Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Haloo Sobat Kweekers yang berbahagia, di bawah teriknya matahari di siang hari nampaknya tak sekalipun menggoyahkan semangat kedua penulis untuk melancarkan aksinya dalam melakukan riset kecil-kecilan kepada para santri. Tentunya riset yang dilakukan berdasarkan niat dan inisiatif dari Penulis untuk membongkar sedikit demi sedikit fakta-fakta atau kebiasaan yang tersembunyi dari para Santri Mu’allimin.
Lalu, topik apa yang di ambil Penulis pada riset ini? Pada riset perdana kali ini Penulis mengambil topik mengenai “Tata Lemari ala Santri”, tentu saja objek utama dalam riset ini yakni santri tingkat 1 dan sebagian lainnya dari santri tingkat 3, 5, dan 6. Setelah mendapatkan hasil riset dari wawancara pada beberapa santri yang dijadikan sebagai sampel penelitian, Penulis akhirnya mampu merangkainya menjadi sebuah narasi baru untuk Sobat Kweekers.
Membiasakan Diri dengan Satu Lemari
Bagi santri tingkat 3 mungkin bisa dibilang sudah terbiasa menyimpan barang dan keperluan pribadi mereka dalam satu lemari, terlebih lagi santri tingkat 5 dan 6 yang notabenenya sudah menjadi santri sekurang-kurangnya 5 tahun, tentu dengan keterbiasaan dan pengalaman yang bisa dikatakan ‘cukup memadai’ bagi mereka. Namun, bagaimana jadinya jika seorang santri tingkat 1 atau kelas 7 SMP yang baru masuk dalam ranah ‘per-pondokan’ mampu menyesuaikan dirinya hanya dengan mengisi dalam satu lemari saja?
Saat mereka tidak lagi di rumah, di sinilah kemandirian seorang santri diuji, “rapi, bagus, dan nyamannya isi lemari untuk dipandang bisa menjadi salah satu tolak ukur kemandirian seorang santri,” ujar Penulis. Oleh karenanya Penulis pun mewawancarai beberapa santri tingkat 1 yang lemarinya cukup rapi.
“Nah, kamu kan istilahnya baru masuk pondok nih, gimana sih cara kamu membiasakan diri dalam mengelola lemari biar tetep rapi? Pastinya barang yang kamu punya juga gak sedikit kan? Berbeda waktu di rumah yang lemarinya luas dan mungkin lebih dari satu,” tanya Penulis.
“Kalo saya sih Kak udah terbiasa sewaktu dari rumah ya, jadi saya tuh udah punya bekal gitu Kak, di sini tuh tinggal lakuin aja. Biasanya juga saya kelompokin gitu Kak, sesuain fungsinya aja,” tutur santri tingkat 1 yang bernama Dama. “Saya juga punya kontainer gitu Kak buat narohin barang-barang cadangan yang gak kepake, sama beli beberapa tempat buat narohin barang yang kecil-kecil,” tambahnya lagi.
Berbeda dengan Dama, ternyata Devgan punya daya tarik tersendiri bagi Penulis, pasalnya tanpa ada bekal yang ia bawa dari rumah ternyata ia mampu menata lemarinya dengan cukup rapi. “Awalnya saya nyusunnya dibantu orang tua, tapi waktu saya udah ditinggalin di sini tuh dan ngeliat lemari saya, kok jadi penuh gitu? Saya pun akhirnya nyari ide buat nyusun ulang lemari saya, dan itupun berhasil. Biasanya kalo ada pakaian baru kering atau dari laundry gitu saya lipat ulang terus disusun lagi biar gak berantakan, supaya barang yang lain juga muat, terus saya juga pakai keranjang kecil buat naroh daleman sama pakaian-pakaian kecil sih,” jelas Devgan panjang lebar.
Uji Kreatifitas Melalui Lemari
Selain menguji kemandirian para santri, ada satu hal yang tak boleh luput dari riset ini, yaitu tentang kreatifitas santri, pasalnya salah seorang narasumber dari santri tingkat 3 mampu membuktikannya dengan menyulap sebagian isi lemarinya menjadi ‘lahan mobil Hot Wheels’, hal tersebut mampu menyihir semua pandangan akan keindahan isi lemarinya.
Ilham namanya, santri yang mampu memanfaatkan luasnya lemari, lalu dimodifikasi dengan sedemikian rupa agar terlihat indah dan rapi dengan hiasan mainan kecil-kecilan. “Berhubung lemari di asrama ini lumayan luas, jadi saya bisa manfaatin bagian atasnya buat pajang mobil-mobilan, terus buku-buku, kemudian paling bawah pakaian-pakaian. Beda kalo di asrama 1, berhubung waktu itu lemarinya agak kecilan, yaudaah gak saya pajang, saya simpen aja,” ungkapnya.

Tips and Trik dari ‘Si Paling Rapi nan Bersih’
Julukan ‘Si Paling Rapi nan Bersih’ mungkin layak untuk disematkan pada Ilham, karena menurut Penulis isi lemarinya begitu rapi dan bersih jika disandingkan dengan isi lemari teman seangkatannya dan kemudian Penulis pun memberikan julukan itu. Ia juga tak segan-segan untuk membeberkan tips and trik kepada santri-santri sekalian agar kerapian lemarinya tetap terjaga.
“Saya sih biasanya punya waktu khusus buat nge-nata ulang lemari, kadang kalo lagi gabut juga nyusun-nyusun gitu lah, ya intinya sabar aja kalo lagi berantakan terus jangan males buat ngerapiin lemari. Satu lagi, kalo pengen keliatan lebih rapi gitu, pake keranjang kecil yang isinya khusus pakaian yang kecil-kecil gitu. Ntah itu hasduk, daleman, handuk, dan sejenisnya. Pake aja cara saya,” ungkapnya pada Penulis sekaligus pesan untuk para santri.
Nah, dari hasil riset tersebut Penulis berharap adanya kesadaran untuk mengatur ulang lemari mereka agar lebih tertata isinya. Menurut Penulis, dengan menatap lemari yang lebih rapi dan tertata bisa saja menjadi tempat healing tersendiri bagi para santri.
Pojok Santri #1, Terima Kasih.


Oleh: Khalish Zeinadin
Editor: Khalish Zeinadin