Di setiap detak jam yang terus berdenting,
Aku mendengar suaramu, meski samar, hilang, dan pudar.
Kau jauh di sana, tersembunyi di batas kenangan,
Sementara aku tetap di sini, merindu dalam diam.
Aku ingat tanganmu, kasar tapi hangat,
Mengarahkan langkahku, menghapus lelahku.
Kini aku berjalan sendiri, tapi langkah terasa berat,
Sebab bayangmu tak lagi bisa kusentuh, tak bisa kugenggam.
Oh, Ayah, malam terasa lebih sunyi tanpamu,
Langit seakan turun, menyelimuti dadaku yang pilu.
Semua tawa kini hanyalah gema hampa,
Yang menggema di ruang sepi, kosong, tak berujung.
Jika waktu bisa kutarik kembali,
Kuingin memelukmu erat, takkan kubiarkan pergi.
Namun, aku hanya bisa merangkai rindu ini dalam doa,
Semoga tenang engkau di sana, dalam damai abadi.
Selamat Hari Ayah,
Untuk sosok yang selalu hidup dalam hatiku,
Meski raganya kini tak lagi bersamaku.
Oleh: Jawda Zahi A
Edotor: Mazaya Abdillah Iskandar
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya