Lembaga Pers Mu’allimin, Kulon Progo — Merah, kuning, hijau, biru, warna-warni pewarna berhamburan ditambah guyuran air dari segala arah memeriahkan senam pagi panitia dan peserta PKDTM 1 di halaman wisma Dharmais Sabtu, 9 November 2024. Tercatat sudah tiga hari kurang lebih pelatihan berjalan. Sedikit lagi sebelum mereka benar benar dikukuhkan dan nyatakan lulus PKDTM 1.


— Selepas senam, peserta merapat kembali menuju pendopo utama untuk menyimak materi ke-Enam “Manajemen Organisasi” yang disampaikan kak Mumtaz Fikri Danasti dengan mengangkat judul “Appreciative Inquiry“, sebuah cara pandang untuk menemukan apa yang dibutuhkan untuk membuat hidup organisasi lebih baik.
Kak Mumtaz memberikan studi organisasi dengan contoh “Outlet 23, Tukang Parkir, dan Muhammadiyah.” Kak Mumtaz lantas menambahkan metode pengaplikasian Appreciative Inquiry yakni dengan 4D.
Pertama, Discovery atau mencari apa yang terbaik untuk organisasi. Kedua, Dream atau perubahan yang kamu inginkan untuk organisasi. Ketiga, Design atau apa yang harus kita lakukan untuk merealisasikannya. Keempat, Delivery atau ekseskusi.
“Kejahatan yang terorganisir akan dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir” Pungkas beliau mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib r.a.


Sarasehan Kepemimpinan
Jika kemarin satu materi diisi oleh tiga pemateri, acara sarasehan Kepemimpinan ini lebih menakjubkan karena langsung mengundang 6 pembicara langsung, dan bukan orang-orang biasa. Dalam PKDTM 1 ini PR IPM Mu’allimin sukses mengundang para penggedhe IPM se-DIY, antara lain:
Naufal Labibah Wildan (Ketua Umum PW IPM DIY), Syauqi Marsa Taqiyuddin (Ketua Umum PD IPM Bantul), Nail Afansa Fadla (Ketua Umum PD IPM Sleman), Fadlan Yuflih Ardilla (Ketua Umum PD IPM Gunung Kidul), Aisyah Lathifunnisa (Ketua Umum PD IPM Jogja), Rizqi Kurniawan (Ketua Umum PD IPM Kulon Progo).
Selaku moderator acara Ipmawan Rayhan Sabriansyah, memimpin forum diskusi bersama 6 penggedhe IPM se-DIY. Ipmawan Rayhan mulanya menanyakan bagaimana kondisi pimpinan disetiap daerahnya, program unggulan, dan tantangan terberat yang mereka hadapi selama menjabat sebagai ketua umum di daerah mereka masing-masing. Macam-macam kondisi yang mereka hadapi, tapi tentunya mereka punya caranya sendiri mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Ipmawan Rayhan tak luput bertanya “Bagaimana IPM menanggapi problem pendidikan saat ini, terutama dalam hal kurikulum?”, Ipmawan Rayhan menanyakan hal tersebut karena merasa apabila pendidikan suatu negara buruk hal itu akan berdampak pada sektor lainnya, ekonomi, politik, sosial, budaya dan lainnya.
Ipmawati Aisyah Lathifunnisa atau kerap dipanggil mbak Ipun dengan sigap menjawab pertanyaan tersebut “IPM tentu akan memfasilitasi gerakan yang dilakukan pemerintah”. Sebagai organisasi pelajar IPM tentu tidak bisa tidak acuk terhadap masalah pendidikan, karena IPM sendiri bergerak dilingkungan pendidikan, digerakkan oleh orang-orang yang terdidik dan bertujuan mendidik serta peka terhadap tuntutan zaman.
Sarasehan Kepemimpinan lantas di lanjut dengan sesi tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan seputar Kepemimpinan di ajukan terus oleh peserta, sadar karena yang datang dihadapan mereka bukan orang-orang biasa namun para petinggi organisasi.
“Gila gak nyangka sih orangnya sekeren itu,” ungkap Ipmawan Rayhan ketika mendengar jawaban para Ipmawan dan Ipmawati.
Acara sarasehan Kepemimpinan lantas menjadi penutup materi PKDTM 1 yang akan dilaksanakan kurang lebih selama 4 hari.


Reporter: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Photographer: M. Fawwaz Zaydan Hammam, M Ajaban Khosy.
Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.