25.9 C
Yogyakarta
Selasa, 8 Juli 2025
BerandaKabarTradisi Unik Masyarakat Yogyakarta dalam Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad

Tradisi Unik Masyarakat Yogyakarta dalam Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad

Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Grebeg Maulud ialah tradisi merayakan lahirnya pahlawan reformasi bagi umat Islam sekaligus nabi yang menjadi penyempurna dari seluruh ajaran yang telah hadir di muka bumi sebelum Islam yaitu Nabi Muhammad saw., yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Yap, tradisi perayaan yang turun-temurun ini sudah ada sejak Walisongo masa Kerajaan Demak menyebarkan Islam di pulau Jawa hingga sekarang.

Tradisi yang dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiulawal 1446 H bertepatan tanggal 16 September 2024 M ternyata cukup menarik, karena dimulai dengan parade atau arak-arakan yang dikawal oleh prajurit keraton dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman dan Pura Pakualaman, gunungan ini ternyata merupakan sedekah raja untuk rakyatnya. Selain mengawal arak-arakan para prajurit juga ditugaskan untuk mengawal perwakilan keluarga sultan yang biasanya merupakan menantu sultan. Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap lahirnya Nabi Muhammad saw. ke dunia sebagai pembawa ajaran agama yang rahmatan lil ‘alamin. A

ntusiasme masyarakat terhadap acara ini ternyata begitu luar biasa, karena tidak hanya masyarakat dari dalam Jogja saja yang ikut serta, tetapi juga ada yang dari luar daerah, hal itu cukup menyulitkan pihak kepolisian dan TNI sekaligus para panitia yang berusaha mengatur para pengunjung supaya tetap tenang.

Grebeg Maulud kali ini cukup berbeda dimana prosesi Grebeg Maulud biasanya menggunakan format ceremonial dengan peleton-peleton prajurit dan gunungan akan diletakkan di pelataran Masjid Gedhe dan diperebutkan oleh masyarakat. Berbeda pada tahun sebelumnya, di tahun ini, tidak ada format ceremonial. Para prajurit membawa gunungan ke pelataran dan langsung membagikannya dengan melempar ke arah masyarakat.

Namun, pada sisi utara, terjadi sedikit kerusuhan dimana masyarakat merangsek maju menerobos garis batas yang ditentukan. Grebeg Maulud kali ini dirasa kurang dibandingkan dengan yang sebelumnya dimana tidak ada ceremonial dan masyarakat yang seharusnya tertib menunggu gunungan dibagikan justru malah membuat kerusuhan dan maju melebihi batas yang ditentukan. Tak heran, beberapa masyarakat terkena dampak buruk (sepengamatan saya terdapat seorang ibu-ibu yang tersikut mukanya sehingga menimbulkan luka memar). Meskipun ada sedikit kelalaian, acara tetap berjalan dengan lancar.

Oleh: Rizal Hassya Setyawan
Editor: Khalish Zeinadin
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -