Tipping point merupakan istilah yang digunakan oleh Malcolm Gladwell dalam menyebutkan sebuah perubahan drastis dalam setiap kejadian. Contohnya seperti sebuah kejahatan yang dalam waktu singkat menjadi berkurang, penjualan sebuah perusahaan yang seketika meningkatkan tajam, atau bisa juga perubahan perilaku masyarakat luas secara tiba-tiba. Atau yang paling umum kita saksikan saat ini adalah ketika grafik penularan virus corona saat ini tiba-tiba saja menurun. Hal yang umum ketika tingkat penularan sebuah penyakit dapat dicegah dan dikendalikan dengan baik, maka grafik penyakit itu dapat menurun.
Namun bagaimana dengan perilaku sosial? Gladwell berpendapat bahwasanya perilaku sosial memiliki karakter yang sama dengan penyakit menular. Perubahan perilaku sosial juga bisa menjadi epidemi dalam masyarakat. Sebagaimana virus atau penyakit yang dapat ditularkan kepada orang lain dengan cara yang sangat mudah, perilaku sosial juga demikian. Dengan kaidah-kaidah yang tepat, perilaku sosial dapat ditularkan, disebarluaskan, dan bahkan bisa saja menjadi epidemi sosial yang menyebar luas.
Kenakalan remaja merupakan sebuah masalah yang sebenarnya cukup sering dibahas. Mengingat masa remaja merupakan masa transisi dari usia kanak-kanak ke usia dewasa, maka perkembangan pada usia ini juga sangat krusial. Apa yang diterima seseorang pada masa remaja akan menentukan bagaimana ia di masa dewasa kelak. Menjadi bahaya apabila bekal yang diterima seseorang pada masa remaja ini bukan bekal yang baik. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam mengantarkan seorang remaja menuju usia dewasa. Di samping itu, yang kita saksikan pada remaja saat ini tidak menunjukkan apa yang kita harapkan. Tidak sedikit para remaja yang terjerumus dalam kenakalan-kenakalan remaja. Mulai dari pacaran, merokok, begal, bahkan membunuh. Urgensi dalam menemukan solusi atas masalah ini pun sangat dibutuhkan.
Dalam bukunya, “The Tipping Point: Bagaimana Hal-hal Kecil Dapat Membuat Perbedaan Besar”, Gladwell menerangkan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga kaidah yang dapat menciptakan tipping point dalam skala besar. Yang pertama adalah hukum tentang yang sedikit (law of the few), yang kedua faktor kelekatan (stickiness factor), dan yang ketiga kekuatan konteks (power of context). Dan ini bisa saja kita gunakan dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja.
Pertama, adalah hukum tentang yang sedikit. Yang dimaksud di sini adalah bahwa segelintir orang dengan keahlian tertentu dapat berperan besar dalam penyebaran epidemi sosial. Dalam “hukum tentang yang sedikit”, Gladwell membagi orang-orang “yang sedikit” ini menjadi tiga golongan. Pertama para bijak bestari, kedua penghubung, dan yang ketiga penjaja. Para bijak bestari adalah orang yang memiliki pandangan berbeda dan ide-ide segar. Biasanya mereka memiliki lingkaran pergaulan yang kecil. Namun dengan peran penghubung, ide-idenya dapat tersalurkan. Para penghubung sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang memiliki lingkaran pergaulan yang luas. Mereka berperan menyebarluaskan ide-ide dan gagasan yang ia dapat dari bijak bestari, untuk kemudian ia sampaikan pada para penjaja. Dan yang terakhir adalah penjaja. Para penjaja biasanya adalah orang yang amat disukai banyak orang. Ia bisa berupa pemimpin suku, pemimpin geng, atau bisa juga publik figur. Ia amat disukai banyak orang, sehingga apa yang ia ucapkan amat berpengaruh.
Dalam pergaulan kita di lingkungan sosial, mudah saja kita temukan orang “yang sedikit” di atas. Bijak bestari bisa saja dari diri kita sendiri. Sementara penghubung dan penjaja biasanya ada dalam lingkaran pergaulan sekelompok remaja tertentu.
Kaidah yang kedua adalah faktor kelekatan. Inovasi yang dibuat, disalurkan, kemudian sampai pada masyarakat luas. Namun inovasi itu tidak dapat bertahan lama apabila tidak berkarakter melekat. Bahkan tanpa sesuatu yang melekat, inovasi tidak dapat membuat grafik yang tadinya naik tiba-tiba menjadi turun.
Dan kaidah yang terakhir adalah kekuatan konteks. Pencuri belum tentu melakukan pencurian ketika kondisi sekitarnya ramai. Pembom bunuh diri tidak akan serta-merta meledakkan dirinya di tengah gurun. Setiap tindakan selalu dikaitkan dengan konteks. Begitu juga dengan kenakalan remaja. Remaja tidak akan melakukan suatu kenakalan remaja jika kondisi sekitarnya tidak mendukung. Barangkali lingkungan yang baik, tertib, dan tertata serta didukung pergaulan yang kondusif akan mengurangi minat remaja dalam melakukan suatu kenakalan. Sebagaimana perbedaan perilaku orang Indonesia yang lebih tertib ketika berada di luar negeri daripada ketika berada di dalam negeri. Gladwell menunjukkan bahwa perubahan tidak selamanya membutuhkan waktu yang panjang dan progress yang lamban. Dengan kaidah-kaidah tertentu yang dilakukan dengan tepat, perubahan dapat dicapai dalam waktu cukup singkat.
Oleh: Qonuni Gusthaf Haq Editor: Ariq Ahnafalah S.