Lembaga Pers Mu’allimin, Yogyakarta– Bagai air bah, gerombolan orang-orang yang berpakaian merah dengan sabuk berwarna kuning itu memasuki ruangan di bawah aula Madrasah. Mereka adalah kader tingkat empat yang akan mengikuti ujian kenaikan tingkat terakhir untuk mereka di perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebagai siswa. Bertempat di aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, dengan dua macam ujian, yaitu ujian tertulis dan ragawi, yang dimana ujian ragawi ini setelah selesai ujian tertulis, mereka akan langsung diperbolehkan latihan untuk ujian ragawi nanti.
Sore itu, setelah pembukaan, yang diiringi sambutan dari ketua panitia acara Ridwan Gilang Ramadhan dan ketua organisasi Tapak Suci Mu’allimin unit 009, Andi Rayyan Abdul Aziz, ujian tertulis langsung diadakan di dalam aula. Dengan kondisi ruangan yang panas dan bau keringat para kader berusaha menyelesaikan ujian mereka.
Menjelang magrib mereka diperbolehkan beristirahat sambil menunggu materi. Setelah salat Isya, saat pemateri memasuki aula para kader menunjukkan wajah terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat, pemateri mereka merupakan seorang Pendekar Madya Tapak Suci bernama Haris Wijaya Kusuma. Jadi, tak heran mereka terkagum-kagum melihat orang pendekar yang memakai sabuk hitam, pemandangan yang jarang mereka lihat. Sang Pendekar pun disela-sela materi menampilkan video sejarah atlet Tapak Suci, membuat para kader betah mendengar kan materi yang disampaikan. Pesan beliau adalah sesuatu yang kita anggap mustahil; tidak akan menjadi mustahil jika kita berhasil, kuncinya adalah terus mencoba, berlatih dan apakah kita berani atau tidak. Berbeda kondisinya dengan yang mengikuti ujian ragawi, mereka diuji seberapa kuat fisik mereka dan seberapa hafal dengan jurus-jurus yang dipelajari. Ujian pun selesai, para kader pun dipersilahkan kembali pulang ke asrama masing-masing.
Oleh: M. Azka Hudiya Editor: Danu Rahman Wibowo
