Lembaga Pers Mu’allimin, Sleman — Senin (10/02/25 ) memasuki hari ketiga kemah prestasi dan pendidikan dasar tamu pengenal. Peserta mondar-mandir bergantian untuk bersih diri. Tak lupa peserta menyantap sarapan hasil jerih payah kelompok sendiri. Mereka memasak masakan untuk setiap waktu makan.
Selepas sarapan dan bersih diri para peserta menuju ke lapangan utama, berbaris membentuk letter U bersiap mendapatkan materi berikutnya. Berbaris rapi menghadap panggung. Menunggu kehadiran pemateri.
Terkejut para peserta melihat beberapa orang datang membawa beberapa box misterius. Para peserta gaduh, saling berbisik seakan dapat menebak isi dalam box tersebut. Beberapa sudah menduga bahwa isi box tersebut pastilah hewan-hewan tak wajar. Terlihat disalah satu box bening, seekor ular berwarna hijau sedang menggeliat meliliti sebuah ranting pohon.
Giat 5 kali ini berupa pemaparan materi tentang penanganan hewan reptil. Kakak-kakak yang hadir berasal dari Komunitas Ulo Galak Yogyakarta. Mereka akan memberikan edukasi langsung kepada peserta seputar hewan reptil. Lebih tepatnya edukasi dan pengalaman. Mungkin bagi beberapa peserta melihat dan menyentuh langsung ular dan hewan reptil.
Hewan dibagi kedalam beberapa jenis berdasarkan jenis makanannya. Pemakan tumbuhan disebut herbivora dan pemakan daging disebut karnivora. Kakak-kakak Ulo Galak kemudian menjelaskan lebih spesifik seputar hewan karnivora, terutama reptil. Peserta ditunjukkan beberapa jenis ular, diantaranya ular koros, ular Sowo Kopi, ular Tali Picis, ular Gonyosoma, ular Pucuk Daun, dan lai sebagainya. Peserta kegirangan. Ada yang hendak memegang, ada yang histeris, bahkan ada yang hendak lari ketika kakak-kakak Ulo Ganas mendekati.
Dua point penting yang perlu diingat sebagai tindakan pertama ketika bertemu dengan ular. “Pertama, jangan panik. Kedua, jangan banyak gerak,” ujarnya. Ular memiliki mata yang rabun. Untuk menangkap mangsanya ular lebih mengandalkan indra yang diantara mata dan hidungnya dengan menangkap getaran yang dihasilkan termasuk getaran suara, papar mereka. Maka salah satu cara yang dapat kita lakukan ketika bertemu ular di alam liar adalah dengan tidak membuat suara sama sekali.
“Jika kalian bertemu ular tolong jangan dibunuh. Ular dapat bermanfaat untuk mengurangi jumlah hama seperti tikus,” ungkap pemateri.
“Datangnya kami di sini untuk mengedukasi bagaimana tindakan yang tepat ketika bertemu ular, bukan mengajar untuk membunuh ular”. Komunitas Ulo Galak tak hanya menjadi komunitas pe-ngoleksi hewan-hewan reptil tetapi juga menjadi pelopor perlindungan kepada satwa-satwa reptil. Meski terlihat menyeramkan, hewan-hewan reptil memiliki posisi penting dalam rantai makanan. Demi mengurangi hama pemakan hasil pertanian (herbivora) hewan-hewan reptil perlu dilindungi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Oleh: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Fotografer: M. Fawwaz Zaydan Hammam.