30.1 C
Yogyakarta
Kamis, 26 Juni 2025
BerandaArtikelRagam Cara Menyikapi Hari Valentine

Ragam Cara Menyikapi Hari Valentine

Pada tanggal 14 Februari dirayakan sebagai Hari Kasih Sayang atau lebih dikenal dengan Hari Valentine. Biasanya pada hari ini sepasang kekasih berkencan dan saling berbagi hadiah. Umumnya mereka bertukar coklat dan surat cinta.

Seiring berkembangnya zaman, perayaan Hari Valentine menjadi semakin beragam. Sekalipun Hari Valentine lahir dari daratan Roma, tetapi di setiap negara memiliki cara mereka sendiri untuk menyikapi hari kasih sayang.  Di antaranya adalah:

Amerika

Di Negeri Paman Sam kebanyakan masyarakatnya lebih memilih untuk saling memberi kartu ucapan. Kartu ucapan ini bertuliskan tentang perasaan seseorang untuk orang yang dikirimkan. Walaupun kemajuan teknologi di Amerika sudah sangat pesat, tetapi masyarakatnya lebih suka menggunakan cara lama untuk mengungkapkan rasa. Tercatat banyak sekali kartu ucapan yang dikirimkan setiap tahunnya di Hari Valentine.

Jepang

Perayaan Hari Valentine di Jepang lahir dari buah komersialisasi besar-besaran mengenai hari di mana seorang wanita memberikan coklat kepada seorang yang dicintainya. Perayaan seperti ini tidak lagi dilakukan sebagai sesuatu yang sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi pekerja kantoran.

Kadang kala untuk memberikan coklat menghabiskan dana yang tidak sedikit. Pemberian coklat di Jepang dinamai giri-choko. Giri berarti kewajiban, dan choko berarti coklat, atau kewajiban memberi coklat.

Taiwan

Di Taiwan ada bermacam perayaan untuk Hari Kasih Sayang. Ada setidaknya 3 hari untuk merayakannya. Pertama Hari Valentine 14 Februari, Hari Putih pada 14 Maret, dan Hari Raya Anak Perempuan yang diadakan pada  setiap hari ketujuh di bulan tujuh dalam penanggalan Tionghoa.

Pada perayaan Hari Valentine, para pria berkewajiban untuk memberikan hadiah coklat kepada orang yang dicintainya, dan pada Hari Putih, para wanita balas memberikan coklat kepada orang yang dicintainya.


Tapi tidak semua negara merayakan Hari Kasih Sayang sebagai sebuah hari yang sakral. Justru beberapa negara ada yang menolak bahkan menentang keras adanya perayaan di hari itu.

Seperti yang terjadi di Malaysia, aparatur negara melakukan penangkapan kepada muda-mudi muslim yang tertangkap merayakan Hari Valentine. Pada tahun 2011 setidaknya ada ratusan pasangan yang terjerat operasi ini.

Upaya penangkapan ini diperintah langsung oleh perdana menteri Malaysia, Datuk Seri Muhyiddin Yassin dengan alasan perayaan ini mengandung unsur-unsur kristenisasi dan tidak sesuai dengan umat muslim yang ada di sana.

Begitu pun yang terjadi di dataran Arab seperti Arab Saudi dan Pakistan. Pelarangan yang ada di daerah sana jauh lebih ekstrem. Penjualan segala hal yang berbau Valentine dilarang beredar terutama pada tanggal menjelang 14 Februari.

Sekalipun sudah ada pelarangan besar-besaran, jumlah perayaan di sana masih cenderung sangat banyak. Perayaan secara diam-diam tentunya.

Di Indonesia sendiri tidak ada pelarangan ataupun keharusan untuk merayakan. Tetapi tetap saja ada beberapa kalangan orang yang menentang perayaan ini.

Sebagai seorang muslim sendiri, merayakan Hari Valentine sangat tidak dianjurkan karena bertentangan dengan ajaran agama yang melarang seseorang untuk saling berkencan jika belum dalam status yang sah. Ditakutkan seorang yang berkencan akan melakukan hal-hal yang tidak senonoh.

Terlepas dari sentimen agama, perayaan Hari Kasih Sayang tidak harus terpaku pada tanggal 14 Februari, karena setiap hari adalah hari untuk menyebarkan kasih sayang di muka bumi. Kasih sayang tidak melulu tentang kencan karena makna kasih sayang sendiri masih sangat luas. Memberi dan menyayangi sesama makhluk adalah bentuk kasih sayang.

Oleh: Nafis Anshari
Editor: Siriel Wafa Nuriel Fahri
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

105FansSuka
1,153PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -