Lembaga Pers Mu’allimin, Kulonprogo —Pada Ujian Kenaikan Tingkat Tapak Suci para peserta juga mengikuti serangkaian materi yang tentunya berbobot dan berkualitas. Materi pertama yaitu Teknik Bela Diri Praktis, lalu di lanjutkan materi kedua Ghiroh ber-Tapaksuci Suci dengan Riang Gembira, dan materi ketiga Santri Mu’allimin Sebagai calon pemimpin . Berikut beberapa materi yang akan di bahas saat Ujian Kenaikan Tingkat TS ini berjalan.
Semua materi yang disampaikan saat acara berlangsung diisi oleh pemateri-pemateri berkualitas dan tidak di ragukan lagi pengalamannya dan wawasannya. Berikut Nama-nama pemateri: Sholahuddin Zuhri, P. MA (Pimpinan Pusat Tapak Suci), Bukhori (Wakil Pimpinan Wilayah 01 TS DIY), dan kak Farhan Aji Darma (Sekretaris bidang hukum PWPM DIY). Para pemateri ini akan menjadi pengisi materi UKT TS.
Materi Pertama yang berjudul Teknik Bela Diri Praktis Berisikan tentang bagaimana cara kita melawan dan membuat diri kita mandiri saat melawan musuh yang nyata.
“Teknik bela diri praktis ini membutuhkan Nyali,” ucap Ustaz Zuhri. Maksud dari perkataan beliau ini adalah bela diri bukan hanya sebagai formalitas untuk mendapatkan nilai, akan tetapi bela diri ini juga membutuhkan nyali saat melawan berbagai musuh seperti begal dan klitih. Saat kita tidak mempunyai nyali tentu saja kita akan kalah dengan sangat mudah tetapi jika kita mempunyai nyali dan akal sadar kita akan spontan dan instan untuk melawan balik para penjahat atau musuh yang menghadang kita.
“Jika sedang dalam gerakan bela diri praktis jangan lupa dengan 4 moral ini yaitu: pola langkah, kecepatan, ketepatan, kecermatan,” ucap beliau sekali lagi. Camkan itu saat kalian berada dalam gerakan bela diri praktis.
Selanjutnya, materi kedua yaitu “Ghiroh ber-Tapaksuci dengan Riang Gembira”. Ghiroh ber-Tapaksuci berarti Bagaimana menggerakkan semangat (spirit) yang tinggi dan cinta (hubb) seorang muslim kepada agama Islam yang luhur ini.
Disampaikan, bagaimana cara Ghiroh kita dalam ber-Tapaksuci adalah, “kita sebagai kader Tapak Suci harus tetap teguh pada Islam dan selalu berniat ikhlas untuk menjalankan proses belajar mengajar di Tapak Suci ini,“ ucap pak Bukhori sebagai pemateri di materi kedua ini. Maksudnya adalah kita dalam melakukan sesuatu harus dibarengi dengan niat ikhlas dan sabar untuk meraih yang terbaik bagi diri kita sendiri, dan yang paling penting juga kita mempunyai niatan, karena niat juga berdampak baik dalam keseharian kita dan kehidupan kita sehari-hari, terutama agar Allah juga selalu memberi kebaikan dan kemudahan dalam kita berproses.
Beliau juga berkata kita sebagai kader Tapak Suci harus memperbanyak kenalan atau relasi, karena Tapak Suci ini sudah menyebar di seluruh penjuru Indonesia dari Sabang hingga Merauke, tujuannya agar kita mudah untuk mendapatkan hasil yang maksimal jika suatu saat dipindahkan untuk mengajar dan mengabdi ke daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Sementara itu, materi ketiga yang dibawakan oleh kak Farhan berjudul Santri Mu’allimin Sebagai Calon Pemimpin, materi ini berisi tips bagi santri agar menjadi kader pemimpin dan kader yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Di sini pemateri pun memberi beberapa cara agar menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab terhadap amanah yang di pegang, “menurut saya pemimpin wajib mempunyai 5 dasar ini yaitu dapat diandalkan, dapat membuat orang nyaman jika Anda pimpin, selalu bisa mengambil keputusan yang tepat, dapat dipercaya, dan taat kepada Allah SWT.,” ucap kak Farhan dalam forum materi ini.
Setelah materi selesai, kak Farhan memberi sedikit quote “jika kalian ingin memimpin dunia, negara, rakyat, dll. Maka kalian harus memimpin diri kalian terlebih dahulu untuk selalu di jalan yang benar dan selalu taat beribadah kepada Allah SWT” ungkapnya.
Oleh: Fakhri Abiyu Raziq dan Nur Faris Abdul Hadi. Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
