita manfaatkan dengan membuat sabun. Dari situ kita bisa menghasilkan cuan juga,” ujar Wildan.
Lalu, masuklah pada acara inti. Yakni, pemberian materi, dengan menghadirkan Fatimatuz Zahrati sebagai pemateri pada acara kali ini. Beliau menjelaskan mengenai pemanfaatan minyak jelantah dan cara mengolahnya menjadi sabun.
Pasca selesainya materi, acara pun berlanjut pada sesi Praktik Pembuatan Sabun dan Pembuatan Kenang-Kenangan. Pada sesi ini, terdapat 6 kelompok yang terdiri dari para 5 sampai 6 peserta, serta panitia sebagai fasilitator. Tak hanya itu, terdapat 2 orang panitia yang mengarahkan cara pembuatan sabun dari minyak jelantah tersebut.
Lalu, acara pun berlanjut pada sesi foto bersama, dan kemudian acara Teman KIR pun ditutup oleh MC.
Kesan Acara
Selepas berakhirnya acara. Nabila Alya Mukhbita, selaku salah satu panitia dari KIR ASGAMA memberikan komentarnya pada acara Teman KIR tersebut.
“Seru banget sih acaranya, dari pematerinya asik, pesertanya juga excited dalam mengikuti kegiatan, meski ada beberapa kesalahan selama acara berlangsung, tapi masih bisa kita atasi. Peserta juga mudah akrab satu sama lain walaupun beda sekolah, jadi membuat relasi mereka juga tambah banyak,” ujarnya.
“Dari kita juga mengundang perwakilan organisasi dari Mu’allimin dan Mu’allimaat yang non-KIR. Sehingga mereka dapat merasakan sekaligus mengetahui pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun secara merata. Di akhir sesi, para peserta juga mendapatkan sabun gratis dan cangkir lucu yang sudah mereka kreasikan,” tambahnya.
Lalu bagaimana cara membuat sabun dari minyak jelantah? Kepoin artikel selanjutnya.
Oleh: Khalish Zeinadin
Fotografer: Khalish Zeinadin
Editor: Khalish Zeinadin
