Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta
Dikala safir kemerdekaan mulai melumut, dan atap Patriotisme mulai melapuk. Hinggaplah tenggat waktu serius bagi kepemimpinan kabinet merah putih. Merayakan tanggal Patriot Tak Lagi Sama merayakannya bukan mengenang tentang menang tapi mengerjakan PR bangsa yang riuh tak terurus. Juga mengerjakan implikasi sosial yang tak tahu kemana adilnya berkelana. nihil pejabat yang hadir dalam permasalahan ini? mungkin.
Setiap tanggal Patriotisme menggaung alun, maka setiap itu pula bangsa akan teringat perjalanan pahlawan yang gagah perwira, dan setiap itu pula bangsa merasa perjuangan pahlawan semakin sia-sia bila diingat. Kenapa sia-sia belaka karena tak terurusnya pekerjaan domestik negeri ini. Adil? Mungkin ia tak lagi sama. Damai? mungkin telah menghilang dan meninggalkan senggang diantara lengang. Berdaulat? masih harus dikaji ulang.
Permasalahan anak buah kapal yang diperbudak pihak eksternal negeri ini menjadi tabu bila disertakan kata berdaulat. mereka dijanjikan mata pencaharian yang apik, serta kehidupan yang dilirik. namun mereka ditipu dan permasalahan semakin pelik. Tak hanya itu ribuan pasang mata menunggu kehadiran mereka di rumah dan mengharap permasalahan ini segera kelar berbinar. Apalah daya ikatan jerat mafia ikut Handil dalam permasalahan ini dan negeri tak dapat menangani penuh intrik yang ada.
Dinamika whoosh dan hutang negara yang menumpuk pilu menjadi sendu jika dipasangkan dengan kata adil. dikarenakan pajak yang dihimpun dari seluruh elemen rakyat digadang-gadang akan menutupi hutang yang sendu itu. Katanya haruslah berbangga ketika ada fasilitas yang kita punya namun negara lain tidak punya. Maka hanya gengsi yang diutamakan bukan? kalau begitu Tidak semua orang bisa merasakan kereta Whoosh Namun semua orang harus membayar beban hutang Whoosh. Adil? silahkan dinilai sendiri.
Permasalahan tak cukup di situ, damai belum juga hadir eksistensinya. ia memilih diam kasus di SMAN 72 jakarta, tentang bom bunuh diri menghasilkan trauma berat bagi anak-anak yang mengalaminya. Rasa hangat dalam keamanan sekolah perlu dipertanyakan adanya. Dan dikabarkan siswa pelaku mengalami pembullyan apakah pembullyan adalah damai berwujud lain? tentu saja bukan. ini menjadi evaluasi keras bagi bangsa tentang nihilnya empati dan kepedulian terhadap kedamaian, keadilan dan kedaulatan. Dan menjadi pekerjaan yang tak kunjung usai di tengah tanggal patriotisme, 10 november.
Maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah: kita adalah bangsa yang dulunya sangat patriotik, semangat jiwa menuntaskan permasalahan bangsa— penjajahan— menjadi pokok utama pembahasan wawasan kebangsaan. Kita sebagai penerus mereka haruslah semangat menuntaskan permasalahan bangsa saat ini yaitu “Nirfungsi dan kegagalan paham tentang penanganan masalah bangsa”. Dan tanggal ini haruslah menjadi reminder keras bagi kita untuk menuntaskan permasalahan bangsa agar menuju bangsa yang patriotik dan peka akan nilai-nilai adil, berdaulat dan damai
