Yogyakarta – Jum’at (29/9/2023) adalah hari yang benar-benar panas sejak di pagi harinya. Matahari menyorot kami ketika sedang berkeliling di kompleks bengkel kereta api Balai Yasa Pengok, Yogyakarta. Menyambut hari Kereta Api Nasional yang bertepatan pada tanggal 29 September 2023, Balai Yasa Pengok ingin mengajak warga Yogyakarta dan sekitarnya untuk bisa ikut merayakan hari spesial bagi perkeretaapian Indonesia itu bersama mereka.
Pengunjung yang hadir dipersilahkan untuk berjalan-jalan dan melihat area bengkel kereta api yang sudah ada sejak jaman belanda itu. Banyaknya pohon rindang dan bangunan-bangunan tua yang masih dipertahankan sejak zaman penjajahan itu menambah kesan nostalgia sekaligus angker bagi para pengunjung yang berkeliling Balai Yasa Pengok. Di sekitar gedung bengkel pengunjung dapat melihat bangkai-bangkai lokomotif yang berasal dari tahun 70-an bahkan tahun 50-an yang jenisnya sudah tidak digunakan untuk menarik rangkaian kereta api lagi dimasa kini. Para pengunjung juga dipersilahkan untuk mengikuti Wahana Workshop Tour untuk melihat area kerja yang ada di dalam bengkel. Peserta tur ini cukup terbatas dikarenakan area tur yang harus selalu steril dan siapa pun yang masuk diharuskan memakai APD lengkap yang terbatas sesuai prosedur.
Selain tur di dalam bengkel pengunjung juga difasilitasi dengan beberapa rangkaian kereta api yang dapat dinaiki. Salah satunya ada “RailClinic” dimana pengunjung bisa melakukan pengecekan kesehatan secara gratis tanpa pungutan biaya apapun.
Selain itu ada wahana KRDI yang merupakan kepanjangan dari Kereta Rel Diesel Indonesia, adalah rangkaian kereta api buatan Indonesia yang jadi salah satu wahana pilihan di Jogja Spoor Festival ini. Rangkaian kereta ini dikhususkan untuk mengangkut pengunjung untuk berkeliling jalur rel di kompleks Balai Yasa Pengok ini. Kereta akan memulai perjalanan di depan pintu masuk bengkel dan berakhir di tempat yang sama. Banyak pengunjung merasa senang dengan hal ini karena mereka bisa menjajal perjalanan dengan rangkaian KRDI dan mendapat layanan kesehatan dengan percuma di waktu yang sama.
Di gedung kantor Balai Yasa Pengok yang berasal dari zaman Belanda dengan desain bangunan kuno yang unik dan khas pengunjung disuguhkan foto-foto terkait sejarah perkeretaapian Indonesia sekaligus foto-foto Balai Yasa Pengok dan sumbangsihnya bagi perkeretaapian Indonesia sejak awal berdirinya hingga sekarang.
Di sudut Balai Yasa yang lain tepatnya di bangunan gudang yang besar dan luas dialihfungsikan sebagai wahana bermain anak yang lengkap dengan berbagai macam wahananya, ini membuat para orangtua yang datang dengan anaknya tidak perlu merasa khawatir bila anak mulai rewel. Di gedung yang sama ada stand-stand yang memamerkan dan menjual produk yang berhubungan dengan kereta api mulai dari miniatur lokomotif, kaos, topi, bahkan duplikat alat-alat perkeretaapian yang dibuat dengan teknologi cetak 3D yang menjadikannya sangat mirip dengan aslinya.
Sebagai upaya untuk dapat memberdayakan UMKM, Balai Yasa Pengok juga memfasilitasi bagi masyarakat luas yang ingin membuka lapak di dalam acara Jogja Spoor Festival ini. Sejak datang melewati halaman depan Balai Yasa kalian akan menemui jajaran lapak-lapak yang tertata rapi menjajakan berbagai macam barang dan makanan.
Pengunjung yang datang di acara ini tidak dipungut biaya apapun. Saya sendiri hanya perlu mengeluarkan uang 2000 rupiah untuk biaya parkir yang dijaga langsung oleh warga dan keamanan. Wahana-wahana yang ada disini pun semuanya gratis, sangat cocok nih buat yang belum gajian tapi pengen refreshing di akhir bulan. Pengunjung yang ingin mampir kesini diharuskan untuk registrasi di google form yang tersedia di media sosial Balai Yasa Pengok. Sebaiknya registrasi terlebih dahulu sebelum datang ke sini karena beberapa wahana dibatasi dengan jumlah kuota tertentu saja dan harus mendaftar jauh-,jauh hari dan tidak bisa asal ikut begitu saja. Banyak wahana yang kuota masuknya sudah habis bahkan sejak h-4 acara.
Open house Balai Yasa Pengok ini termasuk jarang loh, karena hanya dilakukan setahun sekali saja. Jadi, bagi yang belum bisa ikutan pasti nyesel deh.
Oleh: Rinoya Amanullah Editor: Danu Rahman Wibowo
