Pelajar merupakan komponen penting dalam keberlangsungan hidup gerakan keilmuan suatu negara. Dilihat dari jumlahnya, data Kemendikbud menjelaskan pada tahun ajaran 2019/2020 pelajar mencapai jumlah 45.684.771 jiwa. Hal ini merupakan sebuah harapan baru bagi bangsa Indonesia, apalagi di tengah masa pandemi Covid-19 untuk terus menjaga semangat keilmuan meskipun melalui media daring.
Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharu (tajdid) yang berlandaskan al-qur’an dan sunnah sudah sepatutnya menyelaraskan pergerakannya bersama dengan seluruh komponen bangsa untuk menjaga semangat keilmuan. Seperti yang terdapat dalam sebuah hadis yang berbunyi.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224)
Tentunya hadis ini menjelaskan betapa pentingnya menjaga semangat keilmuan di tengah zaman yang serba mengandalkan teknologi. Selain banyak hal yang berubah dengan penggunaan teknologi secara besar-besaran, ternyata indeks demokrasi di Indonesia juga semakin menurun. Indonesia yang notabenenya sebagai negara demokrasi harus segera sadar dengan keadaan saat ini. Muhammadiyah melalui IPM menjadi salah satu organisasi yang memiliki basis massa pelajar harus mulai bergerak khususnya di ranah keilmuan dan pe-nanaman nilai-nilai demokrasi.
Meskipun kita semua sedang dilanda Pandemi Covid-19 bukan alasan untuk tidak bergerak dan bermanfaat bagi sesama. Pelajar sebagai generasi yang diyakini dapat menjadi agent of change bagi perubahan di Indonesia, tentu harus kita realisasikan bersama-sama dengan terjun langsung ditengah-tengah masyarakat.
Pelajar Demokratis
Demokratis yang berasal dari kata demokrasi tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Ada sebuah slogan yang menyatakan demokrasi itu dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat. Menurut KBBI demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Mewujudkan paradigma pelajar demokratis bukanlah hal yang mudah. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi, apalagi pelajar yang sedang mengalami masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar diri tanpa ada pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 1980). Tentunya harus sama-sama kita kaji dan kritisi mengenai keadaan sekarang ini. Dengan zaman yang mendisrupsi dan semakin mengandalkan teknologi, sehingga memudahkan pelajar untuk berselancar secara bebas di dunia maya.
Pelajar demokratis dapat diwujudkan dari kesadaran kita masing-masing dengan memaknai bagaimana sikap/perilaku yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi seluruh pelajar kalangan apapun. Tidak ada marjinalisasi dari kalangan sosial kelas atas terhadap bawah, begitu pula sebaliknya.
Bisa dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu kelas yang di dalamnya dapat diwujudkan sistem demokrasi yang ideal. Dengan saling menghargai antar pendapat, mendengarkan orang-orang yang berbicara di depan kelas, dan juga meminimalkan bullying antar sesama. Hal-hal kecil yang sebenarnya dianggap remeh ternyata dapat memberikan implikasi besar terhadap kehidupan kita ke depannya.
Pada lingkungan IPM dapat diwujudkan pula paradigma pelajar demokratis. Implementasi pelajar demokratis misalnya di saat rapat ataupun musyawarah, tentunya ini menjadi gambaran apakah pelajar IPM sudah menerapkan nilai-nilai demokrasi di tengah lingkungannya atau belum? Bukan hanya sekedar tagline dan paradigma belaka, namun menjadi semangat bagi kita bersama untuk mewujudkan IPM yang demokratis.
Maka dari itu, perwujudan pelajar demokratis di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat harus ditanamkan sedini mungkin dengan harapan dapat menjadi budaya/kebiasaan baik bagi pelajar. Serta dapat ditularkan dan menjadi nilai kebermanfaatan yang terus mengalirkan amal jariyah.
Pelajar Berkemajuan
Gerakan Pelajar Berkemajuan yang digagas oleh IPM pada Muktamar XVIII IPM di Palembang tahun 2012, sudah sepatutnya kita gaungkan kembali. Gerakan ini menjadi seruan bagi pelajar khususnya pelajar IPM untuk terus bergerak secara nyata dan berdampingan dengan zaman (adaptif). Ada banyak nilai yang harus segera direalisasikan di masing-masing daerah agar memberikan dampak nyata bagi kehidupan pelajar dan masyarakat umum.
Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB) mengandung 3 poin penting.
- Pencerdasan
Pencerdasan merupakan upaya perubahan sosial melalui banyak proses yang mencerdaskan. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat mengubah pola pikir pelajar yang kurang tepat menuju pola pikir dinamis dan berkemajuan. Gerakan pencerdasan ini harus sama-sama diupayakan supaya pelajar tidak konservatif dan kolot. Sehingga sebagai pelajar, kita dapat menerima berbagai pandangan serta dapat menyelesaikan masalah secara objektif. - Pemberdayaan
Gerakan pemberdayaan merupakan sebuah bentuk pengorganisasian sumber daya untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Pemberdayaan melatih diri untuk mau belajar memimpin dan dipimpin dalam sebuah organisasi. Kader IPM tentunya harus peka dengan keadaan sekarang, bagaimana bisa melakukan banyak gagasan baru dengan mempengaruhi dan memberdayakan orang sekitar, atau terjun langsung di tengah masyarakat. Didasari dengan keprihatinan kondisi sosial di tengah masyarakat membantu para pelajar agar dapat bergerak secara kolektif kolegial dalam pemberdayaan. - Pembebasan
Agama islam sejatinya merupakan agama pembebasan. Hal ini merupakan keniscayaan yang tak bisa dipungkiri lagi, karena melihat bagaimana berbagai ajaran yang diajarkan mengandung paradigma pembebasan. Pembebasan di sini dimaksudkan bagi pelajar agar terbebas dari penindasan secara moral, intelektual, dan spiritual. Implementasi terbaik dari pembebasan adalah bersama-sama untuk belajar dan mengembangkan soft ataupun hard skill yang kita miliki. Selain itu mencari pengalaman sebanyak mungkin akan semakin membuka dan melebarluaskan pandangan kita dalam menyikapi berbagai paradigma.
Pada akhirnya, sebagai kader IPM yang diharapkan mampu menjadi penggerak, pelopor, dan pelangsung tujuan IPM sendiri ataupun tujuan Muhammadiyah kita sama-sama terus menjaga semangat belajar dan menuntut ilmu. Dengan ilmu dan keimanan sebagai dasar hidup yang terus kita kokohkan akan mewujudkan paradigma-paradigma dan Gerakan baru yang moderat (sesuai dengan kondisi zaman) serta selaras dengan tujuan Muhammadiyah tentunya.
Mewujudkan pelajar demokratis berkemajuan merupakan pekerjaan bersama bagi kita semua, tidak hanya pelajar IPM namun secara umum pelajar Indonesia. Nah, IPM sebagai salah satu organisasi yang mewadahi pelajar untuk terus berkembang dan bergerak tentunya harus memegang teguh komitmen agar dapat menjadi pelopor dan bermanfaat ke depannya.
Mari bergerak secara nyata! Ada banyak ruang yang diberikan kepada para pelajar untuk menebarkan kebermanfaatan. Bergerak sesuai dengan porsi dan passion kita masing-masing. Bismillah, dengan ini kita dapat mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya dan negara yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.
Oleh: Syauqi Marsa Taqiyuddin Editor: Siriel Wafa Nuriel Fahri