26.3 C
Yogyakarta
Jumat, 27 Juni 2025
BerandaKabarWebinar SOVIA (1.0), Ajang MSC untuk Memupuk Gairah Ilmiah Pelajar Mu'allimin

Webinar SOVIA (1.0), Ajang MSC untuk Memupuk Gairah Ilmiah Pelajar Mu’allimin

Alhamdulillaah, puji syukur yg sebesar-besarnya kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunianya yang sungguh luar biasa pada Muallimin Scientific Community, sehingga dapat merintis acara Webinar yang bertajuk “Sinau Online Via Daring” (SOVIA) (1.0), dengan tema “The role of Artificial Intelligence in Achieving Ecosystem Sustainability”, pada hari Kamis tanggal 11 November 2021 pukul 15.45 sampai 17.15, tak pernah terpikir sebelumnya di benak kami bila acara mungil ini dapat menarik atensi luar biasa dari para peserta webinar, sekali lagi dengan hormat, Muallimin Scientific Community ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada segenap peserta yang telah dengan proaktif mengikuti serangkaian webinar SOVIA (1.0) dari awal sampai akhir.

Masih tertera dengan jelas di kepala penulis, hari itu adalah kamis yang kelabu, udara sejuk bercampur sempurna mengikuti alunan harmoni aroma manis hujan, menemani jejak langkah penulis ketika hendak memasuki ruang Multimedia demi memulai serangkaian acara bersama ustadz Sahran. Ah, Sepertinya penulis pun harus mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya pada madrasah di forum ini, tanpa bantuan mereka, mungkin webinar SOVIA (1.0) yang kami ciptakan, tak akan dapat lahir secara selamat tanpa prematur. Seiring dengan pengumuman dan undangan peserta kami sebar, mulailah para peserta yang telah mendaftar itu datang menghampiri kami, dan segera ambil bagian dalam acara. Maka tanpa menunggu, acarapun langsung kami buka dengan bacaan basmalah dan ditopang pula oleh lantunan ayat suci Al-Quran, yang tentunya penulis yakin seyakin-yakinnya bila Al-Qur’an adalah faktor kunci dari langgengnya acara pada sore kelabu itu. Meskipun konsep utama dari webinar ini adalah blanded (campuran peserta luring dan daring) namun tampaknya permasalah ini dapat terselesaikan dengan bukti berupa lancarnya pemberian sambutan dari ketua umum MSC, yakni M. Rosyid Wahyudin, dan perwakilan madrasah yakni ustadz Sahran Hadziq.

Hal yang kami jual dari webinar ini adalah bobot materi Webinar. Mengingat hal tersebut, maka pemateri yang dipilih telah sebelumnya melalui proses seleksi dari internal MSC. Beliau adalah saudara Noper Ardi, seorang dosen dengan kopetensi tinggi dari perguruan tinggi Universitas Negeri Padang. Seorang mantan pemimpin dari organisasi Plat Merah Forum Science dan teknologi Pascasarjana UGM. Dari relasi yang kami dapatkan, beliau ini ternyata memang pribadi yang benar-benar dekat dengan topik yang kami angkat. Yakni kecerdasan buatan, dari cerita yang beliau kabarkan pada kami, beliau ini ternyata pernah mengadakan penelitian dengan para warga di Kalimantan dengan artificial intelligence sebagai aktor utamanya. Sepertinya memang tidak salah, apabila penulis melabeli pemateri yang satu ini dengan pemateri yang bukan kaleng-kaleng.

Karena kami mengangkat problematika Ai, maka pemateri dengan kegemulaian retorikanya mulai menjelaskan pada kami perihal apa itu artificial intelligence. Di sana pahaman kami mulai terbuka, bila pembahasan artificial intelligence sesungguhnya adalah pembahasan yang sangat luas, karena di dalamnya masih ada machine learning dan deep learning, yang masing-masing dari mereka rupanya beririsan dan memiliki subyek pembahasan berbeda. Disana pun kami diberi pemahaman luas, bila jenis-jenis artificial intelligence sangatlah bervariatif, salah satu yang cukup berkesan diingatan penulis, ialah tentang Artificial super Intelligence. Beliau menuturkan, apabila Ai yang satu ini memang belum ada dalam kehidupan nyata, namun dari berbagai informasi yang beredar, telah banyak pihak yang mulai meramal akan eksistesinya di masa depan.Dalam pengaplikasian untuk melindungi ekosistem bumi, beliau memiliki penekanan khusus dan menarik dari sudut pandang yang baru nan khas.

Bukan hanya memberikan contoh konkret seperti pemakaian Ai pada hutan demi mendapatkan informasi terkait satwa langka, beliau juga menjelaskan bagaiamana IoT (Internet of Thing) yang terintegrasi dengan Ai itu dapat juga membantu menyelamatkan ekosistem. Terkait bagaimana regulasi penggunaannya dan pembatasan pemakaiannya, itu semua dapat kita atur melalui IoT. Selain itu dari beberapa referensi literasi yang beliau baca, beberapa petani di Jepang rupanya telah mulai meminjam bantuan dari artificial intelligence untuk mempermudah urusan agrikultur. Kini mereka tidak lagi perlu bersusah payah untuk memeras keringat demi membesarkan tetumbuhannya, cukup pandangi device laptop, dan atur seluruh pekerjaan anda melalui IoT yang terintegrasi dengan robot beserta Ai di dalamnya. Artificial intelligence memanglah menarik di mata. Anda sudah tak perlu lagi meragukan kemampuannya, bayangkan saja benda ini beberapa tahun lalu sudah mampu mengalahkan seorang grand master permaianan papan Go yakni Lee Sedol. Meskipun begitu, kak Noper tetap saja memperingatkan kami terkait beberapa pengaruh buruk yang dapat diimplikasikan oleh Ai, salah satu yang terburuk dan beliau kutip ialah mampu menjadikan manusia malas. Bayangkan saja seorang petani yang dulunya harus banting tulang di sawah, kini hanya perlu duduk santai sembari mengamatinya dari meja kerjanya. Apabila manusia sudah terlalu malas untuk bekerja, lantas manusia tentu akan mulai memasuki babak baru dari peradaban yang dibentuknya, yakni era di mana ketergantungan berlebih pada teknologi akan merajalela, sedangkan kemampuan original dari manusia akan mulai disangsikan.

Oleh: M. Rosyid Wahyudin
Editor: Yudistira Brigas Wohingati
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -