Di suatu sekolah dasar di Yogyakarta sedang mengadakan acara menanam pohon bersama untuk memperingati hari Menanam Pohon. Masing-masing kelas diperintahkan untuk membawa minimal tiga tanaman ke sekolah. Pagi hari para siswa dikumpulkan di halaman sekolah untuk mendengarkan arahan dari Pak Norman selaku ketua acara. Pak Norman pun memberi instruksi pada para siswa untuk mulai menanam tanaman yang mereka bawa di sekitar halaman sekolah. Saat menanam mereka juga didampingi oleh wali kelas masing-masing.
Saat para siswa sibuk menanam, Pak Norman sedang mengawasi. Lalu tiba-tiba datang Pak Surya selaku tukang kebun menghampiri.
“Pak Norman, mohon maaf sebelumnya, mengapa pada hari menanam pohon ini semua kelas diperintahkan untuk membawa tanaman?” tanya Pak Surya.
“Untuk memperingati hari Menanam Pohon ini saya memerintahkan mereka membawa tanaman agar saat tanaman ini tumbuh menjadi pohon-pohon yang besar akan meningkatkan kesejukan di sekolah kita. Ditambah juga membuat sekolah kita menjadi terlihat hijau, asri, dan nyaman,” jawab Pak Norman dengan bangganya.
“Kalau begitu program ini bukan hanya sehari, kan?” tanya Pak Surya.
“Ya, kalau program ini ya cuma sehari, dong. Kan hari menanam pohon hanya hari ini,” jawab Pak Norman heran.
“Terus yang ngurus tanaman-tanaman ini kedepannya siapa pak?” tanya Pak Surya kembali, kali ini mukanya sedikit cemas.
“Ya, gimana ya? Sudah jelas bukan?” kata Pak Norman sambil tersenyum kecil.
“Infokan kenaikan gaji saya ya, Pak. Gak gampang lho ngurus tanaman sebanyak itu,” ucap Pak Surya dengan senyumnya.
“Waduh kalau itu mah bukan wewenang saya pak. Tapi akan saya sampaikan, tenang saja,” ucap Pak Norman sambil tertawa.
Pak Surya pun pergi meninggalkan Pak Norman untuk membantu para siswa menanam tumbuhan. Pak Norman Kembali mengawasi keadaan siswa. Ia merasa sedikit lega karena untungnya Pak Surya adalah orang yang bisa diandalkan dan suka merawat tanaman.
Oleh: Miftachul Habib
Editor: Khalish Zeinadin
