27.2 C
Yogyakarta
Jumat, 29 Maret 2024
BerandaArtikelMubaligh Hijrah di Tengah Tanah Formosa

Mubaligh Hijrah di Tengah Tanah Formosa

Menjadi sebuah ajang yang sudah ditunggu oleh para santri Mu’allimin, menyebabkan event tahunan ini sangat dipersiapkan betul oleh Madrasah hingga santri itu sendiri.

Apa kegiatan itu?

Kegiatan ini bernama Mubaligh Hijrah. Jika kita melihat arti dari masing-masing kata, mubaligh sendiri asal katanya adalah بلغ. Yang menurut para ulama, kata tersebut memiliki arti ‘sampainya sesuatu ke sesuatu yang lain’. Dan secara istilah berarti orang yang menyampaikan ajaran agama islam baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan Hijrah sendiri memiliki arti berpindah. Mengutip dari detikedu, pengertian hijrah secara terminologis ialah bermakna meninggalkan sesuatu atas dasar untuk melakukan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Dan jika kedua kata tersebut digabung maka memiliki arti orang yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang berbeda untuk menyampaikan ajaran agama islam atas dasar keikhlasan dan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Madrasah Muallimin sendiri memiliki beberapa program yang diterapkan untuk mubaligh hijrah ini. Yaitu Mubaligh Hijrah Organisasi Daerah (OrDa), Mubaligh Hijrah Nasional, dan Mubaligh Hijrah Internasional. Semua program ini memiliki tantangannya tersendiri. Tetapi bagaimana jika kita mengulik sedikit tentang mubaligh hijrah internasional. Di mana kita mengetahui bahwa agama islam di Indonesia menjadi agama mayoritas yang dipeluk di Indonesia. Taiwan, negara yang dijuluki “Negeri Formosa dan Naga Kecil Asia”. Dengan penduduk yang berjumlah 23,57 juta jiwa pada tahun 2020, hanya 0,3% saja penduduk yang memeluk agama islam. Kondisi ini menjadikan masyarakat islam Taiwan adalah minoritas.

Kemudian bagaimana dengan perjalanan para mubaligh yang memiliki kesempatan untuk berdakwah di Taiwan?

Madrasah Mua’llimin sendiri mengirimkan mubaligh dengan jumlah 10 orang yang didampingi oleh satu pendamping. Profil dari para mubaligh adalah Ridwan Gilang Ramadhan (16), M. Naufal Azzam (16), Mohammad Faatih Fadhlurrohman (16), Muhammad Naufal El Baradei (16), Muhammad Farih Hidayat (17), Muhammad Hanif Ibrahim (15), Ahmad Ghifari (17), Roghib Vika Elkavi (17), Muhammad Naufal Saifullah (17), dan Mohammad Wildan Rachman (17). Dan Profil dari pendamping ialah Ustadz Aulia Abdan Idza Shalla (30).

Di Taiwan sendiri, rombongan dari Mu’allimin disambut baik oleh PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) Taiwan. Di mana pada saat itu Pak Muhammad Muslih selaku ketua umum periode 2021-2023 menjadi pemandu sekaligus tuan rumah untuk para rombongan dari Mu’allimin. Para mubaligh sendiri dibagi menjadi 3 kelompok besar, yang di mana pembagian tersebut meliputi Taipei, Taichung, dan Zhongli..

Setelah dilihat, setiap tempat memiliki keunikannya masing masing. Di Taipei sendiri para mubaligh bertugas di salah satu masjid yang ada di Taipei, masjid tersebut bernama Taipei Cultural Mosque atau teman-teman kita yang berasal dari Indonesia sering menyebutnya dengan “Masjid kecil”. Di sana para Mubaligh ditugaskan untuk menjadi imam Tarawih dan menjadi imam untuk sholat fardhu. Menurut penuturan dari salah satu mubaligh yang ditugaskan di Taipei, berada di masjid kecil memiliki tantangannya tersendiri. Jika kita di Indonesia menjadi hal yang biasa jika terjadi perbedaan, dan jarang ada kelompok atau individu yang mengkritik jika terjadi perbedaan. Tetapi menurut dia, di Masjid Kecil ini, memang mereka sangat terbuka akan semua golongan muslim yang ada di Taiwan, tidak adanya diskriminasi tentang ras, negara, maupun budaya. Dan Pak Musa sendiri selaku pemilik dari Masjid Kecil ini atau yang biasa kita kenal dengan sebutan “takmir” tidak pernah melarang, justru sangat gembira hadirnya para mubaligh ketika bulan Ramadhan ini. Masalah tidak datang dari para pengurus masjid kecil ini, tetapi dari salah satu kelompok yang menjadi jamaah di Masjid Kecil. Pada saat pertama ditugaskan untuk menjadi imam Tarawih, para jamaah lain tidak ada yang keberatan. Tetapi ada beberapa orang yang berasal dari Pakistan tidak terlalu setuju dengan para mubaligh menjadi imam, dan mereka ini memang belum terbiasa dengan adanya perbedaan dalam melaksanakan ibadah di dalam ajaran agama Islam, yang menyebabkan mereka selalu bertanya mengapa para mubaligh “melakukan hal seperti ini?”, “mengapa tidak ada hal ini?”. Alhamdulillah, para mubaligh memiliki pendamping yang sangat ahli dalam menjawab keresahan para jamaah yang bingung akan perbedaan yang para mubaligh bawa.

Selain bertugas di Masjid Kecil, para mubaligh yang berada di Taipei juga bertugas di salah satu sekolah islam yang ada di Taiwan, yaitu Al-Hadi Taiwan Islamic Education & Culture Center. Jika di Indonesia kita sudah terbiasa melihat Tempat pengajaran Al-Qur’an (TPA) tapi, bagaimana dengan sebuah sekolah islam di tengah tengah minoritasnya islam?

Al-Hadi sendiri adalah sebuah sekolah untuk anak yang berusia 2-7 tahun, yang di mana sekolah ini mengajari para muridnya untuk tidak berhenti akan kekreatifan yang mereka punya, tetapi tidak melanggar syariat islam. Pemilik dari Al-hadi sendiri adalah sepasang suami istri. Yaitu Pak Abdul Aziz dan Ibu Fatimah. Dan dari Pak Abdul Aziz sendiri menututurkan “di sini Taiwan ini memang para orang tua tidak pernah melarang anaknya untuk mengambil keputusan apapun untuk hidupnya, itu sungguh sangat bagus. Tetapi jika seperti itu maka anak anak tidak punya pedoman bagaimana menentukan yang baik dan yang buruk. Maka saya di sini ingin menghadirkan lingkungan seperti itu, tetapi dengan nuansa islam yang sangat mengajari para pemeluknya tentang tata krama dan sopan santun.” Selain menjadi asisten, para mubaligh juga menjadi teman bermain untuk para murid di Al-Hadi. Keseruan dan pengalaman yang para mubaligh dapatkan sangatlah membekas di hati mereka.

Akankah keseruan ini berlanjut??

Oleh: Mohammad Faatih Fadhlurrohman
Editor: Danu Rahman Wibowo
Disclaimer: Konten adalah hak cipta dan tanggung jawab masing-masing pembuat, kecuali dinyatakan sebaliknya. Selengkapnya

Ikuti KweeksNews!

104FansSuka
1,057PengikutIkuti
41PengikutIkuti

Kiriman Terbaru

- Iklan -