Yogyakarta – Kamis (05/10/23). Spanduk-spanduk sudah menghiasi jalanan kota Jogja, masyarakat juga sudah mengadakan berbagai deretan acara dalam menyambut HUT ke-267 Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan masih dari
rangkaian deretan acara sebelum acara puncak pada hari Sabtu, 7 Oktober yang akan digelarkan acara Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) di tugu Jogja.
HUT Yogyakarta kali ini mengangkat slogan “Tatag, Teteg, Tutug” yang artinya tegas, kukuh, dan tuntas. Slogan tersebut bermakna pribadi yang selalu kuat dan tegas serta selalu bertanggung jawab yang diharapkan dapat membuat Jogja menjadi pribadi yang tegas,
kukuh, dan tuntas.
Tak kalah meriah dari kegiatan-kegiatan lainnya, sekolah se-Kemantren Wirobrajan menyelenggarakan kirab/karnaval bersama mulai dari tingkat TK, SD, SMP/MTs, dan SMA/MA dengan rute Jl. KH.Ahmad Dahlan, Jl. Pierre Tendean, Jl. S.Parman, Jl. KH. Wahid Hasyim, dan berakhir di parkiran Ngabean.
Madrasah Mu’allimin juga berpartisipasi dengan mengirimkan pasukan yang terdiri dari para santri danguru karyawan. Para santri hadir dengan dress code dan penampilan-penampilan yang tentunya spektakuler: mulai dari pakaian adat, batik, seragam, gamis, futsal, pakaian organtri serta marching band, hadroh Muin, Tonti, kelompok seni Tapak Suci serta, 2 gladiator.
Ustaz H. Aly Aulia, Lc., M.Hum., selaku Direktur membuka acara dengan pidato singkat dan memukul bass drum. Dalam pidatonya ia menyampaikan, “Semoga dengan adanya acara ini akan meningkatkan spirit atau semangat membangun dan memelihara kota Jogja, agama, dan bangsa.”
Karnaval ramai dengan musik-musik yang menggugah semangat para peserta karnaval dan warga yang menonton. Para warga berbondong-bondong memenuhi trotoar untuk melihat berbagai macam penampilan yang disuguhkan, bahkan banyak pengendara yang menepi untuk sekedar mengabadikan momen yang terjadi setahun sekali ini yang berjalan sukses dan meriah.
Semarak karnaval HUT ke-267 Daerah Istimewa Yogyakarta membuktikan bagaimana seharusnya kita melestarikan serta menghargai budaya yang diajarkan kepada para peserta
didik. Acara ini juga merupakan penerapan Profil Pelajar Pancasila yakni dalam dimensi kebhinekaan global dan kreatif, dengan tujuan menumbuhkan sikap menghormati dan menghargai keberagaman serta mengajarkan para siswa-siswi untuk berfikir kreatif. Selamat bertambah usia Yogyakartaku.
Oleh: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin Editor: Danu Rahman Wibowo