25.1 C
Yogyakarta
Minggu, 21 Desember 2025
BerandaArtikelPeranan Guru Dalam Pertahanan Moralitas Di Era Globalisasi

Peranan Guru Dalam Pertahanan Moralitas Di Era Globalisasi

Miris hati kita mendengar berbagai berita mengenai perlakuan buruk terhadap guru-guru hebat yang telah memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dan moralitas. Pada tanggal 25 April 2024, seorang anggota polisi sekaligus wali murid kelas 1 SDN 4 Baito bernama Aipda Wibowo Hasyim melaporkan guru Supriyani dengan tuduhan menganiaya anaknya ke Polsek Baito dengan bukti berupa bekas luka memar di paha belakang anaknya. Tuduhan itu terbantahkan karena antara laporan dengan berbagai informasi di lapangan tidak sesuai. Parahnya, pihak pelapor justru meminta Supriyani membayar uang damai sebesar 50 juta.

Padahal guru sejatinya memainkan peranan yang krusial dalam pertahanan moralitas, terlebih lagi mengingat kita sekarang berada di zaman globalisasi, zaman ketika informasi dari seluruh dunia melalui kecanggihan mesin pencarian, media sosial, dan artificial intelligence telah menjelma menjadi perpustakaan raksasa dalam genggaman kita. Baik-buruk, benar-salah, informasi yang beredar tidak lagi terfilter. Informasi itu bertebaran dengan mudahnya seperti angin sepoi-sepoi, sedangkan informasi yang menjadi topik lokal, nasional, bahkan global, ibarat angin tornado: besar, ramai, menyedot banyak perhatian, dan berdampak luas. Lantas, apakah peran yang akan diambil guru dalam menghadapi globalisasi? Bagaimana peranan guru dalam mempertahankan moralitas di tengah derasnya arus globalisasi?

Zaman berkembang semakin cepat; teknologi, kebudayaan, informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai aspek lainnya mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Banyak manfaat yang kita dapatkan dari kemajuan tersebut. Namun di sisi lain, banyak pula dampak negatif yang berpotensi menimpa kita. Kita tarik satu contoh; kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Manfaatnya antara lain kemudahan berkomunikasi, mencari referensi tugas, menambah wawasan, dan bergabung dengan komunitas-komunitas di media sosial yang memberi manfaat bagi masyarakat. Sementara dampak negatifnya dapat berupa berita hoaks, penggiringan opini publik, dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam menghadapi kemajuan ini diperlukan usaha kita untuk mengolahnya agar membawa manfaat. Ibarat kapas yang harus diolah untuk menjadi pakaian. Di sinilah peran penting guru dalam membimbing kita mengolah berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan untuk diambil hikmahnya. Guru sebagai orang tua kita di sekolah tentu memiliki peranan sebagai penjaga nilai-nilai moralitas. Peranan inilah yang tidak dimiliki artificial intelligence (AI) secanggih, seakurat, dan seinteraktif apa pun ia. Di ruang-ruang kelas, guru selalu menumbuhkan dan memperkuat karakter serta adab yang baik pada diri siswa-siswanya. Pendidikan karakter inilah yang lebih penting dibanding sekadar setumpuk materi pelajaran yang memusingkan.

Melalui pendidikan karakter, kita tidak hanya dituntut untuk menjadi pintar, tetapi juga beradab. Kepintaran saja tidak cukup apabila tidak dibarengi akhlak yang baik. Banyak orang pintar tetapi akhlaknya buruk. Para pejabat yang tertangkap korupsi misalnya—pendidikan mereka tinggi, tetapi mereka tidak menggunakan akal dengan bimbingan moralitas.

Selain itu, melalui pendidikan karakter, guru dapat membimbing kita memfilter berbagai pengaruh globalisasi. Guru dapat menjadi kompas moralitas bagi generasi bangsa di tengah dahsyatnya medan globalisasi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, berbagai kemajuan zaman perlu kita olah untuk mendapatkan manfaatnya. Guru memiliki peranan penting untuk membantu kita mengolah pengaruh kemajuan tersebut dengan berpedoman pada nilai-nilai moralitas. Bagaimana kita memperlakukan suatu fenomena, menyikapi suatu kejadian, mengambil hikmah dari peristiwa, dan memperoleh manfaat dari dunia modern. Hal-hal tersebut yang diajarkan guru melalui penanaman nilai-nilai adab dalam kehidupan.

Maka, berterima kasihlah kepada guru-guru kita. Sebab merekalah yang membimbing kita dengan nilai-nilai moral yang kuat dan membentengi kita dari pengaruh buruk dunia modern. Ungkapkanlah rasa terima kasih tersebut dengan selalu menjaga adab kepada mereka, mematuhi nasihat-nasihat, dan membantu mereka semampunya.

Wallāhu a‘lam biṣ-ṣawāb.

Oleh: Aza Kahfi Najiy

Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya
Kiriman Sebelumnya

Ikuti KweeksNews!

110FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -