Lembaga Pers Mu’allimin, Parangtritis — Stres? Lelah? Mumet? Atau bosan karena belajar dan bekerja seharian? Mengapa tidak pergi jalan-jalan saja? Itulah yang dilakukan oleh para santri kelas Engineering Trensains Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Trensains sendiri adalah salah satu program dari Mu’allimin yang bertujuan membentuk para santri terkhusus di bidang IPA yang selaras dengan agama Islam. Dan salah satu kegiatannya adalah jalan-jalan. Tapi, bukan hanya sekedar jalan-jalan dan bermain ria, tapi juga sekalian belajar. Jalan-jalan sembari belajar.
Akan ada tiga lokasi yang berbeda untuk dikunjungi. Yang pertama adalah berkunjung ke salah satu universitas terbaik di Indonesia, yaitu UPN “Veteran” Yogyakarta. Di sana para si para santri belajar tentang pertambangan, bagaimana tambang itu bekerja, mulai dari mencari lokasinya, proses pencarian dan pengolahannya. Yang paling menarik adalah saat di laboratorium petrologi. Bebatuanlah yang dipelajari di sana. Jika kalian beranggapan bahwa sebuah benda bernama batu itu tidak ada menarik-menariknya, maka, anggapan kalian akan musnah jika telah memasuki ruang labolatorium petrologi. Bahkan, yang tak kalah unik adalah, di labolatorium ini ada lemari besar, mirip lemari baju yang isinya itu penuh dengan berbagai jenis batu! Dari bawah hingga atas penuh dengan batu!
Lanjut ke destinasi selanjutnya. Kali ini, para santri akan berkunjung ke museum Gumuk Pasir Parangtritis. Oke, mungkin kalian akan berpikir apa yang spesial dengan sebuah Gumuk Pasir? Perlu kalian ketahui, Gumuk Pasir itu bukan hanya sekedar pasir berukuran massal yang menumpuk dan menggunung, melainkan sebuah proses alam yang sangat langka yang berjalan lebih dari ribuan tahun hingga membentuk gumuk pasir. Dan, aku sebagai penulis yakin, jika kalian kesini, kalian akan takjub dengan pemandangan gunung pasir yang terhampar luas. Yang spesial dari gumuk pasir di Parangtritis ini adalah jenisnya yang sangat langka, yaitu jenis barchan. Mengapa aku katakan jenis ini sangat sangat langka? Itu karena jenis gumuk pasir ini hanya ada dua di dunia, di Meksiko dan di Parangtritis, Indonesia. Yang lebih spesialnya lagi dari Gumuk Pasir Parangtritis ini adalah, jenis barchan adalah jenis gumuk pasir yang tidak tercipta di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Jadi, merupakan sebuah keajaiban jenis ini dapat terbentuk di Indonesia yang notabenenya beriklim tropis. Jadi, kalian yang warna NKRI harus bangga dengan Indonesia ya? Museum Gumuk Pasir Parangtritis sendiri adalah pusat riset dan penelitian untuk melestarikan keajaiban alam ini.
Setelah melihat-lihat di museum Gumuk Pasir Parangtritis dan bermain di gumuk pasirnya langsung. Para santri pun pulang ke asrama, membawa cerita dan kenangan masing-masing.
Oleh: Muhammad Azka Hudiya
Editor: Khalish Zeinadin
2inpgy