Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Ramadhan telah tiba, membawa kesempatan yang berharga bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam setiap hembusan angin bulan suci ini, terdengar nyaring seruan untuk memanfaatkan setiap detiknya dengan amal saleh yang bermakna. Namun, terkadang kita lupa, Ramadhan bukanlah sekadar masa transisi rutin dalam kalender. Ia adalah tamu agung yang datang sekali setahun, membawa berkah yang melimpah ruah bagi siapa saja yang bersedia meraihnya.
Banyak di antara kita yang sudah menyambut kedatangan Ramadhan dengan hati yang lapang dan penuh persiapan. Seperti orang-orang saleh yang memohon kepada Allah enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan bulan suci ini, dan enam bulan setelahnya untuk memohon agar amal ibadah mereka diterima di sisi Allah. Mereka membuka lembaran-lembaran pena ulama, mempelajari hukum-hukum berkenaan dengan Ramadhan, dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk menyongsong kedatangannya.
Namun, sayangnya ada juga di antara kita yang menganggap Ramadhan sebagai momen biasa, enteng menyia-nyiakannya tanpa menyadari keistimewaannya. Mungkin karena kesibukan dunia yang membutakan mata hati, atau karena kurangnya pemahaman akan keagungan bulan ini. Pertanyaannya, di manakah kita berada dalam spektrum ini?
Saya ingin mengajak teman-teman untuk merenungkan betapa berharganya setiap detik yang kita miliki, terutama di bulan suci ini. Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput, dan apakah kita akan dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya. Saya pernah merasakan getirnya kenyataan ini ketika, hanya satu hari sebelum Ramadhan, seorang sahabat kami mendapat berita duka. Kepergian salah satu anggota keluarganya mengingatkan kami betapa rapuhnya benang kehidupan ini.
Jadi, mari kita manfaatkan setiap momen yang Allah berikan kepada kita, terutama di bulan suci ini. Mari kita berdoa agar diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan berikutnya, sambil berusaha menjalani setiap hari dengan penuh rasa syukur dan taat kepada-Nya. Sebab, Ramadhan adalah sekolah kehidupan yang mengajarkan kita arti kesabaran, pengendalian diri, dan keikhlasan. Semoga kita semua bisa meraih berkah dan ampunan-Nya di bulan yang penuh kemuliaan ini. Aamiin.
Oleh: Azimmar Amirul Alam. Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.