Lembaga Pers Mu’allimin, Sedayu –Sebagai seorang kader tingkat 1 Madrasah Mu’allimin, sudah selayaknya mempunyai jiwa ksatria yang tangguh. Seorang kader tidak boleh lembek dan lemah, harus mempunyai mental yang tangguh dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Tapak Suci Mu’allimin unit 009 sebagai organisasi santri yang berfokus pada bela diri Tapak Suci hadir menjawab persoalan itu. TS Mu’allimin unit 009 mempunyai misi untuk membentuk kader yang kuat fisik, mental, dan tentunya iman. Salah satu ungkapan yang sering digaungkan ialah, “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.” Hal itu menjadi bukti keseriusan Tapak Suci untuk mendidik kadernya.
Maka dari itu, sebagai perwujudan misi Tapak Suci Mu’allimin unit 009, diadakanlah Ujian Kenaikan Tingkat 1 bagi kader kelas 1 Tsanawiyah. UKT ini sebagai ajang kenaikan tingkat yang semula hanya bersabuk kuning, kini mempunyai tambahan ornamen berupa melati 1. Melati 1 mempunyai simbol bahwa para kader sudah mempunyai bekal berupa wawasan dasar dan jurus dasar Tapak Suci.
UKT Melati 1 ini dimulai dari ujian tertulis. Di dalamnya terdapat beberapa soal tentang pengetahuan dasar mengenai Islam, Kemuhammadiyahan, dan Ke-Tapak Suci-an. Walaupun terdengar mudah, terlihat banyak kader tingkat 1 yang kesusahan dalam menjawab soal pilihan ganda.
Setelah ujian tertulis, ujian utamanya ialah ujian praktek jurus dasar Tapak Suci. Selama kurang lebih 2 semester, para kader tingkat 1 diajarkan mengenai jurus dasar, tibalah saatnya untuk membuktikan keterampilan mereka. Di ruang kelas SMK Muhammadiyah Kalibawang, mereka bersusah payah memeragakan semua jurus yang sudah diajarkan. Beberapa kesusahan, beberapa lagi merasa mudah. Dengan itu, mereka dinilai berdasarkan kepiawaiannya.
Tapi, bukan Mu’allimin namanya jika hanya mengikuti format yang ada. Seperti tradisi sedari dulu, yang namanya UKT Melati 1, pasti ada yang namanya long march. Mereka berjalan di pinggir jalan berbekal tongkat bambu panjang. Ancaman klitih mengarah kepada mereka, namun syukur, hal itu tak ada. Tak sedikit mereka mengeluh dan merasa menyerah, namun itu tak menjadi masalah. Mereka melewati banyak pos: Keislaman, Kemuhammadiyahan, Ke-Mu’alliminan, Ke-Tapak Suci-an, pos fisik, dan pos mental. Berbekal tekad yang kuat, mereka berhasil melewati semua kewajiban, walau dengan badan lelah dan wajah lesu, menjadikan mereka resmi menyandang gelar Melati 1.
Tapak Suci Mu’allimin punya harapan besar bagi kader tingkat 1. Mereka tak ingin para kader tingkat 1 memiliki jiwa yang lemah, harus kuat bagai baja. Dengan ini, Tapak Suci Mu’allimin telah resmi menempa jiwa kader tingkat 1 menjadi lebih kuat. Harapan tersampaikan, hanya tinggal realisasi yang dibutuhkan.
Oleh : Danu Rahman W Editor : Bianveneida Madiva Khanza