Di dalam kelap kelip hidup ibu kota
Meringkuk seorang anak kecil di pojok ruangan
Menangis ketakutan mendengar suara ibunya yang kesakitan
Tapi ibunya hanya diam dan tak berani melawan
Jika ia melawan maka tidak ada makan malam hari ini
Hidup terperangkap oleh kemiskinan
Terjepit oleh kebutuhan yang menjerat
Mencoba segala hal untuk bertahan hidup
Menjual satu-satunya yang bisa ia jual
Tubuhnya
Anak itu termenung meratapi langit malam
Tatapan kosong tanpa harapan
Menatap kesisi lain ibu kota
Merutuki dunia yang tak pernah adil
Hari ini malam 17 Agustus
Seluruh Negri sedang bersuka cita merayakan kemerdekaannya
Tapi apakah seluruh orang telah mendapatkannya?
Lantas mana kemerdekaan untuk anak ini?
Kemerdekaan bukan hanya milik mereka yang di atas
Tapi juga untuk kaum-kaum yang tertindas
Kaum-kaum yang dibuang oleh dunia
Kaum-kaum yang tak pernah merasakan adilnya dunia
Di dunia yang hancur ini
Jika kau tak berani bersuara
Setidaknya kau harus berani menulis
Oleh: Taqiyullah Amurwabhumi
Editor: Mazaya Abdillah Iskandar
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya