Pahlawan bukanlah kata yang asing bagi kita, karena faktanya Sejak kecil kita telah disuguhi akan berbagai kisah tentang kepahlawanan. Kisah Bung Tomo, bagaimana pidatonya membakar semangat arek-arek Surabaya untuk mempertahankan merah putih. Gajah Mada dan Sumpah Palapa nya untuk menyatukan nusantara. Nabi Muhammad, tentang ketekunan dan kesabaran beliau dalam menyebarkan agama islam dan masih banyak lagi.
Ya, itulah beberapa kisah para pahlawan yang sering kita dapati sedari kecil. Tetapi kita juga harus sadar, harus mengetahui tentang kisah “yang lain”. seperti mereka yang berjuang di masyarakat, menegakkan hukum dan membina sekitar agar masyarakat menjadi tertib dan aman. Mereka yang mendidik kita dan menyalurkan ilmu yang mereka miliki sehingga kita bisa menjadi orang yang berilmu, bermoral, dan bijaksana. Menjadi generasi masa depan yang cerah. Juga mereka yang berjuang dengan giat, menimba ilmu yang sangat berat dan membutuhkan proses yang lama, hanya untuk mengorbankan waktu luang, waktu bersama keluarga mereka, untuk kesehatan dan kesembuhan kita.
Sekarang ini banyak sekali narasi yang menyudutkan peran ini. Seperti polisi, mereka yang menegakkan hukum dan menertibkan sekitar di pandang negatif dan mulai kehilangan kepercayaan oleh masyarakat. Hal ini bermuara dari kasus-kasus yang melibatkan polisi dan mencoreng nama baiknya. Permasalahan ini tidak terlepas dari berbagai oknum baik dari luar yang memang ingin merusak citra bahkan esensi dari polisi itu sendiri. Juga dari dalam, mereka, oknum polisi yang memanfaatkan kuasa yang mereka miliki untuk kepentingan mereka pribadi, sehingga mereka melakukan pelanggaran dan merusak nama baik instansi.
Hal ini juga diperparah oleh media. Bagaimana kebanyakan media hanya menyiarkan berita dari satu sisi saja, dalam kasus ini adalah berbagai aib dan hal negatif polisi. Sehingga menjerumuskan opini masyarakat awam ke hal yang negatif. Kita tidak bisa menyalahkan media secara keseluruhan karena memang jenis berita ini yang laku di masyarakat. Mereka suka akan kekurangan orang lain sehingga bisa menghibur diri kalau orang lain memiliki masalah yang lebih buruk. Tetapi hal ini tidak baik karena dengan berita tentang segala masalah polisi dan oknum-oknum di dalamnya menyebabkan mereka, semua polisi yang baik dan jujur di luar sana menjadi terfitnah. Sehingga segala kebaikan yang telah mereka lakukan tidak diakui karena beberapa oknum saja. Â
Tenaga pendidik. Bagaimana dalam masyarakat modern sekarang ini rasa hormat akan mereka semakin menipis dan hilang. Kita cukup memperhatikan sekitar dan menyadari berbagai kasus tentang siswa yang mulai meninggalkan adab kepada guru, bahkan membentak dan memukulnya. Padahal guru memiliki ilmu yang dibutuhkan para siswanya. Kalau para siswa ini tidak memiliki adab kepada para tenaga pendidik, maka bagaimana bisa ilmu itu dapat mereka raih dan nikmati.
Lalu juga pada tenaga kesehatan terkhusus dokter. Bagaimana mereka yang telah menghabiskan bertahun-tahun waktu berharga mereka untuk menimba ilmu, untuk belajar dengan susah payah harus kalah akan berbagai hoax yang ada. Tentang bagaimana orang lebih percaya kepada mereka yang hanya memiliki sedikit bahkan tidak ada pengetahuan di bidang ini, karena egoisme mereka untuk mendukung kepentingan pribadi sendiri, sehingga bisa mengalahkan argumen dan keputusan para dokter yang telah menghabiskan sisa hidup mereka untuk bidang ini.
Dokter yang difitnah, terutama di saat pandemi ini kalau memanfaatkan keadaan yang ada untuk memperkaya sendiri, atau memberikan skenario tentang pandemi dan menyebarkan ketakutan ke masyarakat sehingga bisa mendapatkan atau dalam istilah mereka menjadikannya bisnis. Tetapi kalau ini terjadi, mengapa mereka para dokter juga harus menggunakan pakaian hazmat padahal itu sangatlah tidak nyaman dan panas. Juga harus mengorbankan waktu mereka untuk keluarga, waktu luang mereka hanya untuk menangani para pasien. Jika memang narasi mereka itu benar, lalu mengapa para dokter dan tenaga kesehatan menderita?
Polisi, tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan masih banyak lagi adalah orang-orang yang harus kita hormati, dan pekerjaan yang mereka lakukan itu merupakan hal yang mulia. Jika kita mendapati mereka yang melenceng, maka itu hanyalah oknum saja, dan tidak pantas menyandang gelar mulia itu. Ya mereka pahlawan, pejuang yang berani berkorban untuk membela bangsa. sama seperti para pejuang tanah air yang mengangkat senjata, meneteskan keringat dan darah untuk bangsa ini, mengorbankan waktu, harta, hingga nyawa mereka hanya untuk satu kata, merdeka.
Oleh: Siriel Wafa N. F. Editor: Wildan Aziz H.