24.3 C
Yogyakarta
Selasa, 18 Maret 2025
BerandaKabarMitigasi Bencana, Antisipasi Gempa Megatrust

Mitigasi Bencana, Antisipasi Gempa Megatrust

Lembaga Pers Mu’allimin, Sleman — Puas berkeliling Museum Gunungapi Merapi, melihat dan mencoba semua simulasi gunung meletus. Kini saatnya mereka kembali ke bumi perkemahan garongan. Bergegas berganti pakaian. Satu set seragam Hizbul Wathan lengkap dikenakan rapi. Bersiap melaksanakan salat dan makan malam.

Tak afdhol rasanya jika hanya mengetahui asal muasal dan sejarah gunung berapi. Kader Hizbul Wathan harus siap sedia di segala kondisi “sedia payung sebelum hujan”. Ahad (08/02/25) peserta akan melaksanakan rangkaian kegiatan berikutnya. Giat 4: materi Mitigasi Bencana dan Antisipasi Gempa Megatrust. Materi dibagikan di lapangan atas. Semua peserta mengikuti Giat 4 kecuali mereka yang mendapatkan jadwal menjaga tenda dan radio.

Telah hadir pemateri, Bapak Setya Nur bersama dua orang rekannya untuk memberikan sosialisasi mitigasi bencana. Materi dimulai dengan pertanyaan “Apa itu bencana?”
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa yang mengganggu kehidupan masyarakat dan dapat menyebabkan kerugian. Bencana dapat disebabkan oleh faktor alam, non-alam, atau manusia, papar mas Rasyid.

Bencana dibagi menjadi tiga berdasarkan faktor penyebabnya.
Bencana alam, bencana teknologi, bencana manusia. Pertama, bencana alam contohnya banjir, tsunami, tanah longsor dan puting beliung. Kedua, bencana karena teknologi contohnya wabah, virus, dan radiasi nuklir. Ketiga, bencana karena manusia contohnya pemanasan global, mencairnya es di kutub karena suhu bumi dan sebagainya. Jelas kak Setya.

Tindakan mitigasi bencana apa saja yang perlu diadakan?
Pra bencana: membuat aliran irigasi, mengadakan himbauan peringatan. Saat bencana: Tanggap darurat. Pasca Bencana: Rehabilitasi.

Kak Setya mempersilahkan peserta untuk bertanya. Langsung saja seorang peserta mengangkat tangannya tinggi-tinggi “Apa tujuan dari mitigasi bencana?” tanya Khawarizmi.

Menjawab pertanyaan tersebut “menyiapkan diri kita dari hal yang mengancamnya” Kak Setya menjelaskan apa itu bencana. Bencana adalah hal-hal yang yang dapat mengancam kondisi kita. Contohnya apabila ada banjir bandang tetapi tidak ada rumah maupun pemukiman disekitar sungai sehingga tidak akan menimbulkan kerugian dan juga korban jiwa hal itu disebut fenomena alam. Kejadian itu disebut sebagai bencana alam jika menimbulkan kerugian dan juga korban jiwa.

“Bagaimana cara gunung, sungai, pulau dapat terbentuk,” pertanyaan singkat yang tidak dapat mereka jawab. Lantas kak Setya menjelaskan jenis-jenis lapisan lempeng bumi dan perubahannya dari sejak zaman Pangea.

Ring of fire adalah retakan lempeng dalam perut bumi ng berpotensi mengeluarkan magma dan bertabrakan. Berbentuk layaknya cincin api. Indonesia berdiri tepat diatas ring of fire. Pertemuan antara dua lempeng pada saat-saat tertentu dapat menghemburkan magma dan menyebabkan gempa yang tidak main-main.

Benturan lempeng bumi membentuk gundukan tanah yang kita ketahui saat ini menjadi pulau ataupun gunung-gunung. Sedangkan sungai dan lembah dapat terbentuk kala suatu daerah dihantam materi berkecepatan tinggi sehingga membuat lubang yang cukup luas. Retakan pada lempeng juga berperan dalam pembentukan jalur sungai.

Selain itu gempa juga menjadi salah satu penyebab datangnya bencana alam lain. Contohnya apabila gempa terjadi di tengah laut ataupun pesisir, hal itu dapat menciptakan gelombang tsunami.

“Faktanya, paling tidak setiap harinya di jogja terjadi satu-dua gempa walaupun dalam skala yang kecil.

“Intinya satu jangan panik. Ketika panik, kalian tidak akan dapat berpikir jernih,” tegas beliau.

Tak sepaneng dengan materi terus menerus, diselipi dengan lagu tindakan pertama apabila terjadi gempa. Terutama gempa megatrust. Gempa tabrakan antar dua lempeng raksasa yang telah lama tertahan. Berikut bunyi lagunya:

Kalau ada gempa lindungi kepala. Kalau ada gempa sembunyi kolong meja. Kalau ada gempa hindari kaca-kaca. Setelah selesai gempa menuju tempat terbuka dengan nada potong bebek angsa).

Oleh: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
Fotografer: M. Fawwaz Zaydan Hammam.
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -