Perdana dari Kami
Pada 19 September 2024, di pelabuhan. Sebuah bahtera baru hendak berlayar. Para awak sedang bersiap—perencanaan dana, waktu, kemungkinan rintangan, dan pulau-pulau tujuan telah disiapkan dengan (cukup) matang. Bahtera telah siap berlayar.
25 September 2024, bahtera telah mendekat ke pulau pertama yang hendak ditaklukkan. “TURUNKAN PASUKAN!”. Sang nakhkoda “kecil” berucap tegas. Sesuai perintah, pasukan diturunkan. Adalah Departemen KDI yang telah turun—departemen yang paling menguasai rintangan pulau ini.
~ ~ ~
Kami PR IPM Mu’allimin perdana melangsungkan program kerja pertama kami. Kali ini bidang KDI menjadi ujung tombak. Dijalankanlah sebuah acara bernama ‘Kajian Santri 1’.
Kajian Santri 1
“Kajian” berasal dari kata “kaji”, istilah yang merujuk pada proses belajar, menelaah, dan mempelajari suatu ilmu atau materi secara mendalam. Maka “Kajian Santri” adalah acara mengkaji sebuah materi yang sekiranya relevan dengan para santri sebagai audiens.
Kali ini “Kajian Santri 1”, acara yang diketuai oleh Ipmawan Ahmad Badir Hamam Zadisa. Acara diadakan pada Rabu, 25 September 2024. Diadakan bagi santri tingkat 1 Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Acara dimulai pada malam hari, dari jam 19.30 hingga 21.30. Acara ini bertemakan “Wujudkan Mimpi dengan Mengedepankan Nilai-nilai Islami”.
Materi: Tentang Mimpi
Kami bidang KDI mengundang seorang pemateri yang berwawasan luas, memiliki kesiapan, berantusias, dan tentunya ‘asik’ untuk “Kajian Santri 1” kali ini. Adalah Ustadz Aulia Fathurrahman Darwis S.S. yang sekaligus menjadi salah satu guru di madrasah kami.
Sedikitnya, ini adalah pengetahuan yang penulis dapatkan dan simpulkan dari beliau:
Ustadz Aul bertanya, ‘Apa mimpimu?’. Dama, kader tingkat 1. Dia memiliki mimpi menjadi pengusaha, yakni menjadi penjual mobil Lamborghini. Adalah sebuah mimpi yang tidak boleh disepelekan, tidak ada yang tidak mungkin, dan setidaknya dia punya mimpi.
• Masalah-masalah dalam ber-mimpi:
1. Takut akan sebuah kegagalan.
Jangan takut! Justru dari kegagalan itu yang nanti akan membentukmu, beranilah untuk bermimpi, beranilah untuk memulai. Berani!
2. Saat gagal dicemooh oleh orang di sekitar.
Hal ini memang tidak bisa kita kendalikan. Pendapat atau omongan orang lain tidak bisa kita kendalikan. Yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana cara kita menghadapi mereka, maka “sabar” adalah kunci. Carilah lingkungan yang mendukung untuk kamu menggapai mimpimu, atau jika tidak menemukan lingkungan itu, maka buatlah sendiri lingkungan itu!
3. Tidak tahu apa yang akan dilakukan di masa depan.
Ini adalah yang terparah dari dua poin sebelumnya. Tidak tahu atau tidak memiliki mimpi. Mari kita coba mulai mencari mimpi, mimpi apapun itu. Carilah inspirasi untuk bermimpi.Ustadz. Aul, menunjukkan gambar dua buah novel yakni, ‘Laskar Pelangi’ dan ‘Sang Pemimpi’. Beliau menegaskan bahwa dua novel ini wajib dibaca. “Novel yang merubah hidup saya.” Tegas Ustadz. Aul. Novel yang berisi tentang mimpi dan cita-cita. Beliau mengutip kalimat salah satu lakon, “Tanpa mimpi dan cita-cita orang seperti kita ini akan mati, Kal.”.
Mimpi adalah Harapan dan Cita-cita
Ustadz Aul mengambil contoh sosok Cristiano Ronaldo, sosok yang disiplin dan memiliki motivasi— mengangkat derajat keluarganya. Kita sebagai pemimpi harus memiliki motivasi dan kedisiplinan dalam mengejar mimpi. Bila penulis ibaratkan: motivasi adalah gas dan disiplin adalah api. Untuk mencapai mimpi tidak bisa hanya dengan motivasi, perlu api sebagai pembakar gas, disiplin. Kita perlu disiplin.
~ ~ ~
Pulau berhasil ditaklukkan. Kru Departemen KDI terlihat luka-luka dan amat kelelahan. Makanan malam hari itu adalah EVALUASI, suatu yang wajar dan pasti. “Hey, lihatlah! Kita berhasil, kawan. Syukuri!”, kata salah satu kru. Tentang mimpi, bahtera dan awak kapal kami juga memiliki. Berlayar ke pulau demi pulau hingga berlabuh kembali ke pelabuhan. Harapannya awak kapal utuh dari awal sampai akhir perjalanan. Sebuah mimpi, akankah terealisasi?
Oleh: Mouldy Mohammad Zayyedi
Editor: Khalish Zeinadin
bib11a