32.4 C
Yogyakarta
Selasa, 12 Agustus 2025
BerandaKabarKSM Nasional Ke-1: Menyala!

KSM Nasional Ke-1: Menyala!

  Lembaga Pers Mu’allimin, Karanganyar (21/10) Selasa, Kemah Santri Muhammadiyah Nasional ke-1 adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh LP2 PPM (Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dengan mengambil tema “Peran Santri dalam Menjaga Moral Bangsa”. Unsur-unsur kepanduanpun dimasukan kedalamnya karena kegiatan ini bersifat kemah. KSM Nasional ke 1 ini dilaksanakan pada tanggal 20-21 Oktober di Bumi Perkemahan Kampung Karet Kabupaten Karanganyar. 

  Dalam kemah ini, Madrasah Mu’allimin diberi kuota sebanyak dua regu. Regu pertama Tsanawiyah dan regu kedua Aliyah. Satu hal yang perlu diingat, meskipun kami berasal dari Madrasah Mu’allimin, nama kontingen DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) tetaplah menjadi nama yang lebih utama kami bawa, karena kami merupakan utusan dari PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) DIY. Adapun lomba-lomba yang dipasrahkan kepada Madrasah Mu’allimin terbagi menjadi tiga, lomba bagi santri Tsanawiyah, santri Aliyah, dan gabungan (Aliyah dan Tsanawiyah). Untuk tsanawiyah, Madrasah Mu’allimin mendapat bagian lomba Pidato Bahasa Inggris dan LKBB (Lomba Kepanduan Baris Berbaris). Untuk Aliyah mendapat bagian lomba film, KTI (Karya Tulis Ilmiah), dan MFQ (Musabaqah Fahmil Qur’an). Untuk lomba gabungan adalah lomba dekorasi tenda. Bagaimana keseruanya? Simak untaian kalimat berikut!

PERSIAPAN DAN KEBERANGKATAN

  Jiwa jawara yang berejolak menjadi sebab dilaksanakanya latihan selama dua pekan. Hari demi hari dilewati hingga tibalah satu hari sebelum keberangkatan, tepatnya hari sabtu, 19 Oktober 2024. Malam itu, pengecekan barang pribadi dan kelompok dilakukan agar tak ada yang tertinggal. Selain itu, kami juga diarahkan untuk karantina selama satu malam sebelum keberangkatan.

  Fajar menyinsing, tibalah hari keberangkatan. Kami bersegera bangun dan mempersiapkan diri untuk pelepasan. Meskipun pagi itu mendung nan hujan, bukan berarti hati kami sendu. Semangat kami tetap membara ditengah rintikan hujan.

   “Juara bukanlah hal terpenting dalam kemah ini, yang terpenting adalah bagaimana kita mencari relasi yang sebanyak-banyaknya. Jika kemah ini terasa mengecewakan, maka jadilah pelopor penggembira di dalamnya.” Kurang lebih begitu ucap pembina kami, kak Fajar.

Setelah itu, pelepasan pun dilakukan oleh perwakilan pimpinan madrasah, yakni ustadz Zulkifli selaku wadir 3 Masrsah Mu’allimin.

  Tak hanya pelepasan dari madrasah, kami juga mengikuti acara pelepasan oleh PWM DIY yang bertempat di kantor PWM DIY. 

  “Ingat semuanya, di sini kita satu saudara. Kita harus mengutamakan nama kontingen DIY. Banggalah dengan apa-apa yang akan diraih oleh kita semua.” Gema suara salah satu tokoh melawan suara derasnya hujan demi menyemangati kami selaku utusan dari PWM DIY.

  Kemudian Pelepasan dilakukan oleh ketua PWM DIY, ustadz Ikhwan Ahada, kami sedikit berfoto-foto sebagai kenang-kenangan dan berangkat sesuai dengan bis yang sudah ditentukan.

  Perjalananpun dimulai. 

Potret Regu Mu’allimin bersama Ketua PWM DIY, Ust. Muhammad Ikhwan Ahada
Potret Kontingen DIY

GRUSA GRUSU HARI PERTAMA

   Siang hari, tibalah rombongan kami di Bumi Perkemahan Kampung Karet Karanganyar. Hujan belum reda dan upacara pembukaan sedang berjalan. Alhasil kami dari santri Mu’allimin terpencar. Mulai dari santri yang menjaga bis, wira-wiri membawa logistik, berteduh di tenda evakuasi, dan lain sebagainya. Akibat situasi yang tak terduga, kami tidak mengikuti upacara pembukaan.

   Upacara Pembukaan selesai, hujan mulai mereda, dan tenda-tenda dari berbagai regu mulai didirikan. Kami bergotong royong membagun tenda dan dekorasi yang sudah disiapkan sebelumnya saat latihan. Dengan arahan pembina, kami dapat mendirikan tenda. Kemudian dekorasi-dekorasi yang belum lengkap satu persatu kami tuntaskan.

   Malam hari tiba. Kami para peserta diarahkan menuju ke panggung untuk mengikuti seminar oleh Din Syamsuddin. 

“Kegiatan Kemah Santri Muhammadiyah diharapkan menjadi wadah yang terus mengasah kemampuan santri, baik dari segi akademis maupun spiritual. Ini adalah momentum penting bagi para santri untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan kelak” Ucap Din Syamsudin dalam potongan seminar tersebut.

Namun dari kami, tak semua mengikuti seminar. Ada beberapa anak yang dipasrahkan untuk menjaga tenda sembari finishing dekorasi dan merapihkan tenda.

  Hari pertama selesai.

Seminar Kemuhammadiyahan bersma Din Syamsudin
Proses pembuatan gapura tenda
Potrer Tenda Regu Mu’allimin

HARI KEDUA – HARI PENUH HARAPAN

  Gema adzan terdengar, menabuh gendang telinga para santri yang masih terlelap dalam tidurnya. Satu persatu dibangunkan dan diarahkan untuk sholat shubuh. Hari ini adalah hari perlombaan dan outbond, bagi santri yang tidak mengikuti lomba maka diarahkan untuk mengikuti outbond. Pukul delapan pagi, semua santri yang mengikuti lomba mulai berbaris di lapangan untuk pengarahan masing-masing perlombaan

Musabaqah Fahmil Qur’an (MFQ)

  “Teet” begitulah suara bel yang umum didengar saat perlombaan MFQ, namun kali ini berbeda. Pada perlombaan ini menggunakan sistem suara dan angkat tangan.

   Musabaqah Fahmil Qur’an adalah perlombaan para santri terkait pemahaman dalam Al-Qur’an. MFQ terdiri dari dua babak, babak penyisihan dan babak final. Lomba ini dilaksanakan dengan model cerdas cermat rebutan di setiap babak. Enam kelompok dengan poin terbesar akan masuk ke babak final. Putra dan putri digabung dan peserta beranggotakan tiga orang setiap tim. Anggota tim kami adalah Furqon, Farras, dan Fawwaz. Materi yang diujikan adalah juz 30.

   Sesampainya di tempat lomba. Masing-masing tim diperkenankan duduk. Teknis perlombaan dijelaskan satu persatu, mulai dari jumlah poin, bagaimana cara menjawab, dan lain sebagainya.

   Perlombaan dimulai, soal demi soal disampaikan dan dijawab. Pada babak penyisihan, kami mendapatkan posisi kedua. Masuklah kami ke babak final, di sini kejanggalan mulai terlihat. Beberapa soal yang diberikan oleh panitia tidak spesifik. Sehingga membuat beberapa kelompok salah faham dan jawaban dinyatakan salah. Dari enam kelompok itu terdapat empat tim dengan masing-masing dua tim memiliki poin yang sama (100 dengan 100 dan 0 dengan 0). Posisi keempat tim ini berada di urutan ketiga hingga keenam. Kami berada diantara urutan ketiga dan keempat. Akhirnya diadakanlah dua babak draw (untuk tim poin 100 dan 100 dan poin 0 dengan 0) sebagai penentuan. Soal yang diberikan oleh panitia hanya satu soal berkaitan dengan sambung ayat. 

   Babak draw dimulai, kelompok kami telat mengangkat tangan. Alhasil jawaban diserahkan kepada tim lawan kami. Pada pertengahan, terdapat ayat yang salah dibaca. Janggalnya, juri disini memberikan kode “hm” kepada tim lawan. Kemudian tim lawan mengubah ayat yang dibaca dan dibenarkan oleh juri. Akhirnya kami mendapatkan posisi keempat atau juara harapan 1.

   “Disini kami yakin teman-teman semua pasti dapat menjawab semua soal yang kami berikan, hanya saja siapa cepat dan tepat maka dia yang dapat” begitulah closing statement dari juri yang menutup lomba MFQ KSM.

Pidato Bahasa Inggris

   Koreksi pelafalan, intonasi, hafal teks, sudah menjadi makanan harian Ammar semenjak latihan dijalankan. Namun yang perlu digarisbawahi, kritikan -kritikan itulah yang membuat Ammar naik ke level selanjutnya. 

   Nama demi nama dipanggil, hati Ammar mulai berdegup menunggu giliran. Persaingan terasa lebih ketat dikarenakan dalam lomba ini, putra dan putri digabung. Sampailah giliran Ammar maju, saatnya percaya pada diri sendiri dan tampilkan yang terbaik.

  “Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh” selesailah pidato bahasa inggris. Sayangnya harapan tak pasti terwujud, takdir menetapkan Ammar tidak pada posisi juara. (Fawwaz)

Outbond ~ Air Terjun Jumog

   Sekitar pukul 08.00 peserta KSM yang tidak mengikuti lomba dari berbagai kontingen mulai beranjak dari “Bumi Perkemahan Kampoeng Karet” melintasi kaki gunung Lawu hingga akhirnya tiba di Air Terjun Jumog (~bukan jomok~), sebelum menginjakkan kaki ke tempat tujuan peserta dapat melihat perkebunan stroberi yang tersebar di sepanjang perjalanan, perjalanan ditempuh dengan jarak -+ 6,5KM pulang-pergi.

   Dari panjangnya petualangan yang dihadapi peserta, semua terasa sangat ringan dan menggembirakan, hal ini digambarkan dengan giroh peserta yang saling beradu yel-yel dalam perjalanan untuk menggelorakan semangat antar sesama. Dari sinilah banyak relasi terjalin dan menguatnya ukhuwah islamiyyah dari peserta.

   Berfoto, makan, berendam bahkan berenang adalah kegiatan yang dominan dilakukan peserta ketika berada di Air Terjun Jumog, tempat teduh dan ashri dengan fasilitas publik yang beragam, mulai dari warung, toilet, gazebo dan kolam renang yang disertai perosotan. Salah satu menu makanan yang menarik dalam objek wisata ini adalah sate kelinci namun sangat disayangkan narasumber tidak sempat mencicipi hidangan tersebut.

   Dengan perasaan puas, peserta kembali menuju bumi perkemahan dan kembali tiba pukul -+ 12.45, cuaca yang mendung bukanlah sebuah halangan bagi para peserta untuk tetap melakukan outbond hingga selesai dan berganti kepada agenda berikutnya. (Evan)

 Lomba Kepanduan Baris Berbaris

   LKBB merupakan lomba yang bisa dibilang cukup sering dijadikan sebagai lomba kepanduan dan baris-berbaris. Akan tetapi, kami kurang bersiap dalam persiapan untuk lomba LKBB sendiri.

   Berbagai kendala kami jalani dan kami telan pahit-pahit. Kendala pertama adalah rata-rata dari kami belum menguasai materi PBB dan bahkan tidak pernah menguasainya sekalipun. Bila ditanya kenapa tidak membawa orang-orang yang memang tertuju dan ahli dalam bidang PBB, kami tidak membawa mereka karena ketika itu juga ada sebuah lomba lain yang mereka persiapkan juga. Itulah menjadi kendala kedua kami. Kendala ketiga adalah ketika latihan, pasti salah satu orang atau lebih tidak datang ke tempat latihan, sehingga persiapan LKBB yang dijalankan masih sangat kurang. Selain itu, latihan kami kurang lebih hanya 7 hari sebelum kami berangkat menuju tempat perkemahan. Semoga hal-hal tersebut tidak terjadi lagi untuk ke depannya.

   Sampailah ketika kami mendekati waktu lomba. Kami bergegas mencari tanah lapang yang cukup luas dekat dengan hutan-hutan. Kamu berlatih untuk gladi resik kami. “Aku ngerasa pas latihan paling terakhir tu rasanya kayak lega banget. gerakannya pas, serentak dan rapi banget,” ujar Afan selaku Komandan Peleton dalam perlombaan LKBB. Tibalah saatnya ketika kami memasuki perlombaan.

   Kami semua mengerahkan tenaga dan pikiran serta gumpalan niat yang sudah bulat. Afan pun mulai meneriakkan berbagai aba-aba yang telah ditentukan oleh panitia lomba. Alhasil, peleton kami cukup memiliki banyak kesalahan yang terjadi karena diri masing-masing dan salah paham. Mulai dari tapakan kaki yang tak serentak, gerakan yang tak sengaja terdahului, dan lain sebagainya. Mungkin hanyalah pada bagian variasi kami mampu lebih percaya diri. Afan dan peleton hanya dapat berharap yang terbaik kepada Allah SWT.

   Hingga pada pengumuman juara lomba pada saat upacara penutupan di hari ketiga, bermodalkan doa dan tawakal kami kepada Allah, kami melupakan apa kemungkinan terburuk yang akan terjadi dan terus ber-husnudzon pada hasil yang akan di umumkan panitia. Alhasil, LKBB dapat membawa nama Mu’allimin maju ke podium dengan posisi harapan ketiga. Kecewa mungkin terjadi, namun kami selalu mensyukuri takdir yang sudah kami terima, setidaknya kami mampu mencari pengalaman dalam berkompetisi dalam kancah nasional! Tetap semangat! (Juanda)

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

   Dalam karya tulis ilmiah ini mengambil tema Digitalisasi Pendidikan Pendidikan Pesantren : Ancaman atau Peluang?. Kesimpulan yang ada dalam KTI, digitalisasi pendidikan dalam santri memiliki manfaat yang lebih daripada ancaman. hal ini berdasar pada zaman yang terus brubah dan bergerak dinamis. Lomba ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama adalah pengumpulan KTI dan pada tahap kedua, enam KTI terbaik akan dipresentasikan di hari kedua kemah. Pengumpulan terakhir pada tahap pertama adalah lima hari sebelum kemah dimulai.

    Waktu pengumpulan pun tiba, Sayangnya KTI belum bisa membawa kami kepada juara.

Film ~ Pelita di Tengah Zaman

   Tema film yang disediakan oleh panitia adalah “Peran Santri dalam Menjaga Moral Bangsa”. Durasi maksimal dari film ini adalah tujuh menit. Tahapan dalam lomba film sama dengan lomba KTI. Karena pengumpulan terakhir film adalah lima hari sebelum kemah dimulai, kami benar-benar fokus untuk membuat film dikarenakan waktu yang sangat sempit. 

   Dengan tema yang disajikan oleh panitia, maka kami memutuskan untuk memilih judul Pelita di Tengah Zaman. Pembuatan film ini dibagi menjadi tujuh scene dengan latarnya masing-masing. Dalam seluruh proses pembuatan, kami dibantu oleh Muin TV, mulai dari proses syuting hingga editing. Lomba film ini merupakan lomba yang paling rumit, karena lomba ini membutuhkan banyak aktor, waktu, dan tempat. Tepat hari terakhir pengumpulan, film dikirim ke panitia.

   Hari kedua Kemah, merupakan hari pengumuman lomba film. Harapan kami begitu besar dengan lomba ini. Berkali-kali kami menanyakan kepada pembina terkait pengumuman film. Namun kenyataanya, harapan tetaplah menjadi harapan. Film kami tidak masuk kedalam nominasi enam film terbaik.

Perlombaan MFQ
Materi Inti LKBB
Perjalanan Outbound

HARI KETIGA ~ SAYONARA

   Gema adzan shubuh kembali terdengar, membangunkan para santri dari matinya yang sementara. Hari ini adalah hari terakhir, hari dimana kami menghabiskan seluruh tenaga kami.

   Pukul 07.30, hitungan mundur dari 20 detik dimulai. Para santri berlarian menuju ke lapangan tengah—mengejar detik demi detik yang dihitung. Seusai seluruh santri berada di lapangan, barisan dirapihkan oleh KOKAM selama kurang lebih 20 menit. 

  Upacara penutupan dimulai, sambutan demi sambutan disampaikan

   “Sekarang adalah waktu kita melanjutkan para pendahulu kita untuk menjaga kemerdekaan Indonesia hingga akhir zaman, aamiin, ya robbal ‘aalamiin” Ucap Dr. Maskuri, M.Ed selaku ketua LP2 PPM.

   “Tanggal sepuluh November yang kita kenal sebagai hari pahlawan nasional tidaklah berdiri sendiri. Dibelakangnya terdapat rangkaian-rangkaian, termasuk hari ini, tanggal 22 Oktober. Hari ini adalah hari resolusi jihad” Ucap KH Muhammad Ali Anshori, P.hd, M.Pd mewakili Kakanwil jawa tengah.

   “Kemarin baru kita dengar informasi mentri dari Pak Presiden Prabowo beberapa dari kader Muhammadiyah semuanya. Di tahun 2045 nanti mentri-mentrinya adalah adek-adek sekalian” Ucap Timotius Suryadi, PJ Bupati Karanganyar.

 “Ingatlah pesan Dien Syamsuddin tadi malam, to be good is not enaugh, be the best!” Pesan dari KH Muhammad Abduh Hisyam, mewakili Dr. KH Tafsir, M.Ag, selaku ketua PWM Jawa Tengah.

  “Di tangan kalianlah rahmatan lil ‘’aalamin iti diamanahkan oleh Muhammadiyah. Pergilah ke berbagai kawasan dan sebarkan islam. Ajarkan kepada dunia mengenai salam, mengenai perdamaian.” Pesan dari Dr. KH. Saad Ibrahim, M.A.

   Demikian berbagai sambutan yang telah memenuhi telinga kami selama kurang lebih satu jam. 

   Matahari semakin terik, Para santri diperkenankan duduk untuk menyimak pemberian prestasi. Jiwa solidaritas DIY yang kuat membawa kami bangga dengan juara apapun yang diraih oleh seluruh sekolah kontingen DIY. Pada akhirnya, kontingen DIY meraih posisi juara umum kedua. Kami sangat bersyukur atas capaian yang telah telah diraih. (Fawwaz)

Juara Harapan 3 : LKBB
Juara Harapan 1 : Musabaqah Fahmil Qur’an
Keseruan pasca penutupan bersma seluruh Kontingen DIY
Regu Mu’allimin-Mu’allimaat
Perolehan Juara bersama Kontingen DIY


Oleh : Muhammad Fawwaz 'Athaya, Evan Zhafa Dhyfansyach, dan Juanda Pranata R.
Editor : Muhammad Farras Mamduh
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

107FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -