26.5 C
Yogyakarta
Kamis, 21 Agustus 2025
BerandaArtikelPentingnya Bahasa Arab dalam Memahami Agama

Pentingnya Bahasa Arab dalam Memahami Agama

Bahasa Arab merupakan bahasa yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi umat Islam yang di mana di setiap sholat menyadari bahwa sebenarnya bahasa Arab sangatlah penting, terutama dalam memahami teks-teks agama, baik itu dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, ataupun kitab-kitab, baik yang berbasis turats ataupun kontemporer.

Belum diketahui kapan bahasa Arab muncul, akan tetapi Ibnu Katsir menukil dari sebuah hadis Nabi saw., “Orang pertama yang berbicara dalam bahasa Arab yang fasih adalah Ismail, pada usia empat belas tahun”. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad, dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih, menyebut terdapat 25 juta kosakata bahasa Arab. Hal ini menunjukkan begitu kayanya kosakata dalam bahasa Arab, dan tentu saja hal ini yang menjadi alasan bahwasanya dalam memahami Islam haruslah memahami bahasa Arab dengan baik. Tentu saja mempelajari ilmu-ilmu yang penting seperti nahwu, sharaf, dan balaghah tentu saja agar tidak salah dalam memahami agama ini.

Bahasa Arab memiliki posisi penting dalam memahami agama Islam, karena Allah SWT memilih bahasa ini sebagai bahasa Al-Qur’an, dan juga dalam memahami As-Sunnah, dan juga memahami teks-teks agama lainnya. Dalam konteks ini dapat ditegaskan bahwa bahasa Arab mempunyai posisi sangat penting dan strategis dalam pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, bahkan dalam pengembangan peradaban Islam. Menarik dicermati bahwa sebagian besar karya intelektual muslim yang non-Arab (tidak berkebangsaan Arab) seperti Sibawaih, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, dan lain sebagainya ditulis dalam bahasa Arab, karena pada waktu itu bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan. Dengan kata lain bahasa Arab bukan semata-mata bahasa komunikasi harian antar penuturnya, melainkan bahasa ilmu pengetahuan yang mampu mewadahi dan mentransmisikan wacana pemikiran dan karya-karya keilmuan.

Maka dari itu sudah jelas bahwasanya dalam memahami agama Islam hendaklah menguasai bahasa Arab dahulu. Sekarang kita banyak menemukan penceramah atau dai yang tampil di depan ternyata tidak paham bahasa Arab bahkan sampai salah menafsirkan ayat. Hal ini sangat berpengaruh besar dan bukanlah permasalahan yang remeh.

Oleh: Izzaturrahman Pradiatma (Alumnus Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2019, sekarang sebagai mahasiswa Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Jakarta)
Editor: Qonuni Gusthaf Haq
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya
Rasyidi Circle for Islamic Thought Studies
Rasyidi Circle for Islamic Thought Studies
RASYIDI CIRCLE FOR ISLAMIC THOUGHT STUDIES didirikan pada 5 Oktober 2018 sebagai bentuk ikhtiar santri Mu'allimin dalam pengembangan wacana pemikiran dan peradaban Islam di kalangan remaja dan masyarakat umum. Komunitas ini diresmikan oleh Wakil Direktur I Bid. Kurikulum, Dr. Mhd. Lailan Arqam pada kesempatan perdana Dauroh Pemikiran Islam di R. Multimedia Madrasah Mu'allimin.

Ikuti KweeksNews!

107FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -