Yogyakarta, Lembaga Pers Mu’allimin –Dari arah Jln. Suroto menuju perempatan terdengar deruan mesin mengaum lantang-sumbang, sesekali bunyi klakson saling sahut-menyahut walau masih merah menyala lampunya, syahdu sapuan angin sebelum asar, pandangan orang-orang yang menunggu lampu berubah hijau tertuju pada gedung putih megah tempat tujuan banyak orang untuk membeli buku di samping jalan ini, sesaat bus kami pun merotasikan rodanya kemudian melaju ke arah kiri menuju sebuah kantor surat kabar harian yang segrup dengan toko buku tepat di sampingnya, yakni Tribun Jogja.
Kantor ini sangatlah beken di Yogyakarta dengan racikan-racikan produk surat kabarnya baik secara online maupun offline beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No. 52 Yogyakarta.
Kamis sore (01/02/2024) ini merupakan kali kedua kami mengadakan acara Kunjungan Pers, setelah sebelumnya juga ke tempat yang sama.
Lalu, bus kami berhenti, pintu dibuka, dan kami melangkahkan kaki di area parkiran, sambutan hangat Bu Maria menyapa kami mempersilakan masuk ke dalam kantor.
Hatta, perlahan kami menyusuri ruang demi ruang dari kantor ini sembari jepret sana-sini untuk dokumentasi, dari pintu melewati lorong yang terpampang jelas atasnya kutipan dari salah seorang pendiri Kompas Gramedia bernama Jakob Oetama bertuliskan, “kata kunci untuk pekerjaan jurnalistik adalah aktualitas,” menuju ke tempat yang diarahkan Bu Maria.
Beberapa waktu kemudian, setelah menunggu kami disambut kembali oleh pembicara yang sama dengan tahun lalu yakni Pak Hari yang menjadi salah seorang staf di bidang editor.
Materi berjalan asyik apalagi ini perbincangan tatap muka kedua beberapa dari kami dengan beliau, menjadikan ruangan ini layaknya wajan penuh pembahasan berdaging yang terus dimasak dengan bumbu-bumbu khas disini.
”Setidaknya di kunjungan kali ini, kami bisa mendapatkan bagaimana cara mengelola berita yang baik,” balas Shihab, ketua panitia acara ini, menjawab pertanyaan pembuka dari Pak Hari. Pembicaraan dua arah ini mengeksplorasi mengenai bahan-bahan dan bumbu-bumbu tersedia dalam kantor ini biasanya digunakan untuk menyajikan produk-produk mereka, entah itu dari hidangan utamanya yaitu jurnalistik itu sendiri, seperti struktur kepenulisan.
Ataupun, dari segi pemasaran, seperti pentingnya untuk menjadi viral terutama di masa kini yang mana kegiatan orang-orang sekarang lebih banyak berkutat di gawai dan kawan-kawannya.
“Untuk membuat berita menjadi menarik pembaca itu memang enggak mudah kuncinya satu sih sekarang viral,” ucap Pak Hari.
Setelah lama berbincang dan diskusi ngalor-ngidul, kami diajak Pak Hari menjelajah kantor ini dari kepala; pundak; lutut; kaki.
Mulai dari ruangan tengah; hingga ke ruangan yang isinya kebanyakan mbak-mbak; terus lanjut ke area luar yang biasanya digunakan untuk bersantai, yang ternyata disana kami bertemu dengan seorang Calon DPD RI Dapil DIY Ahmad Syauqi Soeratno yang sempat disinggung ketika materinya Pak Hari bahwa Pak Syauqi akan datang kesini untuk melakukan podcast, juga kami sempatkan berfoto sebentar; lanjut ke ruangan redaksi yang kayaknya ruang kerja paling luas di kantor ini; hingga akhirnya balik lagi ke tempat semula dan mengaso.
Seusai itu, Pak Hari pun melakukan penutupan sesi materi, dilanjutkan sesi foto bersama dan penyerahan hadiah sebagai kenang-kenangan untuk Tribun Jogja.
Oleh : M. El Fateeh Nursyams Editor : Bianveneida Madiva Khanza