Lembaga Pers Mu’allimin, Sleman — Malam yang dingin di Bumi Perkemahan Jaka Garong di Garongan, Kembang, Jl. Dusun Garongan, Kembang, Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, rasanya menusuk kulit bagi siapapun yang tidak memakai jaket. Langitnya dipenuhi oleh bintang, pertanda tiada hujan untuk malam ini hingga besok. Caraka Malam, nama dari jelajah malam yang saya ikuti ini masuk ke dalam susunan acara di hari kedua tepatnya di hari Sabtu (10/2/2024) membuat saya harus langsung mempersiapkan liputan setelah tibanya saya di bumi perkemahan ini.
Saya mengikut para panitia yang bersama-sama berjalan menyusuri rute yang telah ditentukan untuk menempati masing-masing pos. Jalan yang ditempuh untuk Caraka Malam relatif gelap dan sepi. Sedikit sekali lampu jalan yang ada karena rute yang dipilih cukup jauh dari pemukiman. Di tepi kanan dan kiri jalan amat mudah ditemui kebun salak dan tambak ikan warga yang khas dimiliki orang-orang di pegunungan.
Perjalanan dimulai oleh kelompok pertama menuju pos-pos yang telah disiapkan sejak jam 19.30 WIB. Rute yang mereka lalui dari satu pos ke pos yang lain terasa sekali suasana mencekamnya. Jalan sepi dan gelap yang cukup panjang dengan tepi jalan hutan rimba penuh belukar membuat siapapun berpikir mungkin ada sesuatu yang mengintai kita di balik semak, apalagi oleh anak kelas SMP atau kader tingkat satu di Mu’allimin yang diharuskan melatih rute seperti itu. Sering kali kami temui di jalanan hal tak terduga dan bahaya seperti ular pohon dan anjing tanpa kekangan yang terus-terusan menggonggong setiap waktu. Namun banyak hal menakjubkan yang tidak ada di kota dan hanya dapat ditemui di malam hari seperti banyaknya kunang-kunang sepanjang jalan, bintang yang tampak sangat jelas dan lainnya, ini mengajarkan pada anak-anak bahkan siapapun bahwa alam ini masih menyimpan banyak keindahan dan misteri.
Bila dirunut dari penggunaannya nama kegiatan Caraka dipakai di kepanduan lain seperti halnya pramuka, nama Caraka Malam sebenarnya berasal dari teknik komunikasi yang digunakan oleh tentara di zaman dulu ketika teknologi masih belum modern. Ketika saya berbincang dengan Ramanda Evan Zhafa selaku penanggung jawab acara ini dia berkata, “Caraka artinya pembawa atau juga penjaga. Yang mereka bawa dan jaga adalah rahasia dari satu pos ke pos yang lain. Acara ini bertujuan melatih kader tingkat satu Mu’allimin untuk melatih menjaga rahasia terutama dalam bentuk sandi dan pesan,” ungkap Evan.
Dalam setiap posnya mereka akan diberikan berbagai macam tes dan ujian untuk mengukur kemampuan mereka. Mereka juga diberi banyak tugas sebagai tantangan yang harus diselesaikan dalam sekali perjalanan, seperti dengan pada satu pos sang penjaga memberikan sebuah pesan hanya pada seseorang dari pos selanjutnya dan dilarang keras untuk diberikan pada siapapun selain orang itu dengan hukuman menanti siapapun yang melanggar. Banyak kelompok yang berakhir dengan push up lima kali karena tidak sanggup menjaga pesan yang dititipkan. Ini adalah salah satu cara mereka untuk melatih tanggung jawab yang dibebankan pada mereka.
Caraka Malam berusaha untuk menanamkan dalam diri peserta terkait amanah, cakap akan kepanduan, berhati baja, berfisik ideal, dan paham akan tanaman herbal dan kegunaannya. Untuk contoh yang terakhir panitia mengajarkan dengan memberikan langsung tanaman herbal pada masing masing peserta. Mereka diharuskan menebak potongan kecil tanaman herbal yang mereka dapat hanya dengan rasanya. Karena rasanya yang aneh, beberapa peserta yang mengunyah tanaman seperti bawang merah, putih dan jahe mengernyit karena rasanya.
Tadabur alam adalah salah satu cara terbaik untuk memahami tentang rahasia alam. Betapa kayanya alam Indonesia dan banyak hal yang masih belum diketahui. Ditambah dengan pembelajaran tentang menjaga rahasia, pikiran kita dapat terbuka untuk.mengakui keagungan pencipta alam dan terdorong menjaga rahasianya untuk maslahat bersama.
Oleh: Rinoya Amanullah dan Qori' Johar Muttaqin. Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.