Yogyakarta, Lembaga Pers Mu’allimin – “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah,” begitulah bunyi kalimat ikrar yang senantiasa dilantangkan menambah kekompakan dan ghirah semangat kader-kader muda Tapak Suci Unit 009 Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Tentunya, dalam implementasinya, sebagai sarana untuk mewadahi etos, semangat beriman, dan berakhlak, pastilah memerlukan form, atau wadah, yaitu fisik yang juga kuat.
Jika hati yang kecil saja tidak akan mampu menampung masalah yang besar, bagaimana nantinya kalua tubuh atau fisik yang lemah disuruh menampung iman dan akhlak yang lebih besar, bisa-bisa tidak berimbang nantinya. Jadi, keduanya harus saling beriringan dan melengkapi. Untuk itulah secara garis besar, agenda kegiatan ini diadakan.
Setelah beberapa waktu yang lalu, Tapak Suci Unit 009 mengadakan “Pengambilan Badge Tapak Suci Tahap Pertama”, kali ini dilanjutkan kembali untuk agenda yang sama pada tahap ke-2. Pada tanggal Kamis-Jumat (16-17/11/2023) silam, Tapak Suci Unit 009 mengadakan Pengambilan Badge Tapak Suci Tahap Ke-2, bertepatan di tempat yang sangat banyak dikenal oleh orang-orang, yakni Kuburan Kuncen, dan memang bener-bener agenda kegiatannya diadakan di dalam pekuburannya, kawasan kuburan yang tiap satu dengan yang lain berimpit-impitan, dan waktunya asli pas malam hari, jos banget sih.
Mula-mula, agenda diawali dengan pemberangkatan santri-santri yang sebelumnya telah lolos kualifikasi pada tahap pertama, dilaksanakan sekiranya waktu sore menjelang magrib. Mereka secara berarak-arak per kelompok pemberangkatannya pergi menuju Kuburan Kuncen.
Pukul 19.30 lebih kurang, santri-santri tadi, beberapa kelompok sudah tiba di Masjid Kuncen. Nah, pekuburannya tepat mepet di belakang masjid ini.
Sebelum santri datang, panitia termasuk kami, berkumpul terlebih dahulu, rembugan ini-itu, yang selanjutnya observasi ke dalam sekaligus plotting tempat-tempatnya. “Lumayan lah, ternyata memang menguji mental,” ujar salah seorang panitia sembari kami berbincang sebentar dengannya.
Di dalam pekuburan, terbagi atas 8 pos berurutan, yakni Keislaman, Kemuhammadiyahan, Kemu’alliminan, Ke-Tapak Suci-an, Fisik, Mental, Sabung, dan terakhir Kupon.
Syahdan, banyak cerita menarik di saat kami meliput agenda kegiatan ini, di tengah pencahayaan temaram, malam gelap gulita, dengan ditemani beberapa lilin saja membantu penerangan, kegiatan ini terus berlanjut dengan lancar.
Di tempat Pos Kemu’alliminan, cukup banyak santri yang tersentak dalam menjawab pertanyaan dari panitia, sehingga membuat mereka blank, tidak bisa menjawab. Karena itu, ada beberapa santri yang diminta naik ke atas dinding sekat kuburan, dengan posisi kuda-kuda, menghadap ke arah luas pandang pekuburan, menyenandungkan lagu mars “Sinar Kaum Muhammadiyah”.
Disisi lain, Pos Mental, yang dimana juga sempat kami tanyakan kepada beberapa santri yang selesai awal, terutama yang pertama kali, kami bertanya tentang pos mana menurutnya yang paling berkesan “mencekam” baginya, dengan singkat ia menjawab, “Pas Pos Mental.”
Memang benar, dalam penglihatan kami dan cerita-cerita dari santri yang telah lewat pos ini, banyak sekali keasyikan yang terjadi di dalam pos ini. Ada yang diminta untuk mojok di balik kuburan yang kayak ada rumahnya dan kemudian mengumandangkan azan. Ada yang lagi-lagi diminta naik ke atas dinding sekat kuburan, hanya saja yang ini diminta melafalkan surat Al-Fatihah secara jahr. Pun, sebagai ujian keimanan, ada pula yang diminta sujud ke kuburan, endingnya tergantung santri menurutinya atau tidak, nek tidak yassalaam, nek manut yo wassalam.
Sesampainya santri di pos terakhir, mereka diminta untuk mencari kupon yang sudah diselipkan di antara nisan-nisan kuburan, di tengah gelapnya malam, tanah yang lembab tapi nggak becek, mereka terus menelisik kijing demi kijing, nisan demi nisan, tiap sudutnya dicari dengan teliti.
Telah sampailah di penghujung agenda, pagi harinya (17/11/2023), setelah agenda di pekuburan kemarin telah rampung, setelah itu santri-santri kiranya pukul sepertiga malam terakhir, diarahkan untuk menuju Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta.
Di sinilah, bagi yang kemarin belum beruntung kedapatan kupon, mereka masih diberi kesempatan di pelataran Masjid Gedhe, untuk mengambil kupon-kupon yang tersisa. Namun, tidak segampang itu setelah semua rundown telah dijajal, mereka masih diberi challenge oleh panitia terlebih dahulu sebelum layak mendapat kupon untuk berada dalam genggamannya.
Pada pukul 09.00 lebih kurang, keseluruhan agenda kegiatan hampir usai dan dilanjutkan penutupan oleh panitia. Barulah, acara yang memberikan banyak pelajaran ini betul-betul selesai dengan khidmat.
Oleh: M. Elfateeh Nursyams Editor: Danu Rahman Wibowo