31.7 C
Yogyakarta
Jumat, 27 Juni 2025
BerandaArtikelIPM sebagai Lumbung Kader Santri

IPM sebagai Lumbung Kader Santri

Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta sebagai salah satu organisasi santri yang ada di Mu’allimin, mempunyai peranan yang cukup sentral dalam upaya pembentukan dan penempaan anggota-anggotanya agar siap dan sigap untuk menjadi kader pelopor, pelangsung, dan penyempurna amanah. Kapanpun dan dimanapun.

Proses perkaderan yang ada di Mu’allimin merupakan suatu program berkelanjutan yang berjenjang. Proses tersebut selalu terus dikembangkan dari awal pendidikan hingga akhir masa pendidikan, yang berlangsung selama 6 tahun ajaran. Rangkaian proses tersebut akan disesuaikan dengan tingkatan kelas masing-masing.

Fokus gerakan IPM disini adalah untuk membina siswa baru dan Tsanawiyah (setingkat SMP). Siswa baru misalnya, pada awal masa pendidikan maka akan diadakan FORTASI (Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa). Sesuai dengan namanya, para siswa akan dibekali wawasan dasar nilai-nilai keilmuan. Seperti Keislaman, Kemuhammadiyahan, KeIPM-an, dan Kemu’alliminan. Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai masa adaptasi dan penyesuaian dengan lingkungan keseharian yang baru.

Selain kegiatan FORTASI, program IPM sudah jelas orientasinya. Yakni mencakup seluruh lini kehidupan di asrama dan sekolah. Di dalam IPM terdapat banyak lahan untuk dieksplorasi, seperti bidang Perkaderan, Kajian Dakwah Islam, Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Kesenian, Olahraga, Pengembangan Bahasa, Sosial, bahkan Kewirausahaan. Diharapkan dengan adanya IPM ini, bisa menjadi wadah dan ruang berkreasi yang luas untuk seluruh siswa Mu’allimin. Dimana setiap individunya bisa menemukan potensi terpendam yang ada pada dirinya kemudian dapat disalurkan kepada hal-hal yang bernilai poisitif dan bermanfaat.

Sesuai dengan Maksud dan Tujuan IPM sendiri, yakni mewujudkan pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil, maka kader IPM dituntut untuk bisa menjadi pribadi yang berkualitas dan berdaya guna untuk sesama. Selain internalisasi nilai keislaman dan nilai-nilai dasar kader, kader IPM juga dituntut untuk memiliki budi pekerti dan moral yang luhur. Juga etos kerja yang tinggi, dalam rangka fastabiqul khairat dan menebar kebermanfaatan untuk sesama.

Sikap keterampilan dan kreativitas juga merupakan salah satu hal yang ditekankan. Karena dalam menghadapi tantangan zaman global yang serba dinamis ini, kader IPM dituntut untuk bisa memunculkan inovasi-inovasi baru dan ide-ide yang lebih segar dan variatif. Penggunaan teknologi dan kemudahan untuk berjejaring secara global seperti internet misalnya, akan selalu dioptimalkan untuk bisa menambah wawasan dan literatur santri.

Mu’allimin yang notabenenya pondok pesantren bukan berarti eksklusif dan kaku seperti kebanyakan pondok pesantren yang hanya mendalami aspek spiritual saja. Maka penggunaan teknologi harus selalu dioptimalkan sebaik dan sebisa mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat dan bisa meingkatkan kualitas diri. Oleh karena itu, program yang dicanangkan IPM Mu’allimin kepada setiap anggotanya selalu mencoba untuk bisa membuka wawasan santri. Dengan cara mengkaji dan membahas perkembangan dunia luar dan isu-isu aktual yang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat kepada para santri.

Selain itu, kegiatan-kegiatan IPM Mu’allimin juga menekankan pada aspek kebersamaan dan menyatukan keberagaman santri. Perlu diketahui bahwa Santri Mu’allimin datang dari seluruh penjuru indonesia yang tentunya berberda latar belakang, sifat, dan wataknya. Maka setelah menjadi siswa Mu’allimin dan hidup dalam satu lingkungan bersama, keberagaman tersebut justru menjadi sebuah kekayaan, dan membuat interaksi antar santri lebih berwarna. Kegiatan Jejak Kader contohnya. Dari ratusan santri akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Mereka dengan sendirinya akan melebur dan saling bekerja sama untuk menjadi sebuah kelompok yang kompak.

Pada akhirnya, dalam jangka waktu yang lama, secara tidak langsung, perlahan demi perlahan para santri pun akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Yakni memahami perbedaan ditengah keberagaman yang ada. Sehingga harapan kedepannya, akan tercipta pribadi yang moderat, toleran, dan bisa memahami berbagai keragaman di tengah lingkungannya kelak.

IPM, sebagai organisasi pelajar di Mu’allimin, selalu berusaha untuk mendidik dan membina anggotanya. Tujuannya agar kelak ketika telah selesai menuntaskan pendidikan selama 6 tahun di “kawah candradimuka Mu’allimin”, bisa menjadi kader umat, kader persyarikatan, dan kader bangsa. Kader yang selalu siap menjadi garda terdepan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Kader yang bisa memberikan pencerahan dan solusi atas segala problem serta permasalahan umat.  

Oleh: Ghalib Baharuddin
Editor: Zhaaf
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -