Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Ketua Milad SKM ke-99 berbagi cerita kepada Lembaga Pers Mu’allimin (LPM) tentang suka dukanya dalam mempersiapkan acara Milad Sinar Kaum Muhammadiyah (SKM) ke-99. Berawal dari tidak adanya ketertarikannya dengan SKM, lika-liku perjuangannya, hingga acara Opening dan Closing Milad SKM ke-99. Berikut ini kisahnya.
Rabu (07/02/2024) siang, sepulang sekolah, Madrasah Mu’allimin begitu sepi. Sebagian santri bertebaran kembali ke rumah masing-masing karena waktu perpulangan. Hanya sedikit yang menetap di asrama.
Malam harinya, di tengah sepinya madrasah, saya berbincang santai dengan Ipmawan Jalu Renjiro Dante. Ia adalah ketua panitia Milad SKM yang-99.

Remaja yang akrab disapa dengan Jalu ini berujar, bahwa terpilihnya ia menjadi ketua, semuanya berawal ketika menginjak kelas 3 MTs Mu’allmin.”Saat itu aku betul-betul nggak minat dan nggak tertarik buat jadi ketua panitia Milad SKM,” demikian ujarnya di saat memulai cerita.
Pada saat kelas 3, memang kakak kelas sudah menekankan kepada kami untuk mempersiapkan acara SKM, terutama kepada para petinggi angkatan. “Waktu kelas 3, kakak kelas 5 juga sering ngajak kumpul aku sama petinggi angkatan lainnya buat sharing-sharing masalah SKM,” ujarnya.
Jalu merasa tidak tertarik sedikit pun dengan acara SKM, fokusnya pada saat itu hanya kepada angkatan. Ternyata, hal itu membawanya hingga menjadi ketua panita Milad SKM.
Amanah yang berat
Kamis (22/06/2023) siang, disaat semua santri sudah pulang ke asrama masing-masing, dikumpulkanlah 396 santri oleh PR IPM Mu’allimin di dalam aula Madrasah Mu’allimin yang pengap, penuh dengan bau keringat
Hari itu adalah hari penentuan. Seluruh kandidat ketua SKM dikumpulkan di depan 396 santri untuk dilakukan voting, siapakah di antara mereka yang layak untuk menjadi ketua panitia Milad SKM.
Jalu menjadi salah satu kandidat ketua SKM. Ia menyatakan bahwa saat itu ia sangat tidak berharap akan terpilih menjadi ketua. Akan tetapi, mayoritas pemilih di hadapannya melihat adanya potensi di dalam diri Jalu untuk memimpin acara ini.
Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa di tengah pengapnya aula Madrasah Mu’allimin, Jalu terpilih menjadi ketua Milad SKM dengan suara terbanyak.
“Pernah sebelum pemilihan ketua SKM, aku nolak buat jadi ketua SKM, aku jelasin semua alasan aku nggak bisa terima jabatan ini. Tapi tetep aja aku dipaksa buat jadi ketua,” ujarnya, menyatakan rasa berat hatinya menerima jabatan sebagai ketua Milad SKM.
Walaupun Jalu sudah menyuarakan rasa berat hatinya dalam menerima amanah menjadi ketua Milad SKM, keputusan para pemilih sudah jelas. Maka, pada hari kamis (22/06/2023) Jalu sah menjadi ketua 1 untuk acara Milad SKM ke-99 dengan perolehan suara terbanyak.
Berburu tanda tangan sampai Kulon Progo
Memang jika ingin mendapatkan hasil terbaik maka perlu usaha yang maksimal, bahkan pengorbanan, sebagaimana pepatah orang dulu: “bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Demikianlah yang dialami oleh Jalu, selama mempersiapkan acara Milad SKM. Ia bahkan sempat pusing memikirkan tanda tangan untuk proposal kegiatan. Banyak revisi mendatanginya. “Hunting tanda tangan ini nggak mudah bro, banyak revisi nya, habisin banyak duit, wes mumet lah pokoknya.” Ujarnya sangat ekspresif, sambil mengenang masa itu.
Memang begitulah nasib seorang ketua. Harus siap pontang-panting dalam mengatasi masalah, dan siap dalam mengordinir para anggota.
Seperti halnya pada saat Jalu ingin meminta tanda tangan perizinan ke bagian perkaderan Madrasah Mu’allimin. Jalu harus bolak-balik print proposal. Jalu juga harus mengoordinir para sekretaris untuk merevisi setiap kesalahan dalam proposal. “Setelah 5 atau 6 kali revisi, baru aku dapat tanda tangannya,” ucapnya.
Teringat Jalu, ketika ia harus pergi ke Kulon Progo hanya untuk meminta tanda tangan persetujuan dari pembina IPM, Racha Julian. Sebagai informasi, selain menjadi pembina PR IPM Mu’allimin, Racha Julian juga merupakan aktivis IPM dan pernah menjadi ketua umum PW IPM DIY periode 2021/2023.
Perbincangan kami masih ditemani dengan gelapnya malam pada pukul 22.30 WIB. Jalu masih semangat menceritakan pengalamannya. Ia menceritakan bahwa ia sangat kesulitan mencari tahu keberadaan Racha Julian, hingga datanglah suatu story Instagram di alat komunikasinya. Story Racha Julian yang akan mengisi seminar di Kulon Progo.
Jalu merasa lega melihat story Intagram tersebut, seketika ia langsung mengontak Racha Julian untuk membuat janji temu.
Sepulang sekolah, Jalu yang sudah mengganti seragam sekolahnya dengan baju kaos, langsung menuju Kulon Progo.
Jalu menempuh 1 jam perjalanan hingga sampai di lokasi seminar yang berada di Kulon Progo.
“Masuk aku, pas buka pintu aku lihat ada Kak Syauqi, mantan ketua IPM Mu’allimin. Kaget aku, baru inget kalau Kak Syauqi juga aktivis IPM. Aku ke tempat Kak Racha. Tess, pas Kak Racha keluar aku lihat di belakangnya, ada Kak Zaidan Ihsani. Aku gak nyangka bakal ketemu 3 aktivis IPM,” Ujarnya. Memang Jalu ini merupakan anggota PR IPM Mu’allimin bidang Perkaderan, dan ia sangat mengidolakan Syauqi Marsa Taqiyudin dan Zaidan Ihsani.
Tanggung jawab besar seorang pemimpin
Semuanya memang tidak terlepas dari usaha dan cobaan. Kadang, jika suatu masalah sudah terkendali, maka akan tiba satu masalah baru. Kabar gembira kadang diiringi juga oleh kabar buruk.
Demikian juga yang dialami oleh Jalu. Setelah semua masalah perizinan sudah selesai, maka datang satu berita yang tidak mengenakkan bagi Jalu, bahkan juga seluruh panitia Milad SKM ke-99. Yaitu kabar keluarnya Hilal Al Munawar. Ia akrab disapa dengan Hilal. Hilal menjabat sebagai ketua 1 dalam acara Milad SKM ke-99.
Kabar keluarnya Hilal ini mengagetkan Jalu dan juga seluruh panitia Milad SKM ke-99. Jalu menyampaikan bahwa inilah fase terberat baginya, karena Hilal yang selama ini merancang berjalannya acara Milad SKM ini.
“Wes mangkel to aku, dia keluar kok nggak pas waktunya, pas udah mau deket SKM. Untungnya dia masih boleh ikut acara pembukaan dan masih membantu mengordinir. Ya, lega lah aku,” demikian ujarnya.
Tidak dapat dipungkiri juga, ditengah-tengah perjuangan, pasti ada juga anggota-anggota yang malas-malasan dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan. Inilah amanah besar yang harus diemban oleh ketua.
Jalu menuturkan bahwa banyak juga ia menemukan orang yang seperti ini. Jalu mencoba untuk memahami perasaan mereka. Menurutnya orang yang seperti ini adalah mereka yang hanya gimik saja, tapi bila diberi amanah mereka dapat melakukannya dengan totalitas dan sempurna.
Masih banyak hal yang ingin saya bincangkan dengan Jalu. Akan tetapi langit sudah semakin gelap dan waktu telah menunjukkan pukul 23.20 WIB.
Sebelum saya menyudahi obrolan santai dan berpisah, saya menanyakan satu hal
“Bagaimana perasaan setelah dilaksanakannya Opening Milad SKM Ke-99 kemarin ?”
“Sangat lega, hanya tinggal menunggu acara Closing Milad SKM Ke-99.” Ujar Jalu.
Oleh: Mazaya Abdillah Iskandar Editor: Danu Rahman Wibowo