Yogyakarta, Lembaga Pers Muallimin – Program English Dormitory Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta telah melaksankan acara perdananya di tahun 2024 pada Kamis (25/01/2024). Acara yang diselenggarakan oleh program English Dorm ini mengundang pembicara dari mahasiswa internasional dari Yaman yang sedang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Pada pembicaraannya beliau menceritakan tentang berbagai hal, mulai dari pengalamannya mengunjungi Indonesia hingga tips belajar dan bertahan dari kerasnya hidup sebagai perantau. Beliau datang untuk memotivasi santri agar lebih semangat dalam belajar, utamanya belajar bahasa dan mencari wawasan baru. Beliau sangat yakin bahwa bahasa dapat mengubah cara pandang seseorang daripada dunia.
Beliau adalah Ali Maktari. Ia adalah seorang mahasiswa Chemical Engineering UMS yang juga pernah magang di Perusahaan Pertamina. Ia juga menjadi lulusan S2 Universitas Diponegoro, Semarang. Saat berada di Yaman, beliau bekerja menjadi sales baju di salah satu pasar di sana. Beliau tertarik dengan orang Indonesia yang saat itu berbicara dengan Bahasa Indonesia di sana. Pada saat itulah beliau mulai tertarik dengan Bahasa Indonesia.
Perjalanannya dimulai dengan ia mencari beasiswa S1 di 5 universitas dan salah satu pilihannya adalah Universitas Ahmad Dahlan dan ternyata ia diterima di universitas tersebut dengan jurusan Teknik Kimia. Datang ke Indonesia dengan tidak ada keluarga atau teman yang menemani tidak menjadikan semangat belajarnya turun, justru menjadikan itu sebagai motivasi untuknya berkembang. Ia mulai beradaptasi dengan warga dan lingkungan sekitarnya. Mencoba berbaur dengan warga lewat cara makan di angkringan kecil di sekitar kampus.
Saat ia telah menyelesaikan S1-nya, ia mencoba mendaftar S2 di Universitas Diponegoro Semarang dengan jurusan yang sama yaitu Teknik kimia. Menyelesaikan masa kuliahnya di UNDIP selama empat tahun, ia ingin lagi mendaftar beasiswa S2 lagi di universitas lain. Pilihan universitasnya yaitu Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang dekat dengan tempat tinggalnya di Yogyakarta. Ternyata beliau ini adalah salah satu orang yang jauh cinta dengan Kota Yogyakarta. Sebab Kota Yogyakarta adalah kota dengan warga yang ramah dan nyaman untuk ditinggali.
Walaupun di daerah asalnya, Yaman, sedang berkonflik, tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar. Meninggalkan keluarganya untuk menimba ilmu di negeri orang lain, bukanlah hal yang mudah untuk diputuskan, ditambah meninggalkan keluarganya di negara yang sedang tidak aman untuk ditinggali.
Ia menyampaikan pesan kepada santri di Mu’allimin untuk tetap semangat belajar. “Iman, adalah sesuatu yang membuat saya bersemangat sepanjang waktu. Apabila sesuatu yang baik terjadi, Alhamdulillah. Jika sesuatau yang buruk terjadi, kembalilah pada Allah. Jangan pernah suudzan kepada Allah. Selalu lakukan sesuatu dengan huusnudzan.” (Terjemahan.) .
Pada saat ia menyampaikan tentang belajar menurut perspektifnya, ia menyampaikan hal yang berbeda namun tetap merepresentasikan makna kata belajar.
“Fokuslah pada tujuanmu, bermimpi, dan jadilah fleksibel, serta konsisten.” Sekiranya itulah yang beliau sampaikan tentang makna kata belajar. Walaupun ia berkuliah sebagai mahasiswa Teknik Kimia, ia tetap senang belajar bahasa. Beliau mampu menguasai tiga bahasa yaitu Arab, Inggris, dan Indonesia.Selain karena ia suka belajar bahasa , ia juga menyadari bahwa belajar bahasa dapat merubah pandangan kita terhadap dunia. Sebab dengan belajar banyak bahasa kita dapat berinteraksi dengan orang lain dan menambah wawasan kita sebagai pembelajar.
Oleh : Dyaksa Abiyyu Kamil Editor : Bianveneida Madiva Khanza