Yogyakarta, Lembaga Pers Mu’allimin — Riuh rendah sorakan membahana di lapangan tengah Madrasah Mu’allimin Selasa sore (30/01/2024). Santri kelas 2, 4, 5, dan 6 berkumpul menjadi satu menyaksikan Match Day All Star SKM 99.
Pertandingan ini mempertemukan antara kakak dan adik Fortasi tahun 2018 dan 2022 melawan Fortasi 2019 dan 2023. Walaupun berjarak empat tahun, kekompakan tim tak perlu diragukan lagi. Tak urung, dalam ajang unjuk gigi dan gengsi, tensi panas persaingan antar angkatan tersaji dalam laga ini.
Sejak peluit kick-off dibunyikan, para pemain saling menyerang dan nyanyian mulai menggema di lapangan. Tim Hijau (Fortasi 2018 dan 2022) yang terdiri dari pemain yang lincah berinisiatif memulai serangan. Namun kokohnya lini pertahanan Tim Biru (Fortasi 2019 dan 2023) membuat mereka kesulitan menembus gawang.
Tengah terjadi kebuntuan, tiba-tiba skor berubah menjadi 1-0 di akhir babak pertama. Tim Biru sempat membuat sedikit kesalahan di lini belakang, dengan sigap, striker Tim Hijau menceploskan bola melalui kolong penjaga gawang. Sontak, penonton riuh bersorak ramai.
Tertinggal satu gol, Tim Biru mengatur strategi dengan mengganti pemain mereka. Gelombang serangan perlahan diluncurkan. Namun, kokohnya pertahanan Tim Hijau membuat mereka sedikit kewalahan.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 1-0 untuk keunggulan Tim Hijau tetap bertahan. Kemenangan ini membuat mereke keluar sebagai juara Match All Star SKM 99.
“Di waktu awal masih santai mainnya. Tapi, waktu suporter mulai menyanyikan lagu dan ramai, pertandingan jadi naik tensinya,” ujar Wildan, pemain Tim Biru seusai pertandingan.
Ia mengatakan bahwa timnya bermain secara fair, tetapi tim lawan bermain keras, sehingga Tim Biru merasa terpancing. “Ada satu momen dimana pemain kelas 6 memaksa menendang bola yang sudah ditangkap kiper dan wasit meniup peluit gol. Akhirnya banyak yang protes dengan mendorong wasit, pemain, bahkan suporter. Untungnya hal itu bisa diatasi,” ungkap Wildan.
Oleh: Danu Rahman Wibowo. Editor: Haidar Ahmad Zabran A.
