Untuk wanita terhebat dihidupku
Assalamualaikum, Bu. Bagaimana kabarmu hari ini? Bagaimana keadaan disana? Apakah disana nyaman? Apakah baik-baik saja? Apakah tidurmu nyenyak? Apakah dirimu bahagia? Bu. Disini aku hanya bisa mendoakan agar dirimu selalu bahagia disana. Apakah ibu tahu? Hari ini adalah hari yang benar-benar spesial. Bagaimana tidak, hari ini adalah tanggal 22 Desember. Dimana tiap tahunnya kita memperingati hari ibu. Dan hari ini juga dirimu berulang tahun. Selamat hari ibu dan ulang tahun, Bu.
Maaf jika selama dirimu masih hidup, aku selalu menyusahkan-Mu. Maaf jika dulu ketika masih kecil, aku selalu menanyakan hal-hal yang tidak penting pada-Mu. Pertanyaan yang selalu aku ulangi, padahal aku sudah tahu jawabannya dan dirimu tidak pernah bosan untuk menjawab. Maaf ketika aku sudah dewasa, aku malah sering tidak mendengar nasihat-Mu. Maaf aku selalu menjawab pertanyaan-Mu dengan nada tinggi dan bahasa yang kasar, padahal dirimu lah yang mengajariku cara berbicara ketika aku kecil.
 Maaf aku yang sampai saat ini belum bisa menjadi apa yang dirimu harapkan. Walaupun dirimu sering bilang, terserah aku mau jadi apa yang penting sesuai dengan apa yang aku mau. Karena dirimu akan selalu mendukung segala cita-citaku. Maaf jika aku pernah dan sering mengecewakan-Mu. Sekali lagi aku minta maaf, Bu.
Aku akan selalu ingat malam itu. Malam dimana aku memilih akan jadi apa aku ketika dewasa nanti. Malam itu aku bertanya, “Bu, apakah ketika aku dewasa nanti aku akan menjadi gadis yang cantik? Apakah aku akan menjadi orang kaya ketika dewasa nanti? Apakah aku boleh menjadi apa yang aku inginkan?” Dan dirimu menjawab dengan menyanyikan penggalan sebuah lagu,
Que Sera, Sera,
Whatever Will be, Will be
The future’s not ours, to see
Que Sera, Sera,
Whatever will be, Will be
Kemudian dirimu berkata, “Nadine, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apa yang terjadi di masa depan biarlah terjadi. Entah kau akan menjadi apa, jika itu sesuai dengan apa yang kau inginkan, ibu akan selalu mendukung mimpimu itu.” Apa yang dirimu malam itu selalu menjadi petunjuk arah kemana aku akan pergi ketika dewasa.
Bu, lihatlah sekarang dihadapan-Mu ada anak perempuan yang dulu selalu menangis di pangkuan-Mu. Anak perempuan yang dulu selalu membantah-Mu. Anak perempuan yang dulu selalu merepotkan-Mu. Anak perempuan itu sekarang sudah berubah, dia sudah dewasa. Dia sudah paham bagaimana kehidupan berjalan. Dia sudah tidak bisa lagi menangis, membantah dan merepotkan dirimu lagi.
Bu, anak perempuan-Mu sebentar lagi juga akan menjadi seorang ibu. Semoga aku bisa menjadi ibu sehebat dan sebaik dirimu untuk anak-anakku. Semoga aku selalu menyayangi mereka, sebagaimana dirimu selalu menyayangiku.
Sekali lagi aku ucapkan selamat hari ibu dan selamat ulang tahun. Semoga dirimu selalu bahagia disana, Bu.
Terima kasih Tuhan. Engkau telah mengirimkan sosok malaikat yang begitu lembut. Malaikat yang begitu baik hati. Malaikat yang selalu mengasihi. Malaikat yang kupanggil ibu.
Terima kasih ibu. Dirimu telah merawat serta mendidikku hingga aku menjadi seperti sekarang ini. Dirimu telah bersedia menjadi ibu bagi perempuan ini. Terima kasih, Bu.
Sekian dariku, anak perempuan-Mu
***
Selamat hari ibu untuk seluruh ibu di dunia. Kalian adalah sesosok wanita hebat. Kita tidak perlu merayakan satu hari dimana kita menunjukkan seberapa sayang kita pada ibu kita. Karena ibu selalu menyayangi kita setiap hari. Kita tidak akan pernah bisa menandingi rasa sayang yang dimiliki seorang ibu, mendekatinya pun tidak. Satu hal yang perlu kita ingat, ibu mungkin bisa hidup tanpa kehadiran sosok kita, tapi kita tidak akan pernah bisa walau satu hari pun hidup tanpa kehadiran sosok ibu.
Sekali lagi saya ucapkan selamat hari ibu untuk kalian yang ada di seluruh dunia.
Ahmad Nur Rahman Alghifari
Oleh : Ahmad Nur Rahman Alghifari (Ketua Umum spm periode 2023/2024) Editor : Bianveneida Madiva Khanza
