27.1 C
Yogyakarta
Selasa, 12 Agustus 2025
BerandaArtikelBerdamai dengan Rasa Malas

Berdamai dengan Rasa Malas

Jika dibandingkan antara sekolah biasa dan sekolah daring, mana yang lebih mudah. Maka jawabannya adalah sekolah daring. Sekolah daring lebih mudah karena untuk ikut sekolah daring tidak perlu ribet-ribet mempersiapkan formal sekolah sedari pagi seperti seragam, buku buku, dan alat tulis lainnya.

Kemudahan sekolah daring lainnya juga adalah untuk mengerjakan tugas di sekolah daring tidak perlu bermandikan keringat membolak-balikan halaman buku untuk sekedar mencari satu dua jawaban. Untuk menjawab tugas sekolah daring kita hanya perlu mengcopy pertanyaan dan mempastenya di mesin pencarian. Dan sebelum mata berkedip jawaban sudah bisa didapat.

Sekalipun sekolah daring bergelimang kemudahan bukan berarti sekolah daring menjadi mudah. Anehnya justru semakin mudah akses yang diberikan sekolah daring maka semakin sulit untuk mengikutinya. Sebenarnya bukan sekolahnya yang sulit, tapi siswanya lah yang mempersulit diri sendiri. Karena kemudahan yang diberikan siswa jadi merasa mudah dan lebih memilih untuk melanjutkan bermalas-malasan. Pada akhirnya tugas yang mudah jadi tidak terlaksana karena rasa malas telah menguasai.

Karena sulitnya menghilangkan rasa malas banyak diantara siswa yang menyatakan perlawanan dengan rasa malas agar bisa mengerjakan tugas. Tapi justru di titik ini semua terlihat semakin aneh. Pasalnya rasa malas adalah sifat alamiah yang melekat di setiap manusia (tak terkecuali orang paling rajin sekalipun). Sama seperti rasa senang, rasa sedih, rasa bersalah dan sifat lainnya.

Mencoba menghilangkan rasa malas sama dengan coba menghilangkan rasa bahagia. Menghilangkan sifat seperti ini sebenarnya mungkin-mungkin saja, tapi tidak mungkin menghilangkan seutuhnya. Sifat-sifat ini selalu muncul tanpa pernah bisa disangka-sangka dan tidak mungkin digagalkan kemunculannya.

Tapi tidak usah khawatir, karena bukan berarti rasa malas tidak mungkin dihilangkan, dan kalian tidak bisa lepas dari jeratannya. Tenang, masih ada cara mengatasi rasa malas. Caranya adalah dengan menerima rasa malas dengan ikhlas sebagai sebuah kekurangan yang masih dapat dijadikan kelebihan. Cara ini kuberi nama berdamai dengan rasa malas.

Caranya cukup mudah yaitu cukup dengan bermalas-malasan dan bersemangat di waktu yang sama. Yap, kalian tidak salah baca. Sekalipun malas dan semangat memiliki makna yang saling berlawanan tapi cara ini jauh lebih mungkin (dan lebih mudah) ketimbang menghilangkan rasa malas.

Biasanya orang orang ketika menghilangkan rasa malas, mereka menjauh dari barang atau kegiatan yang membuat malas. Contohnya seperti ranjang dan tidur (tiduran). Cara ini mungkin bisa membuat semangat tapi tidak menjamin menghilangkan rasa malas. Mungkin saja ketika menjauh dari rasa malas bukannya rasa malas itu hilang malah kita dipertemukan dengan rasa malas jenis baru. Ibaratnya menjauh dari ranjang malah ketemu sofa.

Bila menjauh bukan pilihan yang terjamin, maka berdamai dengan rasa malas tidak mencoba untuk menghilangkan rasa malas (karena rasa malas tidak mungkin dihilangkan). Berdamai dengan rasa malas tetap membiarkan kita ada di posisi malas tapi tidak dengan bermalas malasan. Contoh praktiknya seperti ini:

Misalnya, ketika kalian sedang diberi tugas tapi di waktu yang bersamaan rasa malas menyerang. Ketimbang menjauh dari ranjang yang tidak menjamin menghilangkan rasa malas mending sekalian saja tetap ada di ranjang. Tapi kalian harus tetap ingat kalau kalian punya komitmen untuk mengerjakan tugas.

Setelah sudah berada di posisi malas seperti itu, yang harus dilakukan adalah tidak malas-malasan. Agar tidak malas-malasan kita perlu untuk menimbulkan sepercik semangat. Yaitu dengan cara membangkitkan mood. Semua orang punya caranya masing-masing untuk membangkitkan mood. Bisa dengan cara memutar lagu kesukaan, mengatur posisi terbaik sebelum mengerjakan tugas atau apalah. Sembarang saja.

Terus bagaimana jika sudah membangkitkan mood tapi masih juga belum semangat? Pertanyaan bagus. Bila cara pertama gagal maka coba cara kedua. Yaitu dengan membayangkan ganjaran atau hukuman apa yang akan didapat bila tidak mengerjakan tugas. Misal kalau tidak mengerjakan tugas bakal diberi tugas tambahan tugas, atau bisa juga dengan cara yang lebih ekstrim, membayangkan kalau tidak mengerjakan tugas tersebut akan tidak naik kelas.

Cara kedua ini lebih ampuh untuk membuat kalian terpacu (baca: terpaksa) untuk mengerjakan tugas. Cara ini membuat pilihan yang sulit dan pilihan terbaik adalah mengerjakan tugas ketimbang malas-malasan dan tidak naik kelas

Kiranya cara kedua ini masih belum juga berhasil. Ada baiknya kalian untuk tidak mengerjakan tugas sekalian. Dan dengan begitu kalian akan mendapatkan pelajaran yang lebih berharga ketimbang sekedar mengerjakan tugas.

Oleh: Nafiis Anshaari
Editor: Ahmad Rulim
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

107FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -