Menimbang akan minimnya minat serta rasa ketertarikan / curiousity santri terhadap hal-hal berbau saintifik, Muallimin Scientific Community (MSC) dengan tangan-tangan magisnya, memutuskan untuk melahirkan suatu kompetisi internal, yang sanggup mengcover serta menghidangakan solusi demi membangkitkan kembali passion santri terhadap kegiatan-kegiatan bertajuk keilmiahan. Salah satu yang berhasil mereka realisasikan ialah, kompetisi terkait Roket Air.
Bagi sebagian santri, tentunya roket air bukanlah suatu hal yang mewah, dan mustahil mampu menarik audiens besar, terlebih bila harus dibanding-bandingkan dengan sederet kegiatan perkaderan milik madrasah. Tapi jujur, penulis mungkin akan menyuguhkan jawaban yang berbeda dari apa yang sudah menjadi praduga para pembaca. Acara itu berlangsung lancar, tidak-tidak, boleh dibilang bahkan sukses besar! Siapa sangka, perlombaan yang hanya menandingkan 4 tim secara bergantian tersebut, bahkan sampai mampu mendorong bejibun banyaknya anak-anak Tsanawiyah supaya turut berbaris rapi dan memenuhi garis tepian jalur perlombaan! What an amazing view! Nampaknya keputusan untuk menyandingkan acara ini agar bersamaan dengan event Semarak Milad Muallimin (SMM) adalah keputusan yang tepat, buktinya kami berhasil mendapatkan atensi hangat dari sorak-sorai penonton yang memadati perlombaan kami.
Setiap kegiatan, alangkah baiknya bila dimulai dengan menghadirkan unsur illahiyat didalamnya. Petuah ini benar-benar kami patuhi dengan menggelar doa bersama tepat sebelum perhelatan acara dibuka. Seusai doa kami haturkan, giliran penilaian akan design roket kami laksanakan. Penilaian akan design roket sangatlah membantu Msc, dalam menjadi supporting materials untuk menolak ukur, seberapa besar niat serta usaha peserta dalam mengikuti ajang ini. Maka dari itu urgensi akan penilaian design roket menjadi begitu sentral dalam menentukan siapakah yang berhak menyabet title juara dari perlombaan ini. Seusai Laucher roket kami setting bersamaan dengan pompanya, saatnya peserta kini naik panggung dan mempertontonkan kebolehannya dalam mengusung dan mengatur sedemikian rupa supaya roket dapat meluncur jauh meninggalkan lawan-lawannya. Beragam hal-hal memorable sering manyapa kami saat itu, dimulai dari tim yang begitu solid serta telaten menyumbangkan sumbangsih personalnya demi kerja sama tim, lalu tim yang tanpa kami sangka malah berujung saling cek-cok dan salah-menyalahkan temannya karena dirasa menjadi aktor utama dari gagalnya peluncuran roket mereka, hingga momen dimana salah dari satu kontestan kami sanggup menerbangkan roket miliknya sangat jauh, lebih jauh dari ekspektasi kami selaku panitia. Singkat cerita, kontestan tersebutlah yang kami hadiahi gelar, sang penyabet title juara roket air.
Salah besar bila anda mengira kisah ini harus kami akhiri disini. Masih ingat akan betapa tingginya atensi penonton yang mengerubungi lokasi perlombaan? Yup benar sekali, mereka pun kami berikan kesempatan pula untuk memainkan properti roket air! Tentunya dengan diawasi penuh oleh campur tangan panitia. Tak hanya mendapat senangnya karena mereka akhirnya diperbolehkan menjajal roket air, tetapi mereka pun kami edukasi dan sosialisasikan terkait ihwal mengapa roket tersebut mampu melesat begitu tinggi? Mengapa badan roket harus dipasangi sayap? Mengapa ujung roket yang sudah rusak dan berlobang masih sanggup untuk diajak berlomba kembali? Satu-satu pertanyaan yang datang pada kami itu kami layani, dan kami berikan jawabannya semampu kami. Penulis benar-benar tak menyangka, sepertinya kegiatan yang mampu memberikan arti begitu dalam di hati penulis tidaklah harus dengan kegiatan yang memiliki kemewahan dan kemegahan didalamnya, rupanya hanya sebuah perlombaan kecil seperti ini saja, banyak momen-momen berharga dan tak terlupakan yang tersenyum indah dari kejauhan. Akhir kata, penulis ingin berterima kasih sebanyak dan sebesar-besarnya pada Allah SWT, atas segala keridhaan sehingga organisasi kecil macam MSC ini, mampu menciptakan kompetisi indah seperti ini.
Alhamdulillah.
Oleh: M. Rosyid Wahyudin Editor: Izzuddin Al-Qassam A
