25.5 C
Yogyakarta
Senin, 17 Maret 2025
BerandaArtikelStop Normalisasi Meme Kaum Pelangi

Stop Normalisasi Meme Kaum Pelangi

Saat ini, kita mempunyai kemudahan dalam mengakses apa pun. Kita dapat mengakses berbagai macam hal, entah mulai dari konten hiburan, musik yang kita sukai dan hal-hal yang kita minati. Kali ini, saya akan membahas tentang salah satu jokes yang cukup dikenal dan disukai oleh beberapa kalangan orang, yaitu jomok.

Pengertian jomok

Kata “jomok” merupakan singkatan dari kata “jokes” dan “homok”. “Jokes” dalam bahasa Inggris berarti lelucon atau guyonan, sedangkan “homok” berasal dari kata “homo” yang merujuk pada pria yang tertarik pada sesama jenis. Jomok merupakan ungkapan lucu yang dibuat oleh salah satu grup di platform Facebook yang bernama grup Sungut Lele. Meme jomok sendiri biasanya dikenal dengan menunjukkan orang kulit hitam.

Awal mula terciptanya jokes ini terjadi karena sekumpulan orang yang membagikan meme-meme yang berhubungan dengan orang kulit hitam dan berbau homo yang bertujuan untuk menghibur penikmatnya. Seiring berjalannya waktu, meme ini pun mulai berkembang dan tersebar luas. Yang awalnya hanya ada di Facebook, mulai bermunculan di Youtube, TikTok, Instagram, Twitter, dan platform media sosial lainnya. Meme ini juga terus berkembang dan menunjukkan orang-orang yang biasanya ditunjukkan untuk meme jomok ini, seperti mas Amba atau nama aslinya Dreamy Bull, Mas Rusdi atau nama aslinya Brandon Curington, Si Imut, Mas Fuad, Mas Narji, Mr. Ironi, dan masih banyak lagi.  

Pandangan Kita sebagai Muslim

Seiring berkembangnya meme ini, konten yang diberikan malah semakin berbahaya. Lalu, saya tertarik terhadap salah satu live stream Ustad Muhammad Tedy Purba ketika bermain Mobile Legend. Ketika itu ada yang seorang viewer beliau yang mengirimkan meme jomok “kewer-kewer”, ketika itu juga Ustad Tedy menyampaikan bahwa ketika ada yang mengirimkan seperti itu jangan ditertawakan. Lalu beliau menjelaskan bahwa ketika kita mendapati konten yang berbau homo atau berbau yang dilaknat oleh Allah seperti itu dan kita meladeninya dengan tertawa atau merasa bahwa hal itu normal,  itu sama saja seperti kita menormalisasikannya. Dan bila kita menanggapinya seperti itu, orang yang membuat konten tersebut merasa bahwa hal itu normal dan dia akan lanjut membuat konten tersebut hingga merasa bahwa meme jomok hanya hal biasa saja (merasa hal itu menjadi normal). Dan yang awalnya hanya di media sosial, terbawalah hingga ke kehidupan sehari-hari dan lalu mulai terealisasikan. Dan dengan itu kembali bangkitlah kaum Nabi Luth. Dan ketika kaum Nabi Luth bangkit, Allah akan menurunkan laknat kepada kita semua, entah itu orang yang menikmati, orang yang membuat, bahkan orang yang tidak bersalah pun akan terkena dampaknya. Dan orang yang menormalisasikan hal tersebut akan dipertanggungjawabkan perlakuannya di hadapan Allah.

Dalam riwayat dari Ibnu Abbas lainnya Nabi Muhammad saw. bersabda: “Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth” [H.R. Ahmad].

Pandangan kita sebagai pemuda

Mungkin meme ini terlihat sepele di antara kita, kita merasa terhibur terhadap meme ini. Namun jika kita menyepelekan hal ini, takutnya akan berdampak kepada generasi kita selanjutnya. Mereka akan mengira meme ini normal dan malah terealisasikan. Maka dari itu marilah kita sama-sama saling mengingatkan satu sama lain untuk waspada terhadap konten yang kita sukai.

Oleh: Juanda Pranata Ritonga
Editor: Khalish Zeinadin
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya
Kiriman Sebelumnya
Kiriman Selanjutnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -