Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Kamis (06/02/25), Suasana Aula lantai atas Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tenang dan bergembira. Diiringi lagu “Satu” karya Dewa 19, dan juga “Barakallah” karya Maher Zain yang dinyanyikan merdu oleh Aufa Rona dan Abidah Kaysah santriwati dari Mu’allimaat.
Acara ini bertajuk “Closing Ceremony Program Sekolah Kader“, dihadiri oleh pimpinan Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah, Ustazah Umi Unik Rasyidah, M.Pd. selaku Direktur Mu’allimaat dan Ustaz Zulkifli, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku Wakil Direktur tiga Mu’allimin. Hadir pula Cikgu Besar Amal binti Ilyas selaku Kepala Sekolah—sekolah rendah Madrasah Uthmaniah (ABIM) Pulau Pinang, Malaysia. Tak lupa santriwan-santriwati Mu’allimin-Mu’allimaat serta peserta student exchange Alumni Madrasah Uthmaniah (ABIM) yang berjumlah 12 siswa-siswi.
Para hadirin dipersilahkan berdiri ditempat untuk bersama menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan “Negaraku” dipandu oleh Santriwan Rayhan. Bahasa tak menjadi penghalang komunikasi diantara hadirin, Tanah air juga tak menjadi pembeda, tetapi saudara seagama dan se-rumpunlah yang menyatukan kita.
Sambutan dari Mu’allimin
Sambutan yang pertama diberikan oleh Ustaz Zulkifli Wadir tiga Madrasah Mu’allimin. Beliau menyampaikan permohonan maaf Ustaz Aly Aulia yang tidak bisa hadir karena sedang berada di Malaysia. Sebelumnya Mu’allimin sudah tiga kali menerima program student exchange “Sebelumnya dari Turki dan Taiwan,” ujar ustaz Zulkifli. Beliau senang melihat para peserta student exchange sangat antusias selama 14 hari menjalani program sekolah kader. “Saya lihat wajah-wajahnya masih sangat bersemangat ini,” ujar beliau tak bergurau.
Sambutan dari Mu’allimaat
Sambutan selanjutnya disampaikan Umi Unik Rasyidah Direktur Madrasah Mu’allimaat. “Saya bingung antara sedih dan bahagia,” ujar beliau. Pasalnya sesaat lagi mereka harus mengangkat kaki dari negeri Zamrud Katulistiwa.
“Kami memohon maaf atas pelayanan, dan jamuan yang kurang”. Harapan besar Umi Unik agar kerjasama antara Mu’allimin-Mu’allimaat dengan Madrasah Uthmaniah ABIM terus terjalin.
Sambutan Madrasah Uthmaniah
Sambutan terakhir oleh Cikgu Besar Madrasah Uthmaniah, Amal binti Ilyas. Terimakasih dan rasa kagum Cikgu Amal berkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh tuan rumah. Atas usaha tuan rumah peserta student exchange dapat menjalani program sekolah kader dengan gembira. “Terimakasih kepada musyrif-musyrifah yang senantiasa memberikan fasilitas yang dibutuhkan, dan juga kawan-kawan yang selalu menemani anak-anak kami”. Ketiga pimpinan madrasah tersebut foto bersama sekaligus saling bertukar kenang-kenangan.
Buya Hamka dan Persahabatan
Abdul Malik Karim Amrullah atau biasa dipanggil Ayah Hamka adalah seorang ulama dari rumpun melayu, Ayah Hamka adalah seorang anggota Muhammadiyah. Cerita berkisah kala Hamka sedang berlayar menuju tanah suci. Hamka dan jamah haji lainnya sibuk terombang-ambing oleh ombak yang menghantam kapal milik Stoomvaart Maatschappij Nederland. Dialog pun terjadi ketika salah seorang jamaah wanita ketakutan. Hamka yang diperankan oleh Fawwaz dengan tenang menenangkan seisi kapal dengan amanat-amanatnya yang menenangkan hati dan meningkatkan ketaqwaan.
Drama selesai kala peserta student exchange berbaris dan menyanyikan lagu “Sahabat Sejati”. Berisi tentang eratnya persahabatan diantara mereka seerat persahabatan yang baru mereka jalin selama 14 hari di Indonesia.
Testimoni
Mewakili santri Mu’allimin, Fabian Anarda memberikan testimoni program sekolah kader. “Senang dapat bertukar cerita tentang pendidikan, sosial dan sebagainya”.
Selama 14 hari Fabian dan kawan-kawanlah yang menemani peserta student exchange di Mu’allimin. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Peserta tinggal di asrama kampus terpadu Sedayu. Mengikuti program sebagaimana santri lainnya jalani, sekolah, ibadah, ekskul, olahraga dan sebagainya.
“Semoga setelah kembali, tetap terjalin komunikasi, jangan sampai putus. Karena kita sudah menjalin yang namanya persahabatan,” ungkap Fabian yang ingin para peserta tinggal lebih lama. Ternyata waktu yang singkat itu telah menciptakan kata persahabatan dalam hatinya. Tak lupa fabian memberi pantun penutup “Dua tiga harimau Malaya, terimakasih ABIM Malaysia.
Madrasah Mu’allimaat tak lupa memberikan testimoninya yang disampaikan oleh Nabila Alya Mukhbita mewakili santriwati.
“Kami nak cakap thank you very much,” ujarnya dengan menirukan logat melayu.
Alya menyampaikan permohonan maaf apabila ada suatu hal yang kurang berkenan, ia juga berharap peserta dapat membawa pulang hal-hal yang baik dan bisa mengajarkannya kepada teman-teman disana. Tak mau kalah, testimoni juga ditutup dengan sebuah pantun. “Ikan hiu-Ikan patin, Ubur-Ubur-Ikan lele. Kami ini ngangenin, jangan rindu ya lee”
Berikutnya peserta student exchange dari alumni Madrasah Uthmaniah juga memberikan testimoninya dengan bahasa Inggris dan Arab. Aisyah Humaira ditemani Abdullah Al-Fawwaz menyampaikan tiga hal yang mereka dapatkan dalam program student exchange sekolah kader. “First, The Value of Knowledge. Second, Cultural Understanding. Third, Friendship and Collaboration,” sebut Fawwaz.
Acara Closing Ceremony lantas ditutup dengan menyaksikan after movie rekap kegiatan selama 14 hari di Yogyakarta.
Oleh: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Fotografer: M. Fawwaz Zaydan Hammam.