Yogyakarta, Lembaga Pers Muallimin – Milad Muhammadiyah pada 18 November adalah momentum nasional yang rutin diperingati setiap tahun. Pada tahun 2023, pelaksanaan Milad Muhammadiyah memasuki peringatan yang ke-111. Milad Muhammadiyah kali ini mengusung tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”. Mengutip dari detik.com, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. H. Abdul Mu’ti mengatakan hal itu dilatarbelakangi atas keprihatinan Muhammadiyah terhadap kerusakan alam.
Lantas, bagaimana awal mula peringatan Milad Muhammadiyah di Indonesia? Yuk, simak informasinya.
K.H. Ahmad Dahlan
Mengutip dari laman resmi Muhammadiyah, nama kecil KH Ahmad Dahlan adalah Raden Ngabei Ngabdul Darwis, kemudian dikenal dengan nama Muhammad Darwisy. KH Ahmad Dahlan lahir di Kauman Jogja pada 1868. Ayahnya seorang ulama bernama K.H. Abu Bakar bin K.H. Sulaiman, pejabat khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ibunya putri dari H. Ibrahim bin K.H. Hassan, yaitu seorang pejabat penghulu kesultanan.
K.H. Ahmad Dahlan merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Dalam silsilah keluarga, ia termasuk keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan terkemuka di antara Wali Songo, pelopor pertama penyebaran Islam dan pengembangan Islam di Tanah Jawa.
KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai sosok yang cerdas. Pada usia 8 tahun ia sudah bisa membaca Al-Quran dengan lancar. Nama Muhammad Darwis berganti menjadi Ahmad Dahlan sepulang dari tanah suci.
Tak lama setelah itu, ia menikah dengan Siti Walidah, puteri Kyai Penghulu Haji Fadhil yang kemudian dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan yang kemudian menjadi Ketua Aisyiyah juga Pahlawan Nasional. Dari pernikahannya dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan dikaruniai enam anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.
Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda Abdullah. Ia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Munawwir Krapyak. Ahmad Dahlan juga mempunyai putra dari pernikahannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu Cianjur yang bernama Dandanah). Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
Pada tahun 1890 ibunya meninggal dan pada 1896 ayahnya meninggal dunia. Setelah ayahnya meninggal, posisi Khatib Amin Kraton dan Penghulu Masjid Besar Yogyakarta diserahkan ke Ahmad Dahlan. Sebagai Khatib, Ahmad Dahlan semakin mengukuhkan sosoknya sebagai ulama atau kyai yang memperoleh legitimasi Keraton sebagai simbol kekuasaan dalam masyarakat Jogja.
Sejarah Muhammadiyah
Sejarah menunjukkan ketika umat Islam pada abad ke-19 masih terkekang dalam stagnasi atau kepasifan dan ortodoksi atau kejumudan maka di akhir abad itu, Muhammad Darwisy atau Ahmad Dahlan muda memelopori pembaruan dalam dakwah dan pemikiran. Maka sejak awal abad ke-20 tepatnya pada 18 November 1912 kyai muda dari Kauman Yogyakarta itu memulai perjuangan panjang yang kelak memberikan pengaruh besar kepada bangsa, yakni mendirikan Muhammadiyah.
Kata “Muhammadiyah” secara bahasa berarti “pengikut Nabi Muhammad SAW”. Penggunaan kata “Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menghubungkan dengan ajaran Islam dan jejak perjuangan Nabi Muhammad SAW. Maksud lain nama “Muhammadiyah” adalah untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Nabi Muhammad SAW dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad salallahu alahi wa salam juga agar memahami agama Islam sebagai ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, agar manusia dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang sejalan dengan agama islam.
Tujuan Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan tidak hanya untuk merealisasikan gagasan K.H. Ahmad Dahlan, tetapi juga sebagai wadah untuk Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Madrasah itu adalah lanjutan dari sekolah informal agama Islam dan pengetahuan umum yang dibentuk Ahmad Dahlan di beranda rumahnya.
Milad Muhammadiyah 18 November adalah peringatan hari lahir organisasi Muhammadiyah. Adapun tujuan lain pembentukan Muhammadiyah adalah sebagai berikut.
- Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam
- Mengembangkan dan mempertahankan ajaran dan pendidikan Islam
- Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.
Oleh : Azzimar Amirul Alam Editor : Bianveneida Madiva Khanza