Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta — Hadirnya peserta di sini menandakan kesiapan mereka menjalani 3 hari Pelatihan Kader Teladan Taruna Melati Satu yang diadakan oleh PCIPM (Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah) Kemantren Ngampilan.
Pelatihan ini diadakan di SMP Muhammadiyah 1 Ngampilan. Berlokasi di kawasan Ngampilan atau kawasan para Abdi Dalem/Ampilan (penyimpan barang-barang Keraton). Sama halnya dengan Abdi Dalem yang berjanji dan berpegang teguh kepada Keraton, peserta PKTTM 1 juga berjanji dan berpegang teguh menyelesaikan tugas mereka hingga tuntas agar dapat menyandang gelar Purna Taruna Melati Satu. Peserta yang mengikuti PKTTM 1 hadir dari berbagai sekolah, diantaranya; Mu’allimat, MUHI, MUNEM, MUMA, dan MAN 1 Sleman.
Di hari pertama acara dimulai bakda Asar. Ketua Pelatihan Kader Teladan Taruna Melati Satu Kak Virgo Hazel Firdaus menyampaikan amanatnya bagi para peserta tentang urgensi mereka mengikuti pelatihan ini.
“Tingkatkan Spirit Inisiatif, Wujudkan Pelajar Berprogresif” ujarnya dalam sambutan.
Era dinamis saat ini secara tidak sadar membangun mental para pelajar menjadi kurang peka dengan keadaan sekitar. Kata “Lelet” dan “Malas” cocok diberikan. Oleh sebab itu diadakannya Pelatihan Kader Teladan Taruna Melati Satu Oleh PCIPM Ngampilan merupakan langkah awal perubahan.
Proses Tempa
Masih di hari pertama para peserta mendapatkan materi pertama mereka. Materi “Ke-Islaman” dibawakan oleh Ust Misbachul Munir. Pendiri PCIM Muhammadiyah di Mesir. Menjadi daya tarik sendiri pasalnya Beliau membawakan materi berat “Thaharah” dengan pembawaan yang ringan alias kocak.
Di hari kedua peserta mendapatkan empat materi sekaligus. Materi Kedua “Ke-Muhammadiyahan” Oleh Ipmawan Atho’ Azizi. Ilmu baru yang jarang didapat, peserta diajak berpikir mengenai matan kepribadian Muhammadiyah.
Dilanjut Materi Ketiga “Ke-IPMan” oleh Kak Bulan Seva IPM. kak Bulan yang periang dan bersemangat menjadikan kondisi peserta yang hendak tumbang kembali tak diberi kesempatan berleha dan terus bersemangat di separuh perjalanan.
Materi keempat “Ke-Pemimpinan” diisi oleh Muhammad Fadhil. Tak kalah menarik, kak Fadhil lebih banyak sharing session berupa pengalaman dirinya memimpin diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Materi kelima menjadi materi yang menarik, pasalnya saat peserta mendaftar mengikuti kegiatan PKTTM 1 mereka diminta memilih materi pilihan yang mereka minati. “Psikologi Remaja” menjadi pilihan terbanyak untuk menjadi spesial materi. Selaku pemateri Fathia Zahira Huwaida akrab dipanggil Mbak Fada. Pembawaannya yang lucu membuat peserta sangat antusias bahkan beberapa sempat curhat tentang masalah pertemanannya.
“Wow keren wow wow keren,” kompak para peserta dan panitia memberi applause untuk Mbak Fada.
Bosenin?
Eits… Siapa bilang PKTTM 1 ngebosenin. Selama masa pelatihan para peserta juga ditemani kakak-kakak MoG yang gak kalah asik. Disela-sela materi, MoG mengadakan sesi ice breaking mulai dari yang diam ditempat, jalan-jalan, bahkan lari-lari.
Untuk menjalin chemistry antara peserta dan panitia diadakanlah Malam Keakraban, peserta dan panitia menampilkan penmapilan terbaiknya, berpuisi, menyanyi, dan drama. Senang, haru, dan sedih menjadi satu mengakhiri selesainya proses pelatihan selama 3 hari itu.
Pengukuhan
Mereka diuji satu persatu melewati beberapa pos materi. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan untuk menguji kemampuan peserta dari sebelum mereka ditempa hingga menimbang kepantasan mereka untuk dikukuhkan. Resmi sudah mereka dikukuhkan dengan berdiri ditengah pelita lilin. Satu persatu pin ipm disematkan di dada mereka selagi menyanyikan lagu “Dikala Akhir Taruna Melati.”
Kesan dan Pesan
“Nggak hanya menambah wawasan, disini juga kita bangun habituasi yang bagus,” ucap Atoy sebagai Imam of Training. Selama masa PKTTM peserta juga dibagikan jadwal imam dan azan untuk menghidupkan habituasi yang baik.
“Semangat ber-IPM dan stay tune buat acara selanjutnya😉,” pesan dari kakak-kakak MoT via What’sapp.
“Seru dan asik sih kak,” ujar Lungit salah seorang peserta.
Oleh: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin dan Aflah Naufal Nabiih.
Editor: Haidar Ahmad Zabran Aliyuddin.
