Selamat Hari Pahlawan 10 November 2025!
Yah, kita tahu kan, kalau kondisi Indonesia sekarang sedang cukup buruk: pengalihan isu di mana-mana, berita-berita ganjil, dan banyak hal lainnya. Tetapi hari ini adalah tanggal 10 November, yang tidak lain dan tidak bukan adalah hari nasional bagi kita, yaitu Hari Pahlawan.
Hari ini kita mengenang keberanian mereka yang rela berkorban demi merah putih. Mereka para pahlawan yang sudah berjuang mati-matian melawan penjajahan demi kemerdekaan. Dimulai dari masa penjajahan pertama oleh Belanda hingga penjajahan Jepang yang berakhir dengan kemerdekaan kita pada tanggal 17 Agustus 1945.
Tapi miris, kan, kalau perjuangan mereka dahulu menjadi sia-sia? Kita tidak mau, bukan, di saat kita sudah merdeka ini justru tertekan oleh sistem yang aneh di negeri kita sendiri?
Hukum yang tajam ke bawah, ke kalangan masyarakat biasa—dan tumpul saat dihadapkan ke atas, kepada kalangan masyarakat atas. Kita bisa melihat keadaan Indonesia sekarang dengan jelas melalui teknologi informasi yang tersebar luas lewat media sosial, entah dari Instagram, YouTube, X (Twitter), TikTok, bahkan Facebook.
Kita melihat ketimpangan di mana-mana, kan? Mereka yang seharusnya menjadi teladan justru sering mempermainkan keadilan, sementara rakyat kecil harus menanggung beban paling berat. Namun, apakah ini berarti perjuangan para pahlawan dahulu jadi sia-sia? Tidak. Justru di sinilah ujian bagi kita, generasi penerus bangsa.
Perjuangan kita sekarang ini bukan lagi melawan penjajah bersenjata, tapi melawan kebodohan, kemunafikan, ketidakadilan, dan sikap apatis terhadap negeri sendiri. Kita memang tidak lagi mengangkat bambu runcing, tetapi kita tetap harus mengangkat suara, pena, dan aksi nyata untuk memperjuangkan kebenaran.
Memang, tidak semua dari kita punya keberanian untuk melakukannya di khalayak ramai, menjadi orang yang berani mengkritisi hal-hal yang salah sekaligus memberi solusi untuk meluruskan kesalahan itu. Tetapi di situlah fungsi media sosial, di mana kita bisa lebih bebas berekspresi dan berkomentar.
Ingatlah, jika tidak bisa bersuara di dunia nyata, maka bersuaralah di dunia maya. Karena jika bukan kita yang bertindak sebagai warga negara Indonesia itu sendiri, maka siapa lagi?
Menjadi pahlawan di masa kini tidak harus turun ke medan perang. Cukup dengan jujur di tengah korupsi, adil di tengah ketimpangan, dan berani menyuarakan kebenaran meski sendirian, itu sudah bentuk perjuangan.
Karena Indonesia tidak akan hancur oleh musuh dari luar, melainkan oleh rakyatnya sendiri yang berhenti peduli.
Jadi, di Hari Pahlawan ini, mari kita renungkan: apa yang sudah kita lakukan untuk negeri ini? Apakah kita hanya mengeluh dan menuding, atau mulai bergerak, sekecil apa pun langkahnya—di dunia maya maupun nyata?
Kemerdekaan sejati bukan hanya tentang lepas dari penjajahan, tetapi tentang bagaimana kita menjaga dan memaknai arti merdeka itu sendiri dengan hati yang berani, pikiran yang terbuka, dan tindakan yang nyata.
Mungkin sedikit saja dari aku kali ini. Terima kasih sudah membaca. Mohon undur diri. Jika ada kekurangan, kelebihan, atau salah kata, aku mohon maaf.
Selamat Hari Pahlawan 10 November 2025.
Untuk semua pahlawan yang telah gugur di masa lampau, dan untuk mereka yang masih berjuang hingga hari ini.
Oleh: Intifadha Al-Aqsha
Penyunting: Jawda Zahi A. 