29.6 C
Yogyakarta
Senin, 11 Agustus 2025
BerandaArtikelPeringatan Maulid Nabi Momentum Refleksi Diri

Peringatan Maulid Nabi Momentum Refleksi Diri

Setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal, seluruh umat Islam di seluruh dunia dengan hati penuh sukacita merayakan peringatan Maulid Nabi, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini adalah momen yang istimewa yang menginspirasi kita untuk bersyukur kepada Allah atas karunia kesempatan untuk merayakan kelahiran Rasulullah, yang akan selalu kita kenang hingga akhir zaman. Nabi Muhammad SAW tetap menjadi teladan yang sempurna bagi umat Islam, menjadi panutan dan suri tauladan dalam semua aspek kehidupan. Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 21, dengan tegas menyatakan bahwa Rasulullah adalah contoh yang baik bagi umat manusia: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini adalah kesempatan untuk merenung dan merefleksikan ajaran-ajaran beliau. Kita harus menjunjung tinggi semua sunnah dan contoh yang beliau berikan kepada kita. Terlebih saat ini, kita hidup di zaman akhir, tanda-tanda kiamat kecil telah mulai muncul, dan seringkali nilai-nilai keislaman terabaikan.

Maka, dalam rangka ber-amar ma’ruf nahi munkar dan juga pada momen Maulid Nabi Muhammad SAW ini, kita perlu merefleksikan momen ini sebagai upaya muhasabah diri sendiri. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melihat kembali nilai-nilai keislaman yang sudah kita lakukan sehari-hari. Apakah sudah sesuai dengan kaidah?

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan kita melihat pada sifat-sifat wajib Rasulullah, yaitu shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Sifat shiddiq berarti benar. Artinya, kita sebagai umat Rasulullah wajib berkata yang sebenarnya dan tidak berbohong kepada siapapun. Amanah berarti dapat dipercaya. Sudah selayaknya kita mengemban tugas dan kepercayaan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai kepercayaan itu hilang karena ulah kita sendiri. Tabligh berarti menyampaikan. Sebagai sesama muslim, sudah seharusnya kita saling menasihati dalam kebajikan dan selalu ber-amar ma’ruf nahi munkar kapanpun dan dimanapun. Dan yang terakhir fathonah yang berarti cerdas. Sebagai seorang pelajar dan pembelajar, diwajibkan bagi kita untuk menjadi seorang yang berilmu, yaitu dengan menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, memuliakan guru, dan jangan lupa untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari.

Dengan merenungkan dan mengamalkan ajaran-ajaran ini, kita dapat memperkuat ikatan kita dengan agama Islam dan menjadikan peringatan Maulid Nabi sebagai momen yang lebih berarti dalam perjalanan spiritual kita. Semoga peringatan Maulid Nabi ini memberikan inspirasi dan motivasi kepada kita semua untuk menjadi lebih baik sebagai manusia dan umat Islam.

Oleh: Danu Rahman Wibowo
Editor: Danu Rahman Wibowo

Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

107FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -